KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA KLIEN DEWASA

Posted by Ngurah Jaya Antara on 0



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Di masa ini pertumbuhan dan perkembangan merupakan masalah  yang sangat penting di pelajari sebagai bahan pedoman untuk mengetahui ciri – ciri ideal pertumbuhan pada masa dewasa awal seperti perkembangan fisik, motorik, bahasa, dan adaptasi sosial. Sehingga kita dapat memahami bagaimana normalnya tumbuh kembang pada usia bayi tersebut. Oleh karena itu, pembahasan tentang tumbuh kembang sangat baik diangkat sebagai bahan makalah sehingga kita tahu bagaimana perkembangan dan pertumbuhan dewasa awal sampai lansia.
1.2  Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan ini, sebagai berikut.
1.      Bagaimanakah komunikasi terapeutik tersebut ?
2.      Bagaimanakah komunikasi pada klien dewasa tersebut ?

1.3  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan ini sebagai berikut
1.    Untuk mengetahui komunikasi terapeutik
2.    Untuk mengetahui komunikasi pada klien dewasa

1.4  Manfaat Penulisan
Manfaat dalam penulisan ini sebagai berikut.
1.      Mahasiswa dapat memahami komunikasi terapeutik
2.     Mahasiswa dapat memahami komunikasi pada klien dewasa


BAB II
PEMBAHASAN

2.1            Komunikasi Terapeutik
2.1.1        Pengertian Komunikasi Terapeutik
Terapeutik merupakan kata sifat yang dihubungkan dengan seni dari penyembuhan ( As Hornby dalam Intan, 2005). Maka di sini dapat diartikan bahwa terapeutik adalah segala sesuatu yang memfasilitasi proses penyembuhan. Dan komunikasi terapeutik merupakankomunikasi professional bagi perawat.
2.1.2        Tujuan Komunikasi Terapeutik
Dengan memiliki keterampilan berkomunikasi terapeutik, perawat akan lebih mudah menjalin hubungan saling percaya dengan klien,memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan dan akan meningkatkan profesi.
2.1.3        Manfaat Komunikasi Terapeutik
Manfaat komunikasi terapeutik ( christina, ddk. 2003) adalah :
a.       Mendorong dan menganjurkan kerja sama antarperawat dengan pasien melalui hubungan perawat dan  klien.
b.      Mengidentifikasi, mengungkapkan perasaan, dan mengkaji masalah serta mengevaluasi tindakan yang dilakukan oleh perawat.

2.1.4        Keberhasilan Komunikasi
Komunikasi yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu peristiwa komunikasi tersebut yaitu komunikator, pesan dan komunikan. Untuk mencapai komunikasi terapeutik dalam hubungan perawat dan klien, kredibilitas perawat sebagai komunikator akan menentukan keberhasilan hubungan yang terapeutik. Karakteristik keberhasilan komunikasi yaitu :
a.       Memiliki kesadaran yang tinggi
b.      Mampu melaksanakan klarifikasi nilai
c.       Mampu mengeksplorasikan perasaan
d.      Mampu untuk menjadi model peran
e.       Motifasi altruistic
f.       Rasa tanggung jawab dan etik.
Elemen pesan yang dapat menentukan keberhasilan komunikasi, juga harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a.       Pesan yang harus direncanakan
b.      Pesan menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh kedua pihak
c.       Pesan harus menarik minat dan kebutuhan pribadi penerima
d.      Pesan harus berisi hal-hal yang dapat dipahami
e.       Pesan yang disampaikan tidak samar-samar

2.1.5        Faktor yang Menghambat dalam Proses Terapeutik
a.       Kemampuan pemahaman yang berbeda
b.      Pengamatan atau penafsiran yang berbeda karena pengalaman masa lalu
c.       Komunikasi satu arah
d.      Kepentingan yang berbeda
e.       Memberikan jaminan yang tidak mungkin
f.       Memberi tahu apa yang harus dilakukan kepada penderita
g.      Membicarakan hal-hal yang bersifat pribadi
h.      Menurut bukti, tantangan serta penjelasan dari pasien mengenai tindakan
i.        Menghentikan atau mengalihkan pembicaraan
j.        Memberikan kritik mengenai perasaan penderita
k.      Terlalu banyak bicara
l.        Memperlihatkan sifat jemu, bosan, dan pesimis.
2.1.6        Teknik-Teknik Komunikasi Terapeutik
a.       Mendengarkan dengan penuh perhatian
b.      Menunjukkan penarimaan
c.       Menanyakan pertanyaan yang berkaitan
d.      Pertanyaan terbuka
e.       Mengulang ucapan klien
f.       Mengklarifikasikan
g.      Memfokuskan
h.      Menyatakan hasil observasi
i.        Menawarkan informasi
j.        Diam atau memelihara ketenangan
k.      Meringkas
l.        Memberikan penghargaan
m.    Menawarkan diri
n.      Mengajukan untuk meneruskan pembicaraan
o.      Menempatkan kejadian secara berurutan
p.      Memberikan nasehat
q.      Memberikan kesempatan
r.        Refleksi
s.       Assertive
t.        Humor

2.1.7        Prinsip Dasar Komunikasi Terapeutik
a.       Hubungan perawat dengan klien adalah hubungan terapeutik yang saling menguntungkan.
b.      Prinsip yang sama dengan komunikasi interpersonal devito yaitu keterbukaan, empati, sifat mendukung, sikap positif dan kesetaraan.
c.       Kualitas hubungan perawat dan klien ditentukan oleh bagaimana perawat mendefinisikan dirinya sebagai manusia
d.      Perawat menggunakan dirinya dengan teknik pendekatan yang khusus untuk memberi pengertian dan merubah prilaku klien.
e.       Perawat harus menghargai keunikan klien.
f.       Komunikasi yang dilakukan harus dapat menjaga harga diri.

2.2            Komunikasi pada Klien Dewasa
2.2.1        Komunikasi pada masa dewasa awal
Dari segi psikologis, Orang dewasa dalam situasi komunikasi mempunyai sikap-sikap tertentu yaitu :
1. Komunikasi adalah sutu pengetahuan yang diinginkan oleh orang dewasa itu sendiri, maka orang dewasa tidak diajari tetapi dimotivasikan untuk mencari pengetahuan yang lebih muktahir.
2. Komunikasi adalah suatu proses emosional dan intelektual sekaligus, manusia punya perasaan dan pikiran.
3. Komunikasi adalah hasil kerjasama antara manusia yang saling memberi dan menerima, akan belajar banyak, karena pertukaran pengalaman, saling mengungkapkan reaksi dan tanggapannya mengenai suatu masalah.
Komunikasi pada dewasa awal mengalami puncaknya pada kematangan fisik, mental dan kemampuan social mencapai optimal. Peran dan tanggung jawab serta tuntutan social telah membentuk orang dewasa. melakukan komunikasi dengan orang lain, baik pada setting professional ketika mereka bekerja atau pada saat mereka berada di lingkungan keluarga dan masyarakat umum.
Teknik komunikasi yang dikembangkan pada masa dewasa telah mencapai tahap optimal, baik dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Kemampuan untuk mengembangkan komunikasi (sebagai media transfer informasi). Dalam menguasai pesan yang diterima, individu dewasa tidak hanya melihat isi pesan, tetapi juga mempersiapkan pesan tersebut dengan lebih baik serta menciptakan hubungan antar pesan yang di terima dengan konteks atau situasi pesan tersebut disampaikan. Pesan yang diterima individu dewasa kadang kala dipersepsikan bukan hanya dari konteks isi pesan, tetapi lebih kompleks lagi disesuaikan dengan situasi dan keadaan yang menyertai. Contoh: “sayang…” dari sepenggal kata tersebut ketika diungkapkan dengan nada datar, akan memberi kesan yang menyesalkan. Kesan ini semakin kuat bila penyampai pesan menunjukkan rasa penyesalan dari gerakan bibir, raur wajah, kepala menunduk. Namun, bila ungkapan tersebut diucapkan dengan menggunakan bahasa yang halus dan mendesah serta menyampaikan pesan dengan menunjukkan ekspresi mata bersinar, wajah cerah atau normal, persepsi individu dewasa tersebut adalah bahwa makna kata “sayang” tersebut adalah perasaan suka atau cinta. Kemampuan untuk menilai respon verbal dan nonverbal yang disampaikan lingkungan memberi keuntungan karena pesan yang kompleks dapat disampaikan secara sederhana. Namun, kadang kala kemampuan kompleks untuk menangkap pesan ini menimbulkan kerugian pada manusia karena kesalahan dalam menerima pesan menjadi lebih besar, akibat pengguna persepsi dan lingkungan yang lebih kompleks. Contoh : seseorang yang meludah didepan atau didekat orang seseorang kadang kala di persepsikan sebagai rasa tidak suka atau benci terhadap orang tersebut, atau orang yang meludah tersebut tidak bermaksud sebagaimana dipersepsikan orang lain. Situasi diatas selanjutnya menimbulkan konflik antar individu atau kelompok.
2.2.2        Suasana Komunikasi
Agar komunikasi dengan klien dewasa efektif perlu memperhatikan terciptanya suasana komunikasi yang mendukung tercapainya tujuan komunikasi seperti saling menghormati, percaya dan terbuka.
a.       Suasana saling menghormati
Untuk dapat berkomunikasi secara efektif dengan klien dewasa, lawan komunikasi (perawat/tenaga kesehatan) harus dapat menghormati pendapat pribadinya. Klien dewasa akan merasa lebih senang apabila ia diperbolehkan untuk menyampaikan pemikiran atau pendapat, ide, dan sistem nilai yang dianutnya. Apabila hal-hal tersebut diabaikan akan menjadi kendala bagi keberlangsungan komunikasi.
b.      Suasana saling percaya
Komunikasi dengan klien dewasa perlu memperhatikan rasa saling percaya akan kebenaran informasi yang dikomunikasikan. Apabila hal ini dapat diwujudkan maka tujuan komunikasi akan lebih mudah tercapai.
c.       Suasana saling terbuka
Keterbukaan untuk menerima hasil komunikasi dua arah, antara perawat atau tenaga kesehatan dan klien dewasa akan memudahkan tercapainya tujuan komunikasi.
Klien dewasa yang menjalani perawatan di rumah sakit dapat merasa tidak berdaya, dan tidak aman ketika berada dihadapan pribadi-pribadi yang mengatur sikap dan perilakunya. Status kemandirian mereka berubah menjadi bergantung pada aturan dan ketetapan pihak lain. Hal ini dapat menjadi suasanya yang dirasanya sebagai ancaman. Akumulasi perasaan ini dapat terungkap dalam bentuk sikap emosional dan agresif. Dengan dilakukan komunikasi yang sesuai dengan konteks pasien sebagai orang dewasa oleh para professional,pasien dewasa akan mampu bergerak lebih jauh dari imobilitas bio psikososialnya untuk mencapai penerimaan terhadap maslahnya.

2.2.3 Model Komunikasi dan Implementasinya pada Klien Dewasa
Untuk dapat berkomunikasi secara efektif dengan klien dewasa dapat diterapkan beberapa model konsep komunikasi sebagai berikut:
a.       Model Shanon & Weaver
Model Shanon & Weaver memperhatikan problem pada penyampaian pesan informasi berdasarkan tingkat kecermatan. Model ini mengilustrasikan sumber dalam bentuk sandi. Diasumsikan bahwa sumber informasi menyampaikan sinyal yang sesuai dengan saluran informasi yang digunakan. Gangguan yang timbul dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan. Model ini dapat diterapkan pada konsep komunikasi antarpribadi. Faktor yang menguntungkan dari implementasi model ini ialah pesan yang disampaikan dapat diterima langsung oleh pihak penerima. Meskipun demikian, pada model ini pun terdapat kelemahan yang berupa hubungan antara sumber dan penerima pesan tidak kasat mata. Karena itu klien dewasa lebih memilih komunikasi secara langsung karena penerapan komunikasi melalui perantara dapat mengurangi kejelasan pesan yang dikomunikasikan.
b.      Model Komunikasi Leary
Model komunikasi Leary menekankan pengaruh hubungan interaksi di antara dua pihak yang berkomunikasi. Model ini mengamati perilaku klien yang dipengaruhi oleh lingkungan di sekitarnya. Model komunikasi Leary diterapkan dalam bidang kesehatan berdasarkan keseimbangan informasi yang terjadi dalam komunikasi antara profesional dan klien. Dalam pesan komunikasi pada model ini ada dua dimensi yang perlu diperhatikan dalam penerapannya, yakni dimensi: penentu vs ditentukan, dan suka vs tidak suka.
Dalam jangka waktu tertentu pasien diposisikan sebagai penerima pesan yang ditentukan dan harus  dipatuhi di bawah dominasi profesional kesehatan. Dalam komunikasi seharusnya terdapat keseimbangan kepercayaan di antara pengirim dan penerima pesan.
Apabila model komunikasi ini diterapkan pada klien dewasa hanya dapat dilakukan pada kondisi darurat untuk menyelamatkan hidup klien karena dalam kondisi darurat klien harus mentaati pesan yang disampaikan oleh perawat/profesional kesehatan. Tetapi pada klien/pasien dalam kondisi kronik model komunikasi ini tidak tepat untuk diterapkan karena klien dewasa mempunyai komitmen berdasarkan sikap dan pengetahuannya yang tidak mudah dipengaruhi oleh perawat.
Pada kasus ini lebih tepat apabila diterapkan dimensi suka (hue) dalam kadar tertentu, sebatas untuk sarana penyampaian pesan profesional. Model ini ditekankan pada pentingnya hubungan dalam membantu klien pada pelayanan kesehatan secara langsung.
c.       Model Interaksi King
Model interaksi King menekankan arti proses komunikasi antara perawat dan klien dengan mengutamakan penerapan system perspektif untuk mengilustrasikan profesionalisme perawat dalam memberikan bantuan kepada klien.
Model ini menekankan arti penting interaksi berkesinambungan di antara perawat dan klien dalam pengambilan keputusan mengenai kondisi klien berdasarkan persepsi mereka terhadap situasi.
Interaksi merupakan proses dinamis yang melibatkan hubungan timbal balik antara persepsi, keputusan, dan tindakan perawat-klien. Umpan balik pada model ini menunjuknya arti penting hubungan antara perawat dan klien.
Komunikasi berdasarkan model interaksi King lebih sesuai diterapkan pada klien dewasa karena model ini mempertimbangkan faktor intrinsik-ekstrinsik klien dewasa yang bertujuan untuk menjalin transaksi. Umpan balik yang terjadi bermanfaat untuk mengetahui hasil informasi yang disampaikan diterima dengan baik oleh klien.
d.      Model Komunikasi Kesehatan
Komunikasi ini difokuskan pada transaksi antara professional kesehatan-klien. 3 faktor utama dalam proses komunikasi kesehatan yaitu : 1) Relationship, 2) Transaksi, dan 3) Konteks. Hubungan Relationship dikondisikan untuk hubungan interpersonal, bagaimana seorang professional dapat meyakinkan orang tersebut. Profesional kesehatan adalah seorang yang memiliki latar belakang pendidikan kesehatan, training dan pengalaman dibidang kesehatan. Klien adalah individu yang diberikan pelayanan. Orang lain penting untuk mendukung terjadinya interaksi khususnya mendukung klien untuk mempertahankan kesehatan. Transaksi merupakan kesepakatan interaksi antara partisipan didalam proses kumunikasi tersebut. Konteks yaitu komunikasi kesehatan yang memiliki topik utama tentang kesehatan klien dan biasanya disesuaikan dengan temapt dan situasi. Penerapannya Terhadap komunikasi klien Dewasa Model komunikasi ini juga dapat diterapkan pada klien dewasa, karena professional kesehatan (perawat) memperhatikan karekterisitik dari klien yang akan mempengaruhi interaksinya dengan orang lain. Transaski yang dilakukan secara berkesinambungan, tidak statis dan umpan balik. Komunikasi ini juga tidak melibatkan orang lain yang berpengaruh terhadap kesehatn klien. Konteks komunikasi disesuaikan dengan tujuan, jenis pelayanan yang diberikan.
Dalam berkomunikasi dengan orang dewasa memerlukan suatu aturan tertentu seperti : sopan santun, bahasa tertentu, melihat tingkat pendidikan, usia, factor, budaya, nilai yang dianut, factor psikologi dll, sehingga perawat harus memperhatikan hal-hal tersebut agar tidak terjadi kesakahpahaman. Pada komunikasi pada orang dewasa diupayakan agar perawat menerima sebagaimana manusia seutuhnya dan perawat harus dapat menerima setiap orang berbeda satu dengan yang lain. Berdasarkan pada hal tertentu diatas, model konsep komunikasi yang tepat dan dapat diterapkan pada klien dewasa adalah model komunikasi ini menunjukan hubungan relationship yang memperhatikan karakteristik dari klien dan melibatkan pengirim dan penerima, serta adanya umpan balik untuk mengevalusi tujuan komunikasi.

Komunikasi merupakan alat yang efektif untuk mempengaruhi tingkah laku manusia kearah yang lebih baik sehingga perawat perlu untuk menguasai tehnik dan model konsep komunikasi yang tepat untuk setiap karakteristik klien.
a.       Orang dewasa memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan yang menetap dalam dirinya yang sukar untuk dirubah dalam waktu singkat sehingga perlu model komunikasi yang tepat agar tujuan dapat tercapai.
b.      Model konsep komunikasi yang sesuai untuk klien dewasa adalah model interaksi king dan model komunikasi kesehatan yang menekankan hubungan relationship yang saling member dan menerima serta adanya feedback untuk mengevaluasi apakah imformasi yang disampaikan sesuai dengan yang ingin dicapai.



Share this to

Facebook Google+ Twitter Digg

GET UPDATES

Jangan sampai ketinggalan update terbaru. Subscribe dan dapatkan update langsung via email

Tentang Penulis

Ngurah Jaya Antara

BACA JUGA

Comments
0 Comments

0 comments:

TIPS KESEHATAN TERBARU

ARTIKEL KEPERAWATAN

TUTORIAL BLOGGER

VIEWER

MEMBER

© 2011-2014 Ngurah Jaya Antara. All rights reserved. Theme by Bloggertheme9
Blogger templates. Powered by Blogger.
back to top