MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI - KONSEP MIKROBIOLOGI
Posted by Ngurah Jaya Antara
on
0
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikrobiologi
merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari mikroorganisme. Objek
kajiannya biasanya adalah semua makhluk hidup yang berukuran mikro yang tidak
bisa terlihat dengan kasat mata seperti bakteri, virus, protozoa, dll. Virus
juga dimasukkan walau sebenarnya tidak sepenuhnya dapat dianggap sebagai
makhluk hidup. Seiring dengan berkembangnya zaman, makin banyak penemuan
spesies – spesies baru anggota mikrobiologi ini. Penelitian yang lebih mendalam
lagi ternyata beberapa objek dari ilmu mikrobiologi ini dapat dimanfaatkan
untuk menunjang kehidupan manusia. Walaupun sebenarnya nenek moyang telah lebih
dulu memanfaatkannya. Seperti contoh pemanfaatan jamur aspergillus wentii dalam
proses pembuatan kecap. Tetapi di era sekarang ini mengacu pada pemanfaatannya
yang lebih bersifat modern. Seperti contoh pemanfaatan salah satu anggota jamur
penicillium notatum dan penicillin chrysogeuum sebagai penghasil antibiotic
penisilin.
Begitu
banyak manfaat yang bisa dikembangkan dari ilmu mikrobiologi ini sehingga
menggugah rasa ingin tahu penulis untuk mengetahui lebih dalam mengenai cabang
ilmu ini. Maka dari itu penulis menulis paper ini untuk memdalam pemahaman
pembaca mengenai mikrobiologi mulai dari sejarah sampai tokoh – tokoh yang
berperan dalam perkembangan ilmu ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian mikrobiologi?
2. Bagaimana
sejarah perkembangan mikrobiologi?
3. Tokoh
– tokoh siapa saja yang berpengaruh terhadap perkembangan mikrobiologi?
4. Bagaimana
sususan suatu sel?
5. Apa
bentuk pemanfaatan mikrobiologi (imunisasi)?
C. Tujuan
1. Mengetahui
pengertian mikrobiologi
2. Mengetahui
perkembangan mikrobiologi
3. Mengetahui
tokoh – tokoh dalam perkembangan mikrobiologi
4. Mengetahui
susunan dari sel
5. Mengatahui
pemanfaat dari mikrobilogi (imunisasi)
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan
mengenai jasad hidup yang berukuran mikroskopis. Dalam bahasa Yunani
mikrobiologi dibagi menjadi tiga kata yaitu micros artinya kecil, bios artinya
hidup, logos artinya ilmu. Jasad hidup yang berukuran mikroskopis itu disebut
mikroorganisme, mikroba, protista, atau jasad renik.
B. Sejarah
Mikrobiologi
Jasad hidup yang termasuk dalam
mikroba sangat beranekaragam antara lain bakteri, protozoa, microalgae, jamur
lender, fungi, bahkan virus. Mikroba merupakan bentuk kehidupan yang tersebar
paling luas dan terdapat paling banyak di bumi. Nikroba terdapat pada permukaan
tubuh manusia, dalam mulut, hidung, organ tubuh makluk hidup, sampai
dilingkungan sekitar. Mikroba terdapat paling banyak dan berkembang sangat baik
pada tempat-tempat yang mengandung nutrisi, kelembaban, dansuhu yang sesuai
untuk pertumbuhan dan reproduksinya. Mikroba dapat menyebabkan berbagai macam
penyakit yang telah melanda peradaban manusia. Namun mikroba juga mempunyai
peranan penting pada lingkungan
kehidupan manusia. Perkembangan tentang mikroba tidak lepas dari kemajuan IPTEK
manusia.
Mikrobiologi dapat dibagi menjadi
beberapa disiplin ilmu. Pengelompokan ini dapat berdasarkan tipe mikroba
(pendekatan taksonomi) dan berdasarkan aktivitas mikroba (pendekatan
fungsional). Pendekatan Taksonomi antara lain: bakteriologi yang mempelajari
tentang bakteri, mikologi yang mempelajari tentang jamur, fikologi yang
mempelajari ganggang, protozoogi yang mempelajari protozoa dan virology yang
mempelajari tentang virus. Pendekatan Fungsional antara lain : mikrobiologi
industry mempelajari tentang aktivitas mikroba yang bermanfaat bagi manusia,
mikrobiologi kedokteran mempelajari tentang kesehatan dan penyakit,
mikrobiologi pertanian mempelajari peranan mikroba pada tanah, tanaman dan
hewan. Mikrobiologi pangan mempelajari peranan mikroba dalam produksi,
pengawetan, dan perusakan bahan pangan. Terakhir Ekologi Mikroba mempelajari
tentang mikroba di lingkungan alamiahnya.
C. Orang-orang
yang Berjasa dalam Mikrobiologi
Tabel
1: Daftar ilmuan yang berjasa di bidang mikrobiologi
No
|
Nama
|
Tahun
|
Sumbangan
|
1
|
Antonie
Van Leeuwenhook
|
1677
|
Penemuan
mikroba dan mikroskop sederhana
|
2
|
Lazzarro
Spallanzani
|
1767
|
Eksperimen
pertama menentang generatio Spontanea
|
3
|
Theodor
Schwann
|
1837
|
Ragi
berperan dalam permentasi alcohol
|
4
|
Anton
de Bary
|
1853
|
Fungsi
penyebab karat pada tanaman
|
5
|
Louis
Pasteur
|
1857
|
Tiap
jenis permentasi mempunyai organisme yang spesifik
|
1861
|
Teori
Generatio Spontanea tumbang
|
||
1864
|
Teknik
Pasteurisasi
|
||
1880
|
Vaksin
untu kolera ayam, anthrax dan rabies
|
||
6
|
Joseph
Lister
|
1867
|
Antiseptik
untuk pembedahan
|
7
|
Robert
Koch
|
1876
|
Bacillus antracis penyebab anthrax dan membentuk
spora.
|
1881
|
Biakan
murni, teknik pewarnaan mikroba serta postulat Kock
|
||
8
|
Ferdinand
Cohn
|
1877
|
Endospora
pada bakteri yang tahan panas
|
9
|
Elie
metchnikoff
|
1884
|
Imunnitas
seluler
|
10
|
Hans
Christian Gram
|
1884
|
Pewarnaan
Gram untuk bakteri.
|
11
|
Richard
J. Petri
|
1887
|
Cawan
petri untuk menumbuhkan bakteri
|
12
|
Dmitri
Iwanosky
|
1892
|
Tobacco
Mozaic Virus
|
13
|
Martinus
Beijerinck
|
1898
|
Tobacco
Mozaic Virus
|
14
|
Erwin
F. Smith
|
1890-an
|
Bakteri
penyebab penyakit pada tanaman
|
15
|
Emil
von Behring
|
1890-an
|
Antitoksin
dipteri
|
16
|
Paul
Ehrlick
|
1890-an
|
Imunitas
humoral
|
D. Struktur sel
1.
Sel Eukariota
Secara
umum setiap sel memiliki:
Sitoplasma
dan inti sel bersama-sama disebut sebagai protoplasma. Sitoplasma berwujud cairan kental
(sitosol) yang di dalamnya terdapat
berbagai organel yang memiliki fungsi yang terorganisasi untuk
mendukung kehidupan sel. Organel memiliki struktur terpisah dari sitosol dan
merupakan "kompartementasi" di dalam sel, sehingga memungkinkan
terjadinya reaksi yang tidak mungkin berlangsung di sitosol. Sitoplasma juga
didukung oleh jaringan kerangka yang mendukung bentuk sitoplasma sehingga tidak
mudah berubah bentuk.
Organel-organel
yang ditemukan pada sitoplasma adalah
2.
Sel
Prokariota
Sel
tumbuhan dan sel bakteri memiliki lapisan di luar membran yang dikenal
sebagai dinding sel. Dinding sel bersifat tidak elastis
dan membatasi perubahan ukuran sel. Keberadaan dinding sel juga menyebabkan
terbentuknya ruang antarsel, yang pada tumbuhan menjadi bagian
penting dari transportasi hara dan mineral di dalam tubuh tumbuhan.
3.
Sel-sel
Khusus
Sel
Tidak Berinti, contohnya trombosit dan eritrosit (Sel darah merah). Di dalam
sel darah merah, terdapat hemoglobin sebagai pengganti nukleus
(inti sel).
·
Sel
Berinti Banyak, contohnya Paramecium sp dan sel otot
·
Sel
hewan berklorofil, contohnya euglena sp. Euglena sp adalah hewan uniseluler
berklorofil.
·
Sel
pendukung, contohnya adalah sel xilem. Sel xilem akan mati dan meninggalkan dinding sel sebagai
"tulang" dan saluran air. Kedua ini sangatlah membantu dalam proses
transpirasi pada tumbuhan.

1.
Membran
Sel
Membran
sel berupa selaput tipis, disebut juga plasmalema. Tebal membran antara
5-10 nm. Apabila diamati dengan mikroskop cahaya tidak terlihat jelas, tetapi
keberadaannya dapat dibuktikan pada waktu sel mengalami plasmolisis S.
Singer dan E.Nicolson (1972) menyampaikan teori tentang membran sel. Teori
ini disebut teori membran mozaik cair, yang menjelaskan bahwa membran sel
terdiri atas protein yang tersusun seperti mozaik (tersebar) dan masing-masing
tersisip di antara dua lapis fosfolipid. Membran sel merupakan bagian
terluar sel dan tersusun secara berlapislapis. Bahan penyusun membran sel yaitu
lipoprotein yang merupakan gabungan antara lemak dan protein. Membran sel
mengandung kira-kira 50% lipid dan 50% protein. Lipid yang menyusun membran sel
terdiri atas fosfolipid dan sterol. Fosfolipid memiliki bentuk tidak simetris
dan berukuran panjang. Salah satu ujung fosfolipid bersifat mudah larut dalam
air (hidrofilik), yang disebut dengan ujung polar. Bagian sterol bersifat tidak
larut dalam air (hidrofobik) yang disebut dengan ujung nonpolar. Fosfolipid
tersusun atas dua lapis.
Dalam
hal ini protein dibedakan menjadi 2 sebagai berikut.
a.
Protein
Ekstrinsik (Perifer)
Protein
ini letaknya tersembul di antara dua lapis fosfolipid. Protein ekstrinsik
bergabung dengan permukaan luar membran dan bersifat hidrofilik yaitu mudah
larut dalam air.
b.
Protein
Intrinsik (Integral)
Protein
ini letaknya tenggelam di antara dua lapis fosfolipid. Protein intrinsik
bergabung dengan membran dalam dan bersifat hidrofobik yaitu tidak mudah
larut dalam air. Penyusun membran sel yang berupa karbohidrat berikatan dengan
molekul protein yang bersifat hidrofilik sehingga disebut dengan glikoprotein.
Adapun karbohidrat yang berikatan dengan lipid yang bersifat hirofilik disebut
dengan glikopolid. Sifat dari membran sel ini adalah selektif permiabel
artinya adalah dapat dilalui oleh air dan zat-zat tertentu yang terlarut di
dalamnya. Membran sel memiliki fungsi antara lain:
a. sebagai pelindung sel,
b.
mengendalikan
pertukaran zat, dan
c.
tempat
terjadinya reaksi kimia.
Untuk menunjang fungsinya ini,
membran sel memiliki kemampuan untuk mengenali zat. Zat yang dibutuhkan akan
diizinkan masuk, sedangkan zat yang sudah tidak digunakan berupa sampah akan
dibuang. Ada juga zat tertentu yang dikeluarkan untuk diekspor ke sel lain.
Masuknya zat dari luar melalui membran sel yaitu melalui peristiwa transpor
pasif dan transpor aktif.
2.
Inti
Sel (Nukleus)
Nukleus merupakan organ terbesar sel, dengan ukuran diameter
antara 10-20 nm. Nukleus memiliki bentuk bulat atau lonjong. Hampir semua
sel memiliki nukleus, karena nukleus ini berperan penting dalam aktivitas sel,
terutama dalam melakukan sintesis protein. Namun ada beberapa sel yang
tidak memiliki nukleus antara lain sel eritrosit dan sel trombosit. Pada kedua
sel ini aktivitas metabolisme terbatas dan tidak dapat melakukan pembelahan.
Biasanya sebuah sel hanya memiliki satu nukleus saja, yang terletak di tengah.
Namun ada sel-sel yang memiliki inti lebih dari satu yaitu pada
sel parenkim hati dan sel otot jantung, yang memiliki dua buah nukleus.
Adapun pada sel otot rangka terdapat banyak nukleus. Komposisi nukleus terdiri
atas membran nukleus, matriks, dan anak inti.
a.
Membran
Nukleus (Karioteka)
Susunan
molekul membran ini sama dengan susunan molekul membran sel, yaitu berupa
lipoprotein. Membran inti juga dilengkapi dengan poripori yang dapat
memungkinkan hubungan antara nukleoplasma dan sitoplasma. Pori-pori ini
berperan dalam memindahkan materi antara inti sel dan sitoplasmanya.
Membran inti hanya bisa dilihat dengan jelas dengan menggunakan mikroskop
elektron. Membran inti terdiri atas dua selaput yaitu selaput luar dan selaput
dalam. Selaput luar mengandung ribosom pada sisi yang menghadap sitoplasma dan
sering kali berhubungan dengan membran retikulum endoplasma.
b.
Matriks
(Nukleoplasma)
Nukleoplasma
terdiri atas cairan inti yang tersusun dari zat protein inti yang disebut
dengan nukleoprotein.
c.
Anak
Inti (Nukleolus)
Di
dalam nukleolus banyak terkandung kromosom, yaitu benang-benang halus DNA.
Kromosom tersebut berfungsi untuk:
1)
Menentukan ciri-ciri yang dimiliki sel
2)
Mengatur bentuk sel;
3)
Menentukan generasi selanjutnya.
DNA
tersusun dalam kromosom yang terdapat pada nukleoplasma, sedangkan tempat
sintesis RNA terjadi pada nukleolus.
3.
Sitoplasma
Sitoplasma merupakan suatu cairan sel dan segala sesuatu
yang larut di dalamnya, kecuali nukleus (inti sel) dan organela. Sitoplasma
yang berada di dalam inti sel disebut nukleoplasma. Sitoplasma bersifat
koloid kompleks, yaitu tidak padat dan tidak cair. Sifat koloid sitoplasma ini
dapat berubahubah tergantung kandungan air. Jika konsentrasi air tinggi
maka koloid akan bersifat encer yang disebut dengan sol, sedangkan jika
konsentrasi air rendah maka koloid bersifat padat lembek yang disebut dengan
gel. Sitoplasma tersusun atas air yang di dalamnya terlarut
molekul-molekul kecil (mikromolekul) dan molekul-molekul besar
(makromolekul), ion-ion dan bahan hidup (organela) ukuran partikel terlarut
yaitu 0,001 – 1 mikron, dan bersifat transparan. Bagian yang merupakan
lingkungan dalam sel adalah matrik sitoplasma. Tiap-tiap organela mempunyai
struktur dan fungsi khusus. Organela yang menyusun sitoplasma adalah
sebagai berikut.
a.
Mitokondria
Mitokondria
merupakan organela penghasil energi dalam suatu sel. Mitokondria memiliki
bentuk bulat tongkat dan berukuran panjang antara 0,2-5 mikrometer dengan
diameter 0,5 mikrometer. Dengan bantuan mikroskop cahaya, keberadaan
mitokondria dapat terlihat, tetapi untuk dapat melihat struktur dasarnya
harus menggunakan mikroskop elektron. Mitokondria disusun oleh bahan-bahan
antara lain fosfolipid dan protein. Mitokondria mempunyai dua lapisan membran,
yaitu membran luar dan membran dalam. Permukaan pada membran luar halus,
sedangkan pada membran dalam banyak terdapat lekukan-lekukan ke dalam
yang disebut krista. Adanya lekukan-lekukan ini akan dapat memperluas
bidang permukaannya. Krista berperan dalam penyerapan oksigen untuk respirasi.
Dari
proses respirasi inilah dapat dihasilkan energi. Jadi, mitokondria berfungsi
untuk tempat respirasi sel atau sebagai pembangkit energi.
Mitokondria mempunyai enzim yang dapat mengubah energi potensial dari
makanan kemudian disimpan dalam bentuk ATP. ATP inilah yang
merupakan sumber energi sebagai bahan bakar untuk melakukan proses
kegiatan untuk hidup. Sel-sel mana saja yang banyak terdapat mitokondria pada
tubuh manusia? Tentu saja sel-sel yang banyak melakukan aktivitas kerja.
Pada bagian organ mana dalam tubuh Anda yang paling aktif dan giat
bekerja? Misalnya jika seorang olahragawan melakukan aktivitas
berolahraga, maka bagian tubuh yang paling aktif bekerja adalah otot. Otot akan
selalu berkontraksi ketika seseorang bergerak. Bahkan, ketika Anda tidur
pun sel selalu melakukan pemecahan ATP. Coba analisalah kegunaan ATP ketika
kita dalam keadaan tidur. Kegunaan ATP yaitu sebagai energi yang digunakan
untuk mengganti sel-sel yang rusak, untuk memompa jantung, dan
lainlain. Mitokondria banyak terdapat pada bagian tubuh antara lain otot,
hati, jantung, ginjal, karena bagian tubuh tersebut paling aktif melakukan
kerja dan menghasilkan energi.
b.
Retikulum
Endoplasma
Retikulum
endoplasma merupakan sistem yang sangat luas, membran di dalam sel berupa
saluran-saluran dan tabung pipih. Membran ini lebih tipis dari membran
plasma. Komposisi kimia tersusun atas lipoprotein. Retikulum endoplasma ada dua
macam, yaitu retikulum endoplasma kasar dan retikulum endoplasma halus.
1)
Retikulum
Endoplasma Kasar (REK)
Retikulum
endoplasma kasar ditempeli dengan ribosom yang tersebar merata pada
permukaannya. Ribosom merupakan tempat sintesis protein. Protein yang
sudah terbentuk kemudian akan diangkut ke bagian dalam retikulum endoplasma,
dan kemudian disimpan di dalam membran yang berkantong yang disebut
vesikula.
2)
Retikulum
Endoplasma Halus (REH)
Retikulum
endoplasma halus tidak ditempeli oleh ribosom. Permukaan REH ini menghasilkan
enzim yang dapat mensintesis fosfolipid, glikolipid, dan steroid. Jadi,
secara umum fungsi retikulum endoplasma antara lain:
1) Penghubung selaput luar inti dengan
sitoplasma, sehingga menjadi penghubung materi genetik antara inti sel dengan
sitoplasma;
2) Transpor protein yang disintesis
dalam ribosom; dan
3) Biosintesis fosfolipid, glikolipid,
dan sterol
c.
Ribosom
Ribosom
merupakan struktur terkecil yang bergaris tengah 17-20 mikron, letaknya di
dalam sitoplasma sehingga hanya bisa dilihat dengan bantuan mikroskop
elektron. Semua sel hidup memiliki ribosom. Ribosom berfungsi untuk sintesis
protein, yang selanjutnya digunakan untuk pertumbuhan, perkembangbiakan
atau perbaikan sel yang rusak. Pada sel-sel yang aktif dalam sintesis protein,
ribosom dapat berjumlah 25% dari bobot kering sel. Coba sebutkan pada
bagian organ mana saja pada tubuh manusia yang paling banyak terdapat ribosom?
Keberadaan ribosom secara acak tersebar di dalam sitoplasma, tetapi ada
beberapa yang terikat pada membran retikulum endoplasma kasar (REK). Sel hati
merupakan sel yang banyak mengandung ribosom, karena sel hati terlibat
aktif dalam melakukan sintesis protein.
d.
Badan
Golgi
Organela
ini ditemukan pertama kali oleh Camilio Golgi, seorang ilmuwan dari Italia.
Badan golgi biasa dijumpai pada sel tumbuhan maupun hewan. Pada sel hewan
terdapat 10-20 badan golgi. Lain halnya dengan tumbuhan yang memiliki ratusan
badan golgi pada setiap sel. Badan golgi terdiri atas sekelompok kantong
pipih yang dibatasi membran yang dinamakan saccula. Di dekat saccula terdapat
vesikel sekretori yang berupa gelembung bulat. Badan golgi pada tumbuhan
disebut dengan diktiosom. Pada diktiosom terjadi pembuatan polisakarida dalam
bentuk selulosa yang digunakan sebagai bahan penyusun dinding sel. Secara
umum fungsi dari badan golgi antara lain:
1)
secara aktif terlibat dalam proses sekresi, terutama pada sel-sel kelenjar;
2)
membentuk dinding sel pada tumbuhan;
3)
menghasilkan lisosom;
4)
membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim untuk memecah dinding sel
telur.
e.
Lisosom
Lisosom
hanya ditemukan pada sel hewan saja. Lisosom merupakan struktur agak bulat yang
dibatasi membran tunggal, memiliki ukuran diameter 1,5 mikron. Lisosom
berperan aktif melakukan fungsi imunitas. Lisosom berisi enzim-enzim hidrolitik
untuk memecah polisakarida, lipid, fosfolipid, dan protein. Lisosom
berperan dalam pencernaan intrasel, misalnya pada protozoa atau sel darah
putih. Lisosom juga berperan penting dalam matinya sel-sel. Lisosom banyak
terdapat pada sel-sel darah terutama leukosit, limfosit, dan monosit. Di
dalam sel-sel tersebut lisosom berperan mensintesis enzim-enzim hidrolitik
untuk mencernakan bakteri-bakteri patogen yang menyerang tubuh. Agar dapat memahami
struktur lisosom. Lisosom membantu menghancurkan sel yang luka atau mati
dan menggantikan dengan yang baru yang disebut dengan autofagus.
Contohnya lisosom banyak terdapat pada sel-sel ekor kecebong. Ekor
kecebong secara bertahap akan diserap dan mati. Hasil penghancurannya digunakan
untuk pertumbuhan sel-sel baru bagi katak yang sedang dalam masa
pertumbuhan. Begitu pula selaput antara jari-jari tangan dan kaki manusia
ketika berujud embrio akan hilang setelah embrio tersebut lahir.
f.
Sentrosom
Sentrosom
hanya dijumpai pada sel hewan. Bentuk sentrosom bulat kecil. Organela ini
terdapat di dekat inti, berperan dalam proses pembelahan sel. Sentrosom
menyerupai bola-bola duri karena adanya serat-serat radial.
g.
Vakuola
Vakuola
ialah organela sitoplasmik yang berisi cairan dan dibatasi selaput tipis yang
disebut tonoplas. Vakuola berbentuk cairan yang di dalamnya terlarut
berbagai zat seperti enzim, lipid, alkaloid, garam mineral, asam, dan basa.
Pada sel tumbuhan, vakuola selalu ada. Semakin tua suatu tumbuhan, maka
vakuola yang terbentuk semakin besar. Vakuola berperan untuk menyimpan zat
makanan berupa sukrosa dan garam mineral, selain juga berfungsi sebagai
tempat penimbunan sisa metabolisme, seperti getah pada batang tumbuhan karet.
Vakuola
juga terdapat pada protozoa. Vakuola protozoa berupa vakuola kontraktil dan
vakuola nonkontraktil.
1)
Vakuola
kontraktil
Vakuola
kontraktil disebut juga vakuola berdenyut. Vakuola kontraktil memiliki fungsi
sebagai osmoregulator yaitu mengatur nilai osmotik dalam sel.
2)
Vakuola
nonkontraktil
Vakuola
nonkontraktil disebut juga vakuola makanan, yang berfungsi untuk mencerna
makanan dan mengedarkan hasil pencernaan makanan ke seluruh tubuh.
h.
Plastida
Plastida
juga merupakan organela spesifik yang terdapat pada sel tumbuhan. Di dalam
plastida terdapat zat pigmen. Mekanisme kerja plastida sangat dipengaruhi
oleh rangsang cahaya. Pada lingkungan yang banyak terdapat penyinaran matahari,
maka plastida menghasilkan pigmen warna yang disebut kloroplas, antara
lain pigmen hijau (klorofil), kuning (xantin), dan kuning kemerah-merahan
(xantofil). Plastida yang tidak terkena cahaya matahari tidak akan
menghasilkan pigmen warna yang disebut leukoplas atau amiloplas yaitu untuk
tempat amilum.
i.
Kloroplas
Pada
sel tumbuhan ada bagian paling spesifik yang tidak terdapat pada sel hewan,
yaitu bagian yang berperan dalam proses fotosintesis. Bagian manakah itu?
Tentu Anda sudah mengetahui bahwa bagian yang dimaksud adalah klorofil.
Klorofil dihasilkan oleh suatu struktur yang disebut kloroplas. Coba
perhatikan tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitar lingkungan Anda! Bagaimanakah
warna daun-daun tumbuhan tersebut? Kloroplas hanya terdapat dalam sel
tumbuhan dan ganggang tertentu. Pada sel-sel tumbuhan, kloroplas berbentuk
cakram dengan diameter 5-8 um dengan tebal 2-4 um.
1)
Membran
Internal (Dalam)
Pada
membran ini tidak terdapat lipatan (halus), dan terdapat banyak pigmen
fotosintesis yang terletak pada thilakoid. Pigmen ini akan
menangkap cahaya matahari dan mengubah energi cahaya ini menjadi energi
kimia dalam bentuk ATP (Adenosin Trifosfat), melalui proses fotosintesis.
Tumpukan dari beberapa thilakoid akan membentuk granum. Thilakoid yang
memanjang menghubungkan granum satu dengan lainnya disebut stroma. Pigmen fotosintesis
tersebut antara lain klorofil dan karotenoid.
a.
Klorofil
Klorofil
meliputi klorofil a dan b. Klorofil merupakan pigmen hijau untuk menangkap
energi cahaya matahari, misalnya sinar merah, biru, ungu, dan memantulkan sinar
hijau.
b.
Karotenoid
Karotenoid
merupakan pigmen kuning sampai jingga. Karotenoid menyerap sinar gelombang
antara hijau-biru.
2)
Membran
Eksternal (Luar)
Pada
membran ekternal ini tidak mengandung klorofil maupun karotenoid, melainkan
mengandung pigmen xanthofil yang disebut violaxanthin. Dari uraian di atas
dapat kita ketahui bahwa di dalam sel yang masih hidup selalu terdapat
unsur-unsur pokok seperti disebutkan di atas. Sel hidup masih selalu
melakukan aktivitas tumbuh dan berkembang. Aktivitas ini dilakukan oleh
bagian-bagian pokok sel tersebut.

E. Imunisasi
Imunisasi adalah pemberian kekebalan
tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan suatu agen pathogen yang telah
dilemahkan ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang
mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun yang
berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan
memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk
terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.
Tujuan dari diberikannya suatu
imunitas dari imunisasi adalah untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit
yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada
penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu
seperti hepatitis B, campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan, gondongan,
cacar air, tbc, dan lain sebagainya.
Macam-macam/jenis-jenis imunisasi
ada dua macam, yaitu imunisasi pasif yang merupakan kekebalan bawaan dari ibu
terhadap penyakit dan imunisasi aktif di mana kekebalannya harus didapat dari
pemberian bibit penyakit lemah yang mudah dikalahkan oleh kekebalan tubuh biasa guna
membentuk antibodi terhadap penyakit yang sama baik yang lemah maupun yang
kuat.
Macam-macam Imunisasi Dasar
Pemerintah melalui Program
Pengembangan Imunisasi (PPI), mewajibkan lima jenis imunisasi dasar pada anak
dibawah usia satu tahun, antara lain :
Ø Pengertian Imunisasi BCG ( Bacillus
Calmette Guerin )
1.
Diskripsi
BCG
adalah vaksin bentuk beku kering yang mengandung mycobacterium bovis hidup yang
sudah dilemahkan dari strain Paris no. 1173.P2.
2.
Indikasi
Untuk
pemberian kekebalan aktif terhadap TBC (Tuberculosa).
3.
Cara
Pemberian dan Dosis :
·
Sebelum
disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan dengan 4 ml pelarut NaCl 0,9%.
Melarutkan dengan menggunakan alat suntik steril dengan jarum panjang.
·
Dosis
pemberian 0,05 ml, sebanyak 1 kali, untuk bayi.
4. Kontra indikasi
Adanya
penyakit kulit yang berat / menahun seperti : eksim, furunkulosis dan
sebagainya. Mereka yang sedang menderita TBC.
5. Efek samping :
Imunisasi
BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umum seperti demam. 1-2 minggu
kemudian akan timbul indurasi dan kemerahan di tempat suntikkan yang berubah
menjadi pustule, kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak perlu pengobatan, akan
sembuh secara spontan dan meninggalkan tanda parut. Kadang-kadang terjadi
pembesaran kelenjar regional di ketiak dan / atau leher, terasa padat, tidak
sakit dan tidak menimbulkan demam. Reaksi ini normal, tidak memerlukan
pengobatan dan akan menghilang dengan sendirinya.
Ø Pengertian Imunisasi DPT – Hepatitis
B
1)
Diskripsi
Vaksin mengandung DPT berupa toxoid difteri dan toxoid tetanus yang dimurnikan dan pertusis yang inaktifasi serta vaksin hepatitis B yang merupakan sub unit vaksin virus yang mengandung HbsAg murni dan bersifat non-infectious. Vaksin hepatitis B ini merupakan vaksin DNA rekombinan yang berasal dari HbsAg yang diproduksi melalui teknologi DNA rekombinan pada sel ragi.
Vaksin mengandung DPT berupa toxoid difteri dan toxoid tetanus yang dimurnikan dan pertusis yang inaktifasi serta vaksin hepatitis B yang merupakan sub unit vaksin virus yang mengandung HbsAg murni dan bersifat non-infectious. Vaksin hepatitis B ini merupakan vaksin DNA rekombinan yang berasal dari HbsAg yang diproduksi melalui teknologi DNA rekombinan pada sel ragi.
2)
Indikasi
Untuk
pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, tetanus, pertusis dan
hepatitis B.
3)
Cara
pemberian dan dosis :
Pemberian
dengan cara intra muskuler 0,5 ml sebanyak 3 dosis.
Dosis pertama pada usia 2 bulan, dosis selanjutnya dengan interval minimal 4 minggu (1 bulan). Dalam pelayanan di unit statis, vaksin yang sudah dibuka dapat dipergunakan paling lama 4 minggu dengan penyimpanan sesuai ketentuan :
Dosis pertama pada usia 2 bulan, dosis selanjutnya dengan interval minimal 4 minggu (1 bulan). Dalam pelayanan di unit statis, vaksin yang sudah dibuka dapat dipergunakan paling lama 4 minggu dengan penyimpanan sesuai ketentuan :
·
vaksin
belum kadaluarsa
·
vaksin
disimpan dalam suhu 2 derajat Celcius sampai dengan 8 derajat Celcius
·
tidak
pernah terendam air
·
sterilitasnya
terjaga
·
VVM
(Vaksin Vial Monitor) masih dalam kondisi A atau B
·
Efek
samping
Reaksi lokal seperti rasa sakit,
kemerahan dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi
bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari.
1. Diskripsi
Vaksin Oral Polio hidup adalah Vaksin Polio trivalent yang terdiri dari suspensi virus poliomyelitis tipe 1,2 dan 3 (strain sabin) yang sudah dilemahkan, dibuat dalam biakan jaringan ginjal kera dan distabilkan dengan sukrosa.
Vaksin Oral Polio hidup adalah Vaksin Polio trivalent yang terdiri dari suspensi virus poliomyelitis tipe 1,2 dan 3 (strain sabin) yang sudah dilemahkan, dibuat dalam biakan jaringan ginjal kera dan distabilkan dengan sukrosa.
2. Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap Poliomyelitis.
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap Poliomyelitis.
3. Cara pemberian dan dosis
·
Sebelum
digunakan pipet penetes harus dipasangkan pada vial vaksin.
·
Diberilan
secara oral, 1 dosis adalah 2 (dua) tetes sebanyak 4 kali (dosis) pemberian,
dengan interval setiap dosis minimal 4 minggu.
·
Setiap
membuka vial baru harus menggunakan penetes (dropper) yang baru.
·
Di
unit pelayanan statis, vaksin polio yang telah dibuka hanya boleh digunakan
selama 2 minggu dengan ketentuan :
·
vaksin
belum kadaluarsa
·
vaksin
disimpan dalam suhu 2 derajat Celcius sampai dengan 8 derajat Celcius
·
tidak
pernah terendam air
·
sterilitasnya
terjaga
·
VVM
(Vaksin Vial Monitor) masih dalam kondisi A atau B
4. Sedangkan di posyandu vaksin yang
sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya.
5. Efek samping
Pada
umumnya tidak terdapat efek samping. Efek samping berupa paralysis yang
disebabkan oleh vaksin sangat jarang terjadi (kurang dari 0,17 : 1.000.000;
Bull WHO 66 : 1988).
6. Kontraindikasi
Pada individu yang menderita “immune deficiency”. Tidak ada efek yang berbahaya yang timbul akibat pemberian OPV pada anak yang sedang sakit. Namun jika ada keraguan, misalnya sedang menderita diare, maka dosis ulangan dapat diberikan setelah sembuh. Bagi individu yang terinfeksi oleh HIV (Human Immunodefisiency Virus) baik yang tanpa gejala maupun dengan gejala, imunisasi OPV harus berdasarkan standar jadwal tertentu.
Pada individu yang menderita “immune deficiency”. Tidak ada efek yang berbahaya yang timbul akibat pemberian OPV pada anak yang sedang sakit. Namun jika ada keraguan, misalnya sedang menderita diare, maka dosis ulangan dapat diberikan setelah sembuh. Bagi individu yang terinfeksi oleh HIV (Human Immunodefisiency Virus) baik yang tanpa gejala maupun dengan gejala, imunisasi OPV harus berdasarkan standar jadwal tertentu.
Ø Pengertian Imunisasi Hepatitis B
1) Diskripsi
Hepatitis
B rekombinan adalah vaksin virus rekombinan yang telah diinaktivasikan dan
bersifat non-infeksiosus, berasal dari HBsAg yang dihasilkan dalam sel ragi
(Hansenula polymorpha) menggunakan teknologi DNA rekombinan.
2) Indikasi
·
Untuk
pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus Hepatitis
B.
·
Tidak
dapat mencegah infeksi virus lain seperti virus Hepatitis A atau C atau yang diketahui
dapat menginfeksi hati.
3) Cara pemberian dan dosis
·
Sebelum
digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen.
·
Sebelum
disuntikkan, kondisikan vaksin hingga mencapai suhu kamar.
·
Vaksin
disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1(buah) HB.
·
Vaksin
disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1(buah) HB ADS PID, pemberian suntikkan
secara intra muskuler, sebaiknya pada anterolateral paha.
·
Pemberian
sebanyak 3 dosis.
·
Dosis
pertama diberikan pada usia 0-7 hari, dosis berikutnya dengan interval minimum
4 minggu (1 bulan).
·
Di
unit pelayanan statis, vaksin HB yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama
4 minggu.Sedangkan di posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan
lagi untuk hari berikutnya.
Ø Pengertian Imunisasi Campak
1. Diskripsi
Vaksin Campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan. Vaksin ini berbentuk vaksin beku kering yang harus dilarutkan dengan aquabidest steril.
Vaksin Campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan. Vaksin ini berbentuk vaksin beku kering yang harus dilarutkan dengan aquabidest steril.
2. Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit Campak.
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit Campak.
3. Cara pemberian dan dosis
·
Sebelum
disuntikkan vaksin Campak terlebih dahulu harus dilarutkan dengann pelarut
steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut aquabidest.
·
Dosis
pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada lengan atas, pada usia 9-11
bulan. Dan ulangan (booster) pada usia 6-7 tahun (kelas 1 SD) setelah
cath-up campaign Campak pada anak Sekolah Dasar kelas 1-6.
·
Vaksin
campak yang sudah dilarutkan hanya boleh digunakan maksimum 6 jam.
4. Efek samping
Hingga
15% pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan selama 3 hari yang dapat
terjadi 8-12 hari setelah vaksinasi.
5. Kontraindikasi
Individu yang mengidap penyakit immuno deficiency atau individu yang diduga menderita gangguan respon imun karena leukemia, lymphoma. ( Dinkes Prov Jatim, 2005 )
Individu yang mengidap penyakit immuno deficiency atau individu yang diduga menderita gangguan respon imun karena leukemia, lymphoma. ( Dinkes Prov Jatim, 2005 )
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
Dari
uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Mikrobiologi adalahh ilmu
pengetahuan mengenai jasad hidup yang berukuran mikroskopis.
2. Beberapa tokoh yang berperan dalam
mikrobiologi seperti : Antonie Van leewenhook, Lazzarro spallanzani, Louis
Pasteur, Dmitri Iwanosky, dll.
3. Sel terbagi menjadi 3 jenis yaitu
Sel Eukariota, secara umum setiap sel memiliki: Membran
sel, Sitoplasma dan inti
sel atau nucleus. Sel Prokariota (tidak memiliki membrane sel),
dan Sel-sel Khusus seperti Sel Berinti Banyak, contohnya Paramecium
sp dan sel otot, sel hewan berklorofil, contohnya euglena sp. Euglena
sp adalah hewan uniseluler berklorofil dan seel pendukung, contohnya
adalah sel
xilem.
4. Imunisasi adalah pemberian kekebalan
tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan suatu agen pathogen yang telah
dilemahkan ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang
mewabah atau berbahaya bagi seseorang.
Tagged as: Keperawatan, PAPER
GET UPDATES
Jangan sampai ketinggalan update terbaru. Subscribe dan dapatkan update langsung via email
BACA JUGA


Tentang Penulis
