Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Rabies

Posted by Ngurah Jaya Antara on 0

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
TENTANG RABIES




OLEH :
I GUSTI NGURAH PUTU JAYA ANTARA
P07120012075



KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK  KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2013






I.                   LATAR BELAKANG
Seperti yang kita ketahui bersama masyarakat Bali memiliki suatu kebiasaan memelihara anjing ataupun  kucing, yang sebenarnya memiliki suatu resiko yang cukup fatal bagi kehidupan terutama dalam bidang kesehatan yakni berkaitan dengan penularan penyakit Rabies.
Berdasarkan data terbaru dari Dinas Kesehatan Bali, kasus Rabies di bali memang telah mengalami penurunan. Berdasarkan data yang ada, sepanjang 2011, di mana jumlah korban meninggal sebanyak 26 orang, turun drastis sejak tahun 2010 sebanyak 83 orang. Angka itu setidaknya sudah kembali seperti saat dua tahun pertama Rabies menyerang Bali, di mana korban meninggal pada 2009 sebanyak 22 orang dan tahun 2008 hanya 4 orang. Begitu juga angka gigitan anjing, telah menurun pada 2011 sebanyak 50.628 kasus dibandingkan tahun 2010 mencapai 67.021 kasus. Sementara tahun 2009, tercatat 21.806 kasus gigitan. Sutedja mengakui masih banyak korban gigitan anjing yang belum memperoleh vaksin.
Pada 2011 dari 50.628 warga yang digigit anjing, hanya 47.827 yang mendapat VAR. Sementara tahun 2010, tercatat 9.586 dari 67.021 warga digigit anjing tidak memperoleh vaksin dan pada 2009 ada 3.181 warga yang tidak mendapat vaksin dari 21.806 orang yang digigit anjing.
Hasil pemantauan petugas lapangan, menunjukkan saat ini tinggal empat desa yang masih masuk dalam kategori desa penularan Rabies di Bali, terdiri atas 2 desa di Jembrana, 1 desa di Bangli,dan 1 desa lagi di Kabupaten Klungkung. Padahal hingga akhir November 2011, kasus Rabies masih menyebar di 239 desa dari 722 desa yang ada di Bali.
Meskipun angka KLB Rabies sudah mengalami penurunan, namun kita sebagai masyarakat harus tetap waspada untuk mencegah maupun penanganan kasus Rabies. Maka perlu diadakannya penyuluhan kesehatan tentang Rabies di Banjar Dinas Tebola Desa Sidemen Kabupaten Karangasem, Bali, agar nantinya masyarakat lebih sigap jika terjadi kasus Rabies ini.

II.                TUJUAN
A.    TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, sasaran dapat memahami dan mampu melaksanakan penanggulangan Rabies.
B.     TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, sasaran mampu :
1.      Menjelaskan pengertian Rabies dengan tepat.
2.       Menguraikan penyebab penularan dan hewan-hewan yang berpotensi menularkan Rabies.
3.      Menguraikan ciri seekor hewan yang terinfeksi virus Rabies serta tanda dan gejala seseorang yang dicurigai terinfeksi virus Rabies dengan tepat.
4.      Menjelaskan cara pencegahan penularan Rabies dengan tepat.
5.      Demonstrasi cara penanganan pertama jika tergigit hewan yang dicurigai terinfeksi Rabies dengan benar.
III.             MATERI
      Adapun materi yang akan disajikan meliputi :
A.    Pengertian Rabies
B.     Penyebab dan hewan perantara Rabies
C.     Ciri hewan yang terinfeksi Rabies serta tanda gejala seseorang yang dicurigai terinfeksi Rabies
D.    Pencegahan penularan penyakit Rabies
E.     Penanganan dan mendemonstrasikan cara menangani gigitan anjing Rabies
IV.             METODE
Adapun metode yang digunakan dalam Penyuluhan tentang Pencegahan dan Penanganan Rabies ini antar lain :
A.    Ceramah
B.     Tanya jawab
C.     Demonstrasi


V.                ALAT, MEDIA, dan SUMBER
A.     Alat dan Media


    1. Meja
    2. Kursi
    3. LCD
    4. Layar
    5.  Microphone
    6.  Laptop
    7. Sound system

B.     Media
1.      Slide
2.      Leaflet
3.      Print out
4.      Lembar balik




C.    Sumber
Anonim. (2012). Bali, Nias dan Maluku Tenggara Barat terjadi KLB Rabies          (online) (www.depkes.go.id diakses tanggal 11 September 2013 Pukul 13.45 Wita)
Anonim. (2011). Mengenal Penyakit Rabies dan Metode Pencegahannya (online) (www.berbagaihal.com diakses tanggal 11 September 2013 Pukul 13.55 Wita)
Anonim. (2012). Kasus Rabies di Bali mulai menurun (online) (www.indosurflife.com diakses tanggal September 2013 Pukul 14.02 Wita)
Anonim. (2011). Apa Ciri-Ciri Hewan yang Terkena Rabies (online) (www.lampung.tribunnews.com diakses tanggal 11 September 2013 Pukul 14.22 Wita)



VI.             SASARAN
Adapun sasaran dalam penyuluhan ini ialah warga Banjar Dinas Tebola Desa Sidemen Kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem, Bali

VII.          WAKTU
            Hari / Tanggal             : Minggu, 27 Oktober 2013
            Pukul                           : 08.00 WITA s/d selesai
            Durasi                          : 30 menit


VIII.       TEMPAT
Penyuluhan dilaksanakan di Bale Banjar Dinas Tebola Desa Sidemen Kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem, Bali

Setting Tempat

      
Slide                                              Penyuluh



Audien
 

Audien

 

Audien

 

Audien

 

Audien

 
 







IX.             RENCANA EVALUASI
                      A.      Struktur
1.      Persiapan media dan alat
Media dan alat yang digunakan dalam penyuluhan kesehatan semua lengkap atau dalam kondidi baik dan bisa digunakan saat ceramah dan tanya jawab.
Ø  Media :


1.      Meja
2.      Kursi
3.      LCD
4.      Layar
5.       Microphone
6.       Laptop
7.      Sound system
Ø  Media
1.      Slide
2.      Leaflet
3.      Print out
4.      Lembar balik


2.      Persiapan Materi
Materi yang disiapkan dalam bentuk makalah, dan ditulis dalam bentuk slide dan leaflet untuk mempermudah dalam penyampaiannya.
3.      Undangan  / peserta penyuluhan
Para warga di Banjar Dinas Tebola Desa Sidemen Kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem, Bali.

                       B.      Proses Penyuluhan
1.      Kehadiran minimal 80% mengingat pentingnya pemahaman terhadap Rabies dikalangan masyarakat
2.      Minimal 60% peserta aktif mendengarkan materi yang disampaikan
3.      Didalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dan peserta
4.      Peserta yang hadir diharapkan tidak ada yang meninggalkan tempat penyuluhan
5.      Minimal 20% peserta mengajukan pertanyaan mengenai materi yang diberikan
                       C.      Hasil Penyuluhan
1.      Jangka Pendek
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, peserta :
a.       Minimal 60% dapat menjelaskan pengertian Rabies dengan benar
b.      Minimal 50% dapat menyebutkan penyebab dan hewan-hewan yang berpotensi menularkan Rabies dengan benar
c.       Minimal 50% dapat menjelaskan ciri seekor hewan yang terinfeksi virus Rabies serta tanda dan gejala seseorang yang dicurigai terinfeksi virus Rabies dengan tepat
d.      Minimal 50% dapat menjelaskan cara pencegahan penularan Rabies dengan tepat
e.       Minimal 50% dapat mendemonstrasikan cara penanganan pertama jika tergigit hewan yang dicurigai terinfeksi Rabies dengan benar.
2.      Jangka Panjang
            Meningkatkan pengetahuan sasaran mengenai Rabies dan cara penananganan jika terkena gigitan hewan yang terinfeksi virus Rabies sehingga meningkatkan taraf hidup masyarakat menjadi lebih tanggap dan siaga terhadap bahaya Rabies.



Lampiran 1

MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN RABIES
DI BALE BANJAR DINAS TEBOLA DESA SIDEMEN KECAMATAN SIDEMEN KABUPATEN KARANGASEM, BALI
TANGGAL 27 OKTOBER 2013

  1. PENGERTIAN RABIES
Rabies adalah suatu infeksi virus pada otak yang menyebabkan iritasi dan peradangan otak dan medulla spinalis. Penyakit Rabies atau dikenal juga dengan penyakit anjing gila merupakan salah satu penyakit zoonosa (penyakit hewan yang dapat menular ke manusia) dan penyakit hewan menular yang akut dari susunan syarat pusat yang dapat menyerang hewan berdarah panas serta manusia yang disebabkan oleh virus Rabies. Penyakit Rabies menular pada manusia melalui gigitan hewan penderita atau dapat pula melalui luka karena air liur hewan penderita Rabies. Hewan utama sebagai penyebar/penular Rabies adalah anjing, oleh karenanya perhatian utama dalam upaya pemberantasan penyakit Rabies adalah terhadap hewan tersebut. Penyakit Rabies disebabkan oleh virus lyssa dari family rhabdo-viride.
Penyakit Rabies bisa menular dari hewan ke hewan dan dari hewan ke manusia melalui:
                      D.      Luka gigitan hewan penderita Rabies
                       E.       Luka yang terkena air liur penderita Rabies



  1. PENYEBAB PENYAKIT RABIES
Rabies disebabkan oleh virus Rabies yang masuk ke keluarga Rhabdoviridae dan genus Lysavirus. Karakteristik utama virus keluarga Rhabdoviridae adalah hanya memiliki satu utas negatif RNA yang tidak bersegmen.Virus ini hidup pada beberapa jenis hewan yang berperan sebagai perantara penularan. Gejala biasanya mulai timbul dalam waktu 30-50 hari setelah terinfeksi, tetapi masa inkubasinya bervariasi dari 10 hari sampai lebih dari 1 tahun. Masa inkubasi biasanya paling pendek pada orang yang digigit pada kepala atau tempat yang tertutup celana pendek atau bila gigitan terdapat di banyak tempat.
Pada 20% penderita, Rabies dimulai dengan kelumpuhan pada tungkai bawah yang menjalar ke seluruh tubuh. Tetapi penyakit ini biasanya dimulai dengan periode yang pendek dari depresi mental, keresahan, tidak enak badan dan demam. Keresahan akan meningkat menjadi kegembiraan yang tak terkendali dan penderita akan mengeluarkan air liur.
Kejang otot tenggorokan dan pita suara bisa terasa sakit luar biasa. Kejang ini terjadi akibat adanya gangguan daerah otak yang mengatur proses menelan dan pernafasan. Angin sepoi-sepoi dan mencoba untuk minum air bisa menyebabkan kekejangan ini. Oleh karena itu penderita Rabies tidak dapat minum. Karena hal inilah, maka penyakit ini kadang-kadang juga disebut hidrofobia (takut air).
Spesies hewan perantara bervariasi pada berbagai letak geografis. Hewan-hewan yang diketahui dapat menjadi perantara Rabies antara lain rakun (Procyon lotor) dan sigung (Memphitis memphitis) di Amerika Utara, rubah merah (Vulpes vulpes) di Eropa, dan anjing di Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Afrika, Asia, dan Amerika Latin memiliki tingkat Rabies yang masih tinggi. Hewan perantara menginfeksi inang yang bisa 7berupa hewan lain atau manusia melalui gigitan. Infeksi juga dapat terjadi melalui jilatan hewan perantara pada kulit yang terluka. Setelah infeksi, virus akan masuk melalui saraf-saraf menuju ke sumsum tulang belakang dan otak dan bereplikasi di sana. Selanjutnya virus akan berpindah lagi melalui saraf ke jaringan non saraf, misalnya kelenjar liur dan masuk ke dalam air liur.
Selain itu, Rabies bisa ditularkan melalui penghirupan udara yang tercemar virus Rabies tetapi ini sangat jarang terjadi. Dua pekerja laboratorium telah mengkonfirmasi hal ini setelah mereka terekspos udara yang mengandung virus Rabies. Pada tahun 1950, dilaporkan dua kasus Rabies terjadi pada penjelajah gua di Frio Cave, Texas yang menghirup udara di mana ada jutaan kelelawar hidup di tempat tersebut. Mereka diduga tertular lewat udara karena tidak ditemukan sama sekali adanya tanda-tanda bekas gigitan kelelawar.

  1. CIRI-CIRI HEWAN YANG TERINFEKSI RABIES
Hewan yang terinfeksi bisa mengalami Rabies ganas ataupun Rabies jinak. Pada Rabies ganas, hewan yang terinfeksi tampak galak, agresif, menggigit dan menelan segala macam barang, air liur terus menetes, meraung-raung gelisah kemudian menjadi lumpuh dan mati. Pada Rabies jinak, hewan yang terinfeksi mengalami kelumpuhan lokal atau kelumpuhan total, suka bersembunyi di tempat gelap, mengalami kejang dan sulit bernapas, serta menunjukkan kegalakan.
Secara umum, hewan yang terinfeksi Rabies akan mengalami 3 tahapan, yaitu :
    1. Fase Prodormal: Hewan mencari tempat dingin dan menyendiri, tetapi dapat menjadi lebih agresif dan nervus, pupil mata meluas dan sikap tubuh kaku (tegang). Fase ini berlangsung selama 1-3 hari. Setelah fase Prodormal dilanjutkan fase Eksitasi atau bisa langsung ke fase Paralisa.
    2. Fase Eksitasi: Hewan menjadi ganas dan menyerang siapa saja yang ada di sekitarnya dan memakan barang yang aneh-aneh. Selanjutnya mata menjadi keruh dan selalu terbuka dan tubuh gemetaran, selanjutnya masuk ke fase Paralisa.
    3. Fase Paralisa: Hewan mengalami kelumpuhan pada semua bagian tubuh dan berakhir dengan kematian.
Sedangkan pada manusia yang terinfeksi Rabies akan mengalami 4 stadium sakit, yaitu :
1.      Stadium Prodromal: Dalam stadium prodomal sakit yang timbul pada penderita tidak khas, menyerupai infeksi virus pada umumnya yang meliputi demam, sulit makan yang menuju taraf anoreksia, pusing dan pening, dan lain sebagainya.
2.      Stadium Sensoris: Dalam stadium sensori penderita umumnya akan mengalami rasa nyeri pada daerah luka gigitan, panas, gugup, kebingungan, keluar banyak air liur, pupil membesar, hiperhidrosis, hiperlakrimasi.
3.      Stadium Eksitasi: Pada stadium eksitasi penderita menjadi gelisah, mudah kaget, kejang-kejang setiap ada rangsangan dari luar sehingga terjadi ketakutan pada udara (aerofobia), ketakutan pada cahaya (fotofobia), dan ketakutan air (hidrofobia). Kejang-kejang terjadi akibat adanya gangguan daerah otak yang mengatur proses menelan dan pernapasan. Hidrofobia yang terjadi pada penderita Rabies terutama karena adanya rasa sakit yang luar biasa di kala berusaha menelan air.
4.      Stadium Paralitik: Pada stadium paralitik setelah melalui ketiga stadium sebelumnya, penderita memasuki stadium paralitik ini menunjukkan tanda kelumpuhan dari bagian atas tubuh ke bawah yang progresif.
  1. PENCEGAHAN PENULARAN RABIES
Adapun cara-cara untuk mencegah penularan Rabies antara lain:
1.      Vaksin Anti Rabies (VAR), agar tubuh lebih kebal terhadap penyakit Rabies
2.      Jadilah pemelihara hewan yang baik
3.      Selalu ingat untuk memvaksinasi hewan peliharaan seperti anjing, kucing dan kera. Tindakan ini tidak hanya melindungi hewan anda dari penyakit Rabies tetapi juga melindungi diri anda sendiri dan keluarga anda.
4.      Jaga selalu kebersihan hewan peliharaan
5.      Selalu awasi binatang peliharaan anda. Kurangi kontak mereka dengan hewan atau binatang liar. Jika binatang peliharaan anda digigit oleh hewan liar, segera ke dokter hewan untuk diperiksa keadaannya.
6.      Hubungi dinas peternakan setempat bila anda menjumpai ada binatang liar yang mencurigakan di lingkungan tempat tinggal anda.
7.      Hindari kontak dengan hewan liar yang tidak jelas asal usulnya.
8.      Cegah kelelawar memasukan rumah atau tempat anda beraktifitas.
9.      Jika anda bepergian ke daerah yang terjangkit Rabies, segeralah ke pusat pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan vaksinasi Rabies.
  1. PENANGANAN PERTAMA JIKA TERGIGIT HEWAN RABIES
Bila terinfeksi Rabies, segera cari pertolongan medis. Rabies dapat diobati, namun harus dilakukan sedini mungkin sebelum menginfeksi otak dan menimbulkan gejala. Bila gejala mulai terlihat, tidak ada pengobatan untuk menyembuhkan penyakit ini. Kematian biasanya terjadi beberapa hari setelah terjadinya gejala pertama. Jika terjadi kasus gigitan oleh hewan yang diduga terinfeksi Rabies atau berpotensi Rabies (anjing, sigung, rakun, rubah, kelelawar) segera cuci luka dengan sabun atau pelarut lemak lain di bawah air mengalir selama 10-15 menit lalu beri antiseptik alkohol 70% atau betadin. Orang-orang yang belum diimunisasi selama 10 tahun terakhir akan diberikan suntikan tetanus.


Lampiran 2

Pertanyaan :
1.      Apakah pengertian dari Rabies ?
2.      Apa yang menyebabkan penyakit Rabies ?
3.      Bagaimana ciri-ciri hewan dan manusia yang terinfeksi Rabies ?
4.      Bagaiman pencegahan terhadap penularan penyakit Rabies ?
5.      Bagaimana penanganan pertama untuk korban yang tergigit hewan yang Rabies ?

Jawaban :
1.      Rabies adalah suatu infeksi virus pada otak yang menyebabkan iritasi dan peradangan otak dan medulla spinalis. Penyakit Rabies atau dikenal juga dengan penyakit anjing gila merupakan salah satu penyakit zoonosa (penyakit hewan yang dapat menular ke manusia) dan penyakit hewan menular yang akut dari susunan syarat pusat yang dapat menyerang hewan berdarah panas serta manusia yang disebabkan oleh virus Rabies. Penyakit Rabies menular pada manusia melalui gigitan hewan penderita atau dapat pula melalui luka karena air liur hewan penderita Rabies. Hewan utama sebagai penyebar/penular Rabies adalah anjing.
2.      Rabies disebabkan oleh virus Rabies yang masuk ke keluarga Rhabdoviridae dan genus Lysavirus. Karakteristik utama virus keluarga Rhabdoviridae adalah hanya memiliki satu utas negatif RNA yang tidak bersegmen.Virus ini hidup pada beberapa jenis hewan yang berperan sebagai perantara penularan. Gejala biasanya mulai timbul dalam waktu 30-50 hari setelah terinfeksi, tetapi masa inkubasinya bervariasi dari 10 hari sampai lebih dari 1 tahun. Masa inkubasi biasanya paling pendek pada orang yang digigit pada kepala atau tempat yang tertutup celana pendek atau bila gigitan terdapat di banyak tempat.
3.      Secara umum, hewan yang terinfeksi Rabies akan mengalami 3 tahapan, yaitu :
a.    Fase Prodormal: Hewan mencari tempat dingin dan menyendiri, tetapi dapat menjadi lebih agresif dan nervus, pupil mata meluas dan sikap tubuh kaku (tegang). Fase ini berlangsung selama 1-3 hari. Setelah fase Prodormal dilanjutkan fase Eksitasi atau bisa langsung ke fase Paralisa.
b.    Fase Eksitasi: Hewan menjadi ganas dan menyerang siapa saja yang ada di sekitarnya dan memakan barang yang aneh-aneh. Selanjutnya mata menjadi keruh dan selalu terbuka dan tubuh gemetaran, selanjutnya masuk ke fase Paralisa.
c.    Fase Paralisa: Hewan mengalami kelumpuhan pada semua bagian tubuh dan berakhir dengan kematian.
Sedangkan pada manusia yang terinfeksi Rabies akan mengalami 4 stadium sakit, yaitu :
a.    Stadium Prodromal: Dalam stadium prodomal sakit yang timbul pada penderita tidak khas, menyerupai infeksi virus pada umumnya yang meliputi demam, sulit makan yang menuju taraf anoreksia, pusing dan pening, dan lain sebagainya.
b.    Stadium Sensoris: Dalam stadium sensori penderita umumnya akan mengalami rasa nyeri pada daerah luka gigitan, panas, gugup, kebingungan, keluar banyak air liur, pupil membesar, hiperhidrosis, hiperlakrimasi.
c.    Stadium Eksitasi: Pada stadium eksitasi penderita menjadi gelisah, mudah kaget, kejang-kejang setiap ada rangsangan dari luar sehingga terjadi ketakutan pada udara (aerofobia), ketakutan pada cahaya (fotofobia), dan ketakutan air (hidrofobia). Kejang-kejang terjadi akibat adanya gangguan daerah otak yang mengatur proses menelan dan pernapasan. Hidrofobia yang terjadi pada penderita Rabies terutama karena adanya rasa sakit yang luar biasa di kala berusaha menelan air.
d.   Stadium Paralitik: Pada stadium paralitik setelah melalui ketiga stadium sebelumnya, penderita memasuki stadium paralitik ini menunjukkan tanda kelumpuhan dari bagian atas tubuh ke bawah yang progresif.


4.      Cara Pencegahan penularan penyakit Rabies yaitu :
a.       Vaksin Anti Rabies (VAR), agar tubuh lebih kebal terhadap penyakit Rabies
b.      Jadilah pemelihara hewan yang baik
c.       Selalu ingat untuk memvaksinasi hewan peliharaan seperti anjing, kucing dan kera. Tindakan ini tidak hanya melindungi hewan anda dari penyakit Rabies tetapi juga melindungi diri anda sendiri dan keluarga anda.
d.      Selalu awasi binatang peliharaan anda. Kurangi kontak mereka dengan hewan atau binatang liar. Jika binatang peliharaan anda digigit oleh hewan liar, segera ke dokter hewan untuk diperiksa keadaannya.
e.       Jaga selalu kebersihan hewan peliharaan
f.       Hubungi dinas peternakan setempat bila anda menjumpai ada binatang liar yang mencurigakan di lingkungan tempat tinggal anda.
g.      Hindari kontak dengan hewan liar yang tidak jelas asal usulnya.
h.      Nikmati hewan liar seperti rakun, serigala dari tempat yang jauh. Jangan coba coba memberi mereka makan ataupun membelai mereka.
i.        Cegah kelelawar memasukan rumah atau tempat anda beraktifitas.
j.        Jika anda bepergian ke daerah yang terjangkit Rabies, segeralah ke pusat pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan vaksinasi Rabies.
5.      Rabies dapat diobati, namun harus dilakukan sedini mungkin sebelum menginfeksi otak dan menimbulkan gejala. Jika terjadi kasus gigitan oleh hewan yang diduga terinfeksi Rabies atau berpotensi Rabies (anjing, rubah, kelelawar) segera cuci luka dengan sabun atau pelarut lemak lain di bawah air mengalir selama 10-15 menit lalu beri antiseptik alkohol 70% atau betadin.

Share this to

Facebook Google+ Twitter Digg

GET UPDATES

Jangan sampai ketinggalan update terbaru. Subscribe dan dapatkan update langsung via email

Tentang Penulis

Ngurah Jaya Antara

BACA JUGA

Comments
0 Comments

0 comments:

TIPS KESEHATAN TERBARU

ARTIKEL KEPERAWATAN

TUTORIAL BLOGGER

VIEWER

MEMBER

© 2011-2014 Ngurah Jaya Antara. All rights reserved. Theme by Bloggertheme9
Blogger templates. Powered by Blogger.
back to top