Farmakologi - Hormon Dan Antagonisme Oksitosin/Uterotonika

Posted by Ngurah Jaya Antara on 0



BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Di dalam tubuh manusia banyak terdapat hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin.Hormon-hormon tersebut memiliki fungi masing-masing yang tentunya bertujuan memperlancar berlangsungnya kehidupan manusia.Salah satu hormon yang dihasilkan oleh tubuh adalah hormon oksitosin.
Hormon (dari bahasa Yunani, yang berarti “yang menggerakkan”) adalah pembawa pesan kimiawi antar sel atau antar kelompok sel. Definisi dari hormon adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin (kelenjar buntu).Semua organisme multiselular, termasuk tumbuhan, memproduksi hormon. Hormon berfungsi untuk memberikan sinyal ke sel target yang selanjutnya akan melakukan suatu tindakan atau aktivitas tertentu (Anonim, 2011).
Hormon dikeluarkan dan masuk ke aliran darah dalam konsentrasi rendah hingga menuju ke organ atau sel target.Beberapa hormon membutuhkan substansi pembawa seperti protein agar tetap berada di dalam darah. Hormon lainnya membutuhkan substansi yang disebut dengan reservoir hormon supaya kadar hormon tetap konstan dan terhindar dari reaksi penguraian kimia. Saat hormon sampai pada sel target, hormon harus dikenali oleh protein yang terdapat di sel yang disebut reseptor.Molekul khusus dalam sel yang disebut duta kedua (second messenger) membawa informasi dari hormon ke dalam sel.
Tindakan yang dilakukan karena pesan hormon sangat bervariasi, termasuk diantaranya adalah perangsangan atau penghambatan pertumbuhan serta apoptosis (kematian sel terprogram), pengaktifan atau penonaktifan sistem kekebalan, pengaturan metabolisme dan persiapan aktivitas baru (misalnya terbang, kawin, dan perawatan anak), atau fase kehidupan (misalnya pubertas dan menopause).Pada banyak kasus, satu hormon dapat mengatur produksi dan pelepasan hormon lainnya.Hormon juga mengatur siklus reproduksi pada hampir semua organisme multiselular.
Oksitosin adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitary dalam otak manusia ketika melahirkan, menyusui, melakukan hubungan seksual dan juga bekerja seperti ‘lem besi’. Telah lama diteliti dan diketahui bahwa oksitosin menyebabkan ikatan emosional, mengurangi daya pikir manusia dan penelitian baru-baru mengatakan hormon ini meningkatkan rasa percaya kepada orang lain.

1.2              Rumusan Masalah
1.2.1        Apa yang dimaksud dengan hormon?
1.2.2        Sebutkan ciri-ciri hormone?
1.2.3        Bagaimana klasifikasi hormone?
1.2.4        Sebutkan penggolongan hormone?
1.2.5        Bagaimana efek hormone terhadap tubuh manusia?
1.2.6        Apa pengertian Uerotonika/Oksitosin?
1.2.7        Sebutkan macam - macam obat  Uterotonika?

1.3              Tujuan
1.3.1        Untuk memahami definisi dari hormon.
1.3.2        Untuk mengetahui ciri-ciri hormon.
1.3.3        Untuk mengetahui klasifikasi hormon.
1.3.4        Untuk mengetahui penggolongan hormon.
1.3.5        Untuk memahami efek hormon terhadap tubuh manusia.
1.3.6        Untuk memahami definisi dari oksitosin
1.3.7        Untuk mengetahui macam-macam oksitosin

BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Pengertian Hormon
Hormon adalah pembawa pesan kimiawi antar sel atau antarkelompok sel. Hormon berfungsi untuk memberikan sinyal ke sel target yang selanjutnya akan melakukan suatu tindakan atau aktivitas tertentu. Hormon adalah zat kimiawi yang dihasilkan tubuh secara alami. Begitu dikeluakan, hormon akan dialirkan oleh darah menuju berbagai jaringan sel dan menimbulkan efek tertentu sesuai dengan fungsinya masing-masing.

2.2       Ciri - Ciri Hormon
1.         Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah sangat kecil.
2.         Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat di sel target.
3.         Memiliki pengaruh mengaktifkan enzim khusus.
4.         Memiliki pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat juga mempengaruhi beberapa sel target berlainan.

2.3       Klasifikasi Hormon
Hormon dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut komposisi kimia, sifat kelarutan, lokasi reseptor dan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di dalam sel.

Klasifikasi hormon berdasarkan senyawa kimia pembentuknya:
1.      Golongan Steroid→turunan dari kolestrerol
2.      Golongan Eikosanoid yaitu dari asam arachidonat
3.      Golongan derivat Asam Amino dengan molekul yang kecil →Thyroid,Katekolamin
4.      Golongan Polipeptida/Protein →Insulin,Glukagon,GH,TSH
Berdasarkan sifat kelarutan molekul hormone:
1.      Lipofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam lemak
2.      Hidrofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam air
Berdasarkan lokasi reseptor hormone:
1.      Hormon yang berikatan dengan hormon dengan reseptor intraseluler
2.      Hormon yang berikatan dengan reseptor permukaan sel (plasma membran)

2.4       Penggolongan Hormon
Hormon terbagi atas 6 golongan yaitu :
·         Hormon androgen dan sintetisnya /testoteron
·         Hormon estrogen dan progesteron
·         Hormon kortikosteroid
·         Hormon tropik dan sintetiknya
·         Obat anabolic
Tabel hormon dan fungsi hormon yang menghasilkan

Yang Dihasilkan
Fungsi
Aldosteron
Kelenjar Adrenal
Membantu mengatur keseimbangan garam & air dengan cara menahan garam & air serta membuang kalium
Hormon Antidiuretik
(vasopressin)
Kelenjar Hipofisa
Menyebabkan ginjal menahan air bersama dengan Aldosteron, membantu mengendalikan tekanan darah
Kortikosteroid
Kelenjar Adrenal
Memiliki efek yg luas diseluruh tubuh, terutama sebagai anti peradang
Mempertahankan kadar gula darah, tekanan darah dan kekuatan otot
Membantu mengendalikan keseimbangan garam dan air
Kortikotoprin
Kelenjar Hipofisa
Mengendalikan pembentukan & pelepasan hormon oleh korteksadrenal

Hormon
Yang menghasilkan
Fungsi
Eritropoietin
Ginjal
Merangsang pembentukan sel darah merah
Estrogen
Indung telur
Mengendalikan perkembangan ciri seksual & sistem reproduksi wanita
Glukagon
Pankreas
Meningkatkan kadar gula darah
Hormon pertumbuhan
Kelenjar hipofisa
Mengendalikan pertumbuhan & perkembangan
Meningkatkan pembentukan protein
Insulin
Pankreas
Menurunkan kadar gula darah
Mempengaruhi metabolisme glukosa, protein & lemak di seluruh tubuh
LH (luteinizing hormone) 
Kelenjar hipofisa
Mengendalikan fungsi reproduksi (pembentukan sperma & sementum, pematangan sel telur, siklus menstruasi
FSH (follicle-stimulating hormone)

Mengendalikan ciri seksual pria & wanita (penyebaran rambut, pembentukan otot, tekstur & ketebalan kulit, suara dan bahkan mungkin sifat kepribadian)
Oksitosin
Kelenjar hipofisa
Menyebabkan kontraksi otot rahim & saluran susu di payudara
Hormon paratiroid
Kelenjar paratiroid
Mengendalikan pembentukan tulang
Mengendalikan pelepasan kalsium & fosfat
Progesteron
Indung telur
Mempersiapkan lapisan rahim untuk penanaman sel telur yg telah dibuahi

Mempersiapkan kelenjar susu untuk menghasilkan susu
Polaktin
Kelenjar hipofisa
Memulai & mempertahankan pembentukan susu di kelenjar susu
Renin & angiotensin
Ginjal
Mengendalikan tekanan darah
Hormon tiroid
Kelenjar tiroid
Mengatur pertumbuhan, pematangan & kecepatan metabolisme
TSH (tyroid stimulating hormone)
Kelenjar hipofisa
Merangsang pembentukan & pelepasan hormon oleh kelenjar tiroid


2.5       Contoh Efek Hormon Pada Tubuh Manusia:
1.      Perubahan Fisik yang ditandai dengan tumbuhnya rambut di daerah tertentu dan bentuk tubuh yang khas pada pria dan wanita (payudara membesar, lekuk tubuh feminin pada wanita dan bentuk tubuh maskulin pada pria).
2.      Perubahan Psikologis: Perilaku feminin dan maskulin, sensivitas, mood/suasana hati.
3.      Perubahan Sistem Reproduksi: Pematangan organ reproduksi, produksi organ seksual (estrogen oleh ovarium dan testosteron oleh testis).
Di balik fungsinya yang mengagumkan, hormon kadang jadi biang keladi berbagai masalah.Misalnya siklus haid yang tidak teratur atau jerawat yang tumbuh membabi buta di wajah.Hormon pula yang kadang membuat kita senang atau malah sedih tanpa sebab.Yang pasti, setiap hormon memiliki fungsi yang sangat spesifik pada masing-masing sel sasarannya.Tak heran, satu macam hormon bisa memiliki aksi yang berbeda-beda sesuai sel yang menerimanya saat dialirkan oleh darah.
Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus (bagian dari otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang lain, terutama melalui kelenjar pituitari, yang juga mengontrol kelenjar-kelenjar lain. Hipotalamus akan memerintahkan kelenjar pituitari untu mensekresikan hormonnya dengan mengirim faktor regulasi ke lobus anteriornya dan mengirim impuls saraf ke posteriornya dan mengirim impuls saraf ke lobus posteriornya.
Hormon-hormon ini bisa dibuat secara sintetis.Di antaranya adalah hormon wanita yaitu estrogen dan progesteron yang dibuat dalam bentuk pil. Pil ini merupakan bentuk utama kontrasepsi yang digunakan wanita seluruh dunia untuk memudahkan mereka menentukan saat yang tepat: kapan harus mempunyai anak dan jarak usia tiap anak.
Sumber hormon alami yang praktis biasanya dari hewan ternak misalnya sapi, babi dan biri-biri.Tetapi beberapa hormon karena khasnya sehingga yang berasal dari hewan tidak berfungsi untuk manusia seperti hormon pertumbuhan, FSH dan LH (luteinizing hormone).Hormon yg berasal dari hewan dapat menimbulkan reaksi imunologis.

2.6       Analog dan Antagonis Hormon
Analog hormon adalah zat sintetis yang berkaitan dengan reseptor hormon. Analog hormon sangat mirip dengan hormon alami dan sering kali fungsi klinisnya lebih baik dari pada hormon alaminya sebab mempunyai beberapa sifat yang lebih menguntungkan.
Misalnya estradiol adalah hormon alami yang masa kerjanya sangat pendek, sedangkan etinilestradiol adalah analog hormon yang masa kerjanya lebih panjang.Juga ada beberapa obat atau zat kimia yang menghambat sintesis, sekresi maupun kerja hormon pada reseptornya disebut antagonis hormon. Indikasi utama hormon adalah untuk terapi pengganti kekurangan hormon misalnya padahipotiroid..
Walaupun hormon merupakan zat yang disintesis oleh badan dalam keadaan normal, tidak berarti hormon bebas dari efek toksis/racun.
Pemberian hormon eksogen/ dari luar yang tidak tepat dapat menyebabkan gangguan keseimbangan hormonal dengan segala akibatnya.Terapi dengan hormon yang tepat hanya mungkin dilakukan bila dipahami segala kemungkinan kaitan aksi hormon dalam tubuh penderita.
Contoh antagonis hormon pada penggunaan terapi
1.        Tiourasil digunakan pada hipertiroidisme
2.        Metirapon digunakan untuk membedakan hipofungsi korteks adrenal primer atau sekunder
3.        Dopamin : menekan sekresi hormon pertumbuhan yg berlebihan
4.        Bromokriptin : menekan sekresi prolaktin yang berlebihan
5.        Klomifen à meniadakan mekanisme umpan balik oleh estrogen sehingga sekresi gonadotropin dari hipofisis tetap tinggi.

2.7       Pengertian Uterotonika/Oksitosin
Uterotonika adalah obat yang digunakan untuk merangsang kontraksi uterus.Uterotonika juga disebut dengan oksitosika.Uterotonik banyak digunakan untuk induksi, penguatan persalinan, pencegahan serta penanganan perdarahan post partum, pengendapan perdarahan akibat abortus inkompletikus dan penanganan aktif pada Kala III persalinan.


2.8       Macam - Macam Obat  Uterotonika
Uterotonik yang bisa digunakan ada 3 macam, yaitu :
2.8.1    Metergin
       Metergin merupakan alkaloid ergot. Mekanisme / cara kerja dari metergin adalah :
·      Mempengaruhi otot uterus berkontraksi terus-menerus sehingga memperpendek kala III.
·      Menstimulasi otot-otot polos terutama dari pembuluh darah perifer dan rahim.
·      Pembuluh darah mengalami vasokonstriksi sehingga tekanan darah naik dan terjadi efek oksitosuk pada kandungan mature.
Efek samping dari obat ini adalah sebagai berikut.
a)    Kontraksi uterus
Kontraksi dapat terjadi begitu kuat sehingga resiko retensio plasenta akan meningkat. Keadaan ini disebabkan oleh kontraksi segmen bawah uterus yang terjadi berurutan sehingga perlepasan plasenta terhalang.
b)   Diare dan muntah
Kerja metergin menyerupai kerja dopamin yang kerap kali menimbulkan mual dan muntah pada 20-30 % ibu melahirkan.
c)    Penglihatan kabur, sakit kepala, kejang, diare, hipotermi, nadi lemah dan cepat, bingung, koma, meninggal.
Metergin memiliki indikasi, yaitu : sebagai oksitosik dan stimultan uterus pada perdarahan paska persalinan atau paska abortus. Sedangkan kontra indikasinya yaitu : persalinan kala I dan II, hipersensitif, penyakit vascular,  penyakit jantung parah, fungsi paru menurun, fungsi hati dan ginjal menurun, hipertensi yang parah. Cara pakai dan dosis :
a)    Oral
Mulai kerja setelah sepuluh menit.
b)   Injeksi
Intravena mulai kerja 40 detik.
c)    IM
Mulai kerja 7-8 menit. Hal ini lebih menguntungkan karena efek samping lebih sedikit. Dosis :
a.         Oral 0,2-0,4 mg , 2-4 kali sehari selama 2 hari.
b.        IV / IM 0,2 mg , IM boleh diulang 24 jam bila perdarahan hebat.

              2.8.2    Oksitosin
Oksitosin merupakan hormon peptide yang disekresi oleh pituitary posterior yang menyebabkan ejeksi air susu pada wanita dalam masa laktasi. Oksitosin diduga berperan pada awal kelahiran. Mekanisme / cara kerjanya, yaitu bersama dengan faktor-faktor lainnya oksitosin memainkan peranan yang sangat penting dalam persalinan dan ejeksi ASI. Oksitosin bekerja pada reseptor oksitosik untuk menyebabkan :
a.    Kontraksi uterus pada kehamilan aterm yang terjadi lewat kerja langsung pada otot polos maupun lewat peningkatan produksi prostaglandin.
b.    Konstriksi pembuluh darah umbilicus.
c.    Kontraksi sel-sel miopital ( refleks ejeksi ASI ).
d.   Oksitosin bekerja pada reseptor hormon antidiuretik ( ADH ). Untuk menyebabkan:
e.    Peningkatan atau penurunan yang mendadak pada tekanan darah 9 diastolik karena terjadinya vasodilatasi.
f.     Retensi air.
Catatan : Oksitosin dan hormon anti diuretic memiliki rumus bangun yang sangat mirip sehingga menjelaskan mengapa fungsi kedua substansi ini saling tumpang tindih.
g.    Kerja oksitosin yang lain meliputi : kontraksi tuba fallopi untuk membantu pengangkutan sperma, luteolitis (involusi korpus luteum), peranan neurotransmitter yang lain dalam system saraf pusat. Oksitosin disintesis dalam hipotalamus, kelenjar gonad, plasenta dan uterus. Mulai dari usia kehamilan 32 minggu. Selanjutnya, konsentrasi oksitosin dan demikian pula aktifitas uterus akan lebih tinggi pada malam harinya, (Hirst etal,1993).
Pelepasan oksitosin endogenus ditingkatkan oleh :
·                 Persalinan.
·                 Stimulasi serviks vagina atau payudara.
·                 Estrogen yang beredar dalam darah.
·                 Peningkatan osmolalitas / konsentrasi plasma.
·                 Volume cairan yang rendah dalam sirkulasi darah.
Stres dalam persalinan dapat memacu partus presipitatus yang dikenal dengan istilah refleks ejeksi fetus. Stres yang disebabkan oleh tangisan bayi akan menstimulasi produksi ASI. Pelepasan oksitosin disupresi oleh:
·         Alcohol.
·         Relaksin.
·         Penurunan osmolalitas plasma.
·         Volume cairan yang tinggi dalam sirkulasi darah (Graves, 1996).
 Efek samping :
·         Spasme uterus (pada dosis rendah).
·         Hiper stimulasi uterus 9 membahaykan janin : kerusakan jaringan lunak / rupture uterus.
·         Keracunan cairan dan hiporatremia (pada dosis besar).
·          Mula, muntah, aritmia, anafilaksis, ruam kulit, aplasia plasenta, emboli amnion.
·         Kontraksi pembuluh darah tali pusat.
·         Kerja antidiuretik.
·         Reaksi hipersensitifitas.
Indikasinya, yaitu sebagai oksitosik dan  mengurangi pembengkakan payudara. Sedangkan kontra indikasinya, yaitu : kontraksi uterus hipertonik, distres janin, prematurisasi, letak hati tidak normal, disporposi sepalo pelvis, predisposisi lain untuk pecahnya rahim, obstruksi mekanik pada jalan lahir, preeklamasi atau penyakit kardiovaskuler atau pada ibu hamil yang berusia 35 tahun, resistensi dan mersia uterus, uterus yang starvasi, gawat janin.
Cara pakai dan dosis :
v  Untuk induksi persalinan intravena 1-4 m U/menit dinaikkan menjadi 5-20 m U /menit sampai terjadi pola kontraksi secara fisiologis. Untuk perdarahan uteri pasca partus, ditambahkan 10-40 unit pada 1 L dari 5 % dextrose, dan kecepatan infuse dititrasi untuk mengawasi terjadinya atonia uterus.
v  Kemungkinan lain adalah, 10 unit dapat diberikan secara intramuskuler setelah lahirnya plasenta. Untuk menginduksi pengaliran susu, satu tiupan ( puff ) disemprotkan ke dalam tiap lubang hidung ibu dalam posisi duduk 2-3 menit sebelum menyusui.
2.8.3    Misoprostol
Misoprostol adalah suatu analog prostaglandin Elsintetik yang menghambat sekresi asam lambung dan menaikkan proteksi mukosa lambung. Mekanisme / cara kerjanya, yaitu :
1.      Setelah penggunaan oral misoprostol doabsorbsi secara ekstensif dan cepat dide-esterifikasi menjadi obat aktif : asam misoprostol.
2.      Kadar puncak serum asam misoprostol diareduksi jika misoprostol diminum bersama makanan.
Efek samping
a)      Dapat menyebabkan kontraksi uterin.
b)      Diare dilaporkan terjadi dalam 2 minggu pada terapi inisiasi dalam 14-40% pasien dengan AINS yang menerima 800µg / hari. Diare biasanya akan membaik dalam kurang lebih satu minggu terapi. Wanita-wanita yang menggunakan misoprostol kadang-kadang mengalami gangguan ginekologi termasuk kram atau perdarahan vaginal.
Indikasi dari obat ini yaitu, oksitosik dan menstimulus kontraksi uterus.Sedangkan kontra indikasinya, yaitu untuk proteksi GI, misoprostol dikontraindikasikan pada kehamilan karena resiko aborsi. Pasien-pasien harus diberitahu untuk tidak memberikan misoprostol kepada orang lain. Pasien-pasien yang menerima terapi jangka lama AINS untuk reumotoid arthritis, misoprostol 200µg qid lebih baik daripada antagonis reseptor H2 atau sukralfat dalam mencegah gastric ulcer yang induksinya oleh AINS. Walaupun demikian misoprostol tidak menghilangkan nyeri G1 atau rasa tidak enak yang dihubungkan dengan penggunaan AINS.
Cara pakai dan dosis
·         Peroral untuk proteksi GI selama terapi AINS : 200 µgqid. Diberikan bersama makanan, jika dosis ini tidak ditilerir : 100µg qid dapat digunakan.
·         Bentuk sediaan : tablet 100,200µg. Misoprostol juga tersedia dalam kombinasi dengan diklofenak.









BAB III
PENUTUP

3.1              Simpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Hormon adalah pembawa pesan kimiawi antar sel atau antarkelompok sel. Ciri – ciri hormon salah satunya adalah Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah sangat kecil. Hormon dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut komposisi kimia, sifat kelarutan, lokasi reseptor dan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di dalam sel. Hormon terbagi atas 6 golongan yaitu : Hormon androgen dan sintetisnya /testoteron, Hormon estrogen dan progesterone, Hormon kortikosteroid, Hormon tropik dan sintetiknya, Obat anabolic. Analog hormon adalah zat sintetis yang berkaitan dengan reseptor hormon. Contoh antagonis hormone pada penggunaan terapi salah satunya yaitu Dopamin : menekan sekresi hormon pertumbuhan yang berlebihan.Uterotonika adalah obat yang digunakan untuk merangsang kontraksi uterus.Uterotonika juga disebut dengan oksitosika.Uterotonik yang bisa digunakan ada 3 macam, yaitu :metergin, oksitosin, misoprostol.Metergin merupakan alkaloid ergot.Oksitosin merupakan hormon peptide yang disekresi oleh pituitary posterior yang menyebabkan ejeksi air susu pada wanita dalam masa laktasi.Misoprostol adalah suatu analog prostaglandin Elsintetik yang menghambat sekresi asam lambung dan menaikkan proteksi mukosa lambung.



Share this to

Facebook Google+ Twitter Digg

GET UPDATES

Jangan sampai ketinggalan update terbaru. Subscribe dan dapatkan update langsung via email

Tentang Penulis

Ngurah Jaya Antara

BACA JUGA

Comments
0 Comments

0 comments:

TIPS KESEHATAN TERBARU

ARTIKEL KEPERAWATAN

TUTORIAL BLOGGER

VIEWER

MEMBER

© 2011-2014 Ngurah Jaya Antara. All rights reserved. Theme by Bloggertheme9
Blogger templates. Powered by Blogger.
back to top