BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Perkembangan teknologi dan informasi yang sangat
pesat menyebabkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan juga
semakin berkembang. Perkembangan pengetahuan masyarakat , membuat masyarakat
lebih menuntut pelayanan kesehatan yang bermutu dan dapat
dipertanggungjawabkan. Kebutuhan layanan kesehatan termasuk keperawatan yang cepat, efisien dan
efektif menjadi tuntutan masyarakat saat
ini. Hal tersebut telah membuat
dunia keperawatan di Indonesia menjadi tertantang untuk terus mengembangkan
kualitas pelayanan keperawatan yang berbasis teknologi informasi (Rini, 2009)
Perawat sebagai
salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan,
mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam
upaya peningkatan mutu, seorang perawat harus mampu melaksanakan asuhan
keperawatan sesuai standar, yaitu mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi
berikut dengan dokumentasi
Kualitas atau mutu
pelayanan keperawatan di rumah sakit bergantung kepada kecepatan, kemudahan,
dan ketepatan dalam melakukan tindakan keperawatan. Dalam hal ini perawat
berada dalam posisi kunci untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
melalui strategi dan intervensi yang mendukung keselamatan pasien.
Manfaat
teknologi memang cukup besar dalam meningkatkan keselamatan pasien dan kualitas
pelayanan keperawatan. Namun dampak negatif yang timbul dari penggunaan
teknologi tersebut, tidak boleh diabaikan.
Meskipun diakui
bahwa teknologi dapat mempromosikan perasaan keselamatan pada pasien, teknologi
tidak pernah bisa menggantikan kedekatan dan empati sentuhan manusia (Almerud ,et al , 2008 dalam Harley &
Timmos 2010)
B. RUMUSAN
MASALAH
Adapun
rumusan masalah dalam penulisan makalah ini, sebagai berikut.
1. Bagaimanakah
sistem informasi kesehatan tersebut ?
2. Bagaimanakah
sistem informasi keperawatan tersebut ?
3. Bagaimanakah
sejarah sistem informasi keperawatan tersebut ?
4. Bagaimanakah
teknologi informasi tersebut ?
5. Bagaimanakah
fungsi sistem informasi keperawatan tersebut ?
6. Apasajakah
fasilitas di ruang keperawatan tersebut ?
7. Bagaimanakah pengaruh
teknologi terhadap ruangan ?
C. TUJUAN
PENULISAN
Tujuan
dari penulisan makalah ini, yaitu :
1. Mengetahui
sistem informasi kesehatan
2. Mengetahui
sistem informasi keperawatan
3. Mengetahui
sejarah sistem informasi keperawatan
4. Mengetahui
teknologi informasi
5. Mengetahui
fungsi sistem informasi keperawatan
6. Mengetahui
fasilitas di ruang keperawatan
7. Mengetahui pengaruh
teknologi terhadap ruangan
BAB II
PEMBAHASAN
A. SISTEM
INFORMASI KESEHATAN
Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi di
seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelengggaraan
pelayanan kepada masyarakat. Peraturan perundang-undangan yang menyebutkan
sistem informasi kesehatan adalah Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang
kebijakan dan strategi desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor
932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem
laporan informasi kesehatan kabupaten/kota. Hanya saja dari isi kedua Kepmenkes
mengandung kelemahan dimana keduanya hanya memandang sistem informasi kesehatan
dari sudut padang manejemen kesehatan, tidak memanfaatkan state of the art teknologi
informasi serta tidak berkaitan dengan sistem informasi nasional. (Sanjoyo). Perkembangan
Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis computer (Computer Based
Hospital Information System) di Indonesia telah dimulai pada akhir dekade
80’an. Rumah sakit di Indonesia sudah ada yang memanfaatkan komputer untuk
mendukung operasionalnya. Namun, tampaknya komputerisasi dalam di instansi
rumah sakit, kurang mendapatkan hasil yang cukup memuaskan semua pihak.
B. SISTEM
INFORMASI KEPERAWATAN
Sistem informasi keperawatan merupakan kombinasi dari ilmu komputer,
informasi dan keperawatan yang disusun untuk mempermudah manajemen, proses
pengambilan keputusan, dan pelaksanaan asuhan keperawatan. Salah satu
penggunaan sistem informasi keperawatan di kembangkan pada tahun 1960-1970
-an adalah dengan pendokumentasian keperawatan terkomputerisasi. Pendokumentasian
terkomputerisasi memfasilitasi pembakuan klasifikasi asuhan keperawatan
sehingga menghilangkan ambiguitas dalam pendokumentasian keperawatan. Sedangkan
menurut ANA (Vestal, Khaterine, 1995) sistem informasi keperawatan berkaitan
dengan legalitas untuk memperoleh dan menggunakan data, informasi dan
pengetahuan tentang standar dokumentasi, komunikasi, mendukung
proses pengambilan keputusan, mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan
baru, meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan keperawaratan dan
memberdayakan pasien untuk memilih asuhan kesehatan yang diiinginkan.
Kehandalan suatu sistem informasi pada suatu organisasi terletak pada
keterkaitan antar komponen yang ada sehingga dapat dihasilkan dan dialirkan
menjadi suatu informasi yang berguna, akurat, terpercaya, detail, cepat,
relevan untuk suatu organisasi.
C. SEJARAH
SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN
Komputer telah dikenal berpuluh – puluh tahun lalu, tetapi rumah sakit terlambat
dalam menangkap revolusi komputer. Perawat terlambat mendapatkan manfaat dari
komputer, usaha pertama dalam menggunakan komputer oleh perawat terjadi pada
akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an, penggunaannya mencakup automatisasi
catatan perawat untuk menjelaskan status dan perawatan pasien dan
penyimpanan hasil sensus dan gambaran staf keperawatan untuk analisa
kecenderungan masa depan staf.
Pada pertengahan tahun 1970-an ide dari sistem informasi rumah sakit
diterapkan dan perawat mulai menerapkan sistem informasi manajemen keperawatan.
Pada akhir tahun 1980-an munculah sistem mikro komputer yang semakin mendukung
pengembangan sistem informasi keperawatan. Di Indonesia sistem informasi
manajemen keperawatan masih minim penerapannya, pendokumentasian keperawatan
umumnya masih menggunakan pendokumentasian tertulis. Pemerintah Indonesia
sudah memiliki visi tentang sistem informasi kesehatan nasional, yaitu Reliable
Health Information 2010 (Depkes,2001). Pada perencanaannya sistem
informasi kesehatan akan di bangun di Rumah Sakit kemudian di masyarakat,
tetapi pelaksanaanya belum optimal.
D. TEKNOLOGI INFORMASI
Pengertian teknologi informasi adalah perolehan, pemprosesan, penyimpanan
dan penyebaran informasi baik yang berbentuk angka, huruf, gambar maupun suara
dengan alat electronic berdasarkan kombinasi antara perhitungan (computing) dan
komunikasi jarak jauh (telecommunications). Perlu di ketahui bahwa jika pada
masa lalu penanganan informasi mengandalkan pada kertas, artinya semakin banyak
informasi semakin banyak kertas yang di butuhkan atau di simpan sedangkan
sekarang hal itu telah beralih ke”impulse”electric yang berukuran mini dengan
kemampuan simpan lebih besar di bandingkan dengan kertas. Contoh, satu disket
/flopdy/compact disk dapat memuat atau di isi sejumlah informasi setara
dengan satu buku berukuran sedang.
Ada tiga komponen utama dari teknologi informasi antara lain :
1.
Komputer adalah mesin electronic
yang mampu untuk membuat kalkulasi dengan kapasitas yang besar dan sangat
cepat.
2.
Mikro electronik adalah rancang
bangun (disain) penerapan dan produksi dari peralatan elektronik yang berukuran
sangat kecil yang terdiri dari komponen-komponen yang rumit.
3.
Telkomunikasi adalah trasmisi informasi
melalui kabel atau gelombang radio, komponen-komponen utama akan di bahas
secara rinci kemudian.
1. Komputer
Upaya
pertama untuk memproses data dengan peralatan electronic di lakukan di Amerika
Serikat oleh Herman Hollerith pada decade 1890-an dalam usahanya untuk memenuhi
kebutuhan akan cara lebih baik untuk mencatat dan menganalisis hasil
sensus di Amerika Serikat. Hollerith berpikir akan perlunya otomatisasi
proses, dia bertolak dari gagasan penemuan sebelumnya. Alat ini di
namakan “punched card” oleh Charles Babbage yang berkebangsaan Inggris. Holerith
merakit berbagai komponen mekanis electris dan mendisain suatu tabulator yang
mampu ”membaca“ informasi yang di muat dalam suatu card/kartu. Tabulator
penemuan Hollerith tersebut bekerja sangat sukses, karena berhasil mengurangi
jam kerja sekitar 1/3 waktu yang di butuhkan orang untuk menangani kegiatan
bersangkutan.
Alat temuan Holerith
ini untuk beberapa decade telah membentuk dasar-dasar pemrosesan data di
bidang komersial. Berbagai upaya perintis untuk menciptakan mesin yang dapat
membantu pemecahan masalah atau computer dilakukan semasa perang dunia ke 2, sejalan
dengan usaha-usaha para ilmuwan negara-negara sekutu mencari cara untuk
memecahkan kode-kode pihak musuh.
Dengan
pengembangan computer terus berlangsung sampai decade 1960-an, kita mengenal
adanya computer dengan ukuran besar, biasanya di sebut ‘MAINFRAME’ alat ini
perlu di tempatkan dalam ruang khusus dan harus mempunyai ”AC”. MAINFRAME
sebagai mesin computer induk dilengkapi atau di hubungkan dengan beberapa mini computer,
masing-masing memerlukan tempat seukuran meja kantor dan juga perlu di
tempatkan dalam ruangan yang ber-AC. Jenis computer lain adalah microcomputer ukuranya
lebih kecil dan lebih ringan daripada mini computer serta tidak memerlukan
lingkungan dan ruangan yang khusus
2. Mikro Komputer
Micro-Computer
pada dasarnya adalah suatu system pengelolaan microelectronic berdasarkan pada
suatu microprocessor.
a.
ROM atau read only memory adalah
suatu alat chip penyimpanan memory tetap (a permanent-memory chip) yang memuat
code-code untuk mengoperasikan mesin microcomputer. Dalam keadaan (switched off)
operator tidak dapat menambah, mengganti atau menghapus code-code tersebut. Pada
waktu mesin hidup (switched on) jika operator memanggil code tertentu maka ROM
akan mengeluarkan data atau informasi yang di simpan dengan code yang
bersangkutan.
b.
RAM atau Random only memory adalah
suatu alat chip penyimpanan memory sementara guna menyimpan informasi yang di
masukan pemakai. Tidak seperti ROM ,chip ram, tidak memuat informasi pada
memuat pada waktu mesin mati. Perbedaan antara ROM dan RAM seperti antara buku
cetakan yang hanya dapat di baca dari suatu catatan pribadi yang dapat di hapus
dan dapat di gunakan berkali-kali .
c.
CPU (Central Processor Unit) adalah
suatu CPU chip yang berfungsi sebagai pengendali semua kegiatan pengolahan data
dan mengkordinasi fungsi-fungsi seluruh peralatan computer .
d.
Input/Output Interface adalah
terdiri atas beberapa chip yang berfungsi untuk menangani code-code computer
dengan peralatan lainya seperti mengendali disket driver printer dan layar
monitor.
e.
Ukuran microcomputer relatif
kecil tetapi kapasitasnya sangat tinggi dan fleksibel di bandingkan
dengan sebuah “mainframe” atau minicomputer dapat secara mandiri menangani
pengolahan data yang berskala besar .
3. Micro Electronic dan Micro
Processor
Micro
processor merupakan suatu cerkuit yang terintegrasi yang di desain untuk
melakukan fungsi-fungsi koordinasi dan pengolahan data. Fungsinya dapat di
sejajarkan dengan ”microelectronic” seperti sebuah “mainframe” central
processing unit (CPU). Microprocessor memberikan dampak kepada penciptaan
computer electronic berukuran kecil (mini).
Berdasarkan
sejarah perkembangan teknologi proses penemun ini bermula dari pengembangan
transitor pada decade 1950-an transitor sendiri yang berupa komponen kristal relatif
berukuran kecil yang berfungsi memindahkan atau mengelolah kekuatan electric
berkeuatan kecil di antara circuit dalam peralatan bersangkutan. Ukuran
transitor walaupun jauh lebih kecil daripada penemuan pertama alat electronic
yang kita kenal dengan nama tabung hampa udara, tetapi kapasitasnya lebih
besar.
Kebanyakan
dari circuit-cirkuit yang terintegrasi di namakan “General Purposes Chips” dengan
tujuan umum di buat untuk menangani satu atau lebih fungsi-fungsi pokok alat
rumah tangga seperti micro computer mesin cuci dan lain-lainya.
Ada tiga
tujuan umum dari chips antara lain :
a.
Memory chips = untuk menyimpan informasi
b.
CPU chips atau seperti
microprocessor = untuk menangani pengolahan dan koordinasi fungsi dari
suatu computer
c.
Interface chips = untuk menangani
luaran atau masukan yang di kehendaki dari suatu system
4. Telekomunikasi
Istilah
telkomunikasi dikenal sebagai cara penyampaian informasi melalui kabel/kawat
listrik (telepon dan telegrap) atau dengan gelombang radio. Perubahan yang
cepat di bidang telekomunikasi juga dipengaruhi oleh berbagai perkembangan dan
penemuan –penemuan di bidang teknologi seperti :
a.
Fibre glass yaitu suatu kawat dari
bahan fibre glass mampu memindahkan vulza dalam bentuk binary dengan kecepatan
yang tinggi.kawat telepon dengan bahan ini kapasitas muatannya beribu kali di
banding dengan kabel konvensional
b. Transmisi
microwave system ini di gunakan dengan system penanaman kabel di bawah tanah
sekarang di kembangkan untuk pengantar komunikasi yang berasal dari satelit
bumi
c. System infra
merah yang memungkinkan peralatan seperti televisi di control tanpa kawat. Pada
masa mendatang sistem ini dan dapat di gunakan sebagai penghubung tanpa kawat (wireless/coreless)
di antara alat-alat mesin seperti word-processor, telepon dan computer.
E. FUNGSI
SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN
Konseptual model dalam sistem informasi keperawatan berdasarkan 4
fungsi utama dalam praktik keperawatan klinik dan administratif:
1. Proses
perawatan pasien
Proses
perawatan pasien adalah apa yang telah dilakukan oleh perawat kepada pasien
yaitu: pengkajian, diagnosa keperawatan, jadwal perawatan dan pengobatan,
catatan keperawatan, pola makan, prospektif, beban kerja , administrasi pasien.
2. Proses
managemen bangsal
Aktivitas
yang berhubungan dengan fungsi bangsal untuk secara efektif menggunakan sumber
dalam merencanakan objek secara spesifik. Mentransformasikan informasi pada
manajemen yang berorientasi informasi dalam pengambilan keputusan:
jaminan kualitas, sudut pandang aktivitas di bangsal keperawatan, jadwal dinas
karyawan, manajemen perseorangan, perencanaan keperawatan, manajemen
inventarisasi dan penyediaan sarana dan prasarana, manajemen finansial,
kontroling terhadap infeksi.
3. Proses
Komunikasi
Seluruh
aktivitas dikonsentrasikan pada komunikasi pada pasien dan subjek lain yang
memiliki hubungan dengan subjek pengobatan, perjanjian dan penjadwalan, review
data, transformasi data, dan segala bentuk pesan.
4. Proses
Pendidikan dan Penelitian
Pendokumentasian
fungsi dan prosedural.
F. FASILITAS DI
RUANG KEPERAWATAN
1.
Komputer
Komputer
merupakan sebuah alat elektronik yang mampu memiliki banyak fungsi dan mampu
melakukan banyak tugas. Selain itu komputer dapat didefinisikan sebagai
sekumpulan alat elektronik yang saling terkoordinasi satu sama lain sehingga
dapat menerima data, kemudian mengolah data, dan pada akhirnya akan menghasilkan
suatu keluaran yang berupa informasi (Input > Proses > Output).
2.
Telenursing
Telenursing
adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam memberikan pelayanan
keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang
jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Sebagai bagian
dari telehealth dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan
non medis seperti telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring.
Telenursing
menunjukkan penggunaan teknologi komunikasi oleh perawat untuk meningkatkan
perawatan pasien. Telenursing menggunakan channel elektromagnetik (wire, radio,
optical) untuk mengirim suara, data dan sinyal video komunikasi. Dapat juga
didefinisikan sebagai komunikasi jarak jauh menggunakan transmisi elektrik atau
optic antara manusia dan atau computer
Telenursing
diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan
pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini, menggunakan teknologi
satelit untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua
negara dan memakai peralatan video conference. Telenursing bagian integral dari
telemedicine atau telehealth.
Menurut Britton et all (1999), ada beberapa
keuntungan telenursing yaitu :
a. Efektif
dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi
kunjungan ke pelayanan kesehatan ( dokter praktek, ruang gawat darurat, rumah
sakit dan nursing home)
b. Dengan
sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan
keperawatan tanpa batas geografis
c. Telenursing
dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di rumah sakit
d. Pasien
dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian dan monitoring yang
sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Telenursing dapat meningkatkan
pelayanan untuk pasien kronis tanpa memerlukan biaya dan meningkatkan
pemanfaatan teknologi
e. Berhasil
dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan meningkatkan akses untuk
perawatan kesehatan tanpa banyak memerlukan sumber.
Selain
manfaat di atas telenursing dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan
keperawatan ( model distance learning) dan perkembangan riset
keperawatan berbasis informatika kesehatan. Telenursing dapat juga
digunakan dikampus dengan video conference, pembelajaran on line dan Multimedia
Distance Learning.
3.
Internet
Internet
adalah suatu fasilitas yang paling di rasakan secara nyata di bidang teknologi
impormasi adalah dengan adanya “cyber space” atau ruang maya di mana kita dapat
berkomunikasi langsung melalui perangkat computer dalam situasi dan kondisi
yang berbeda dan ini sudah menjadi kebutuhan setiap orang mulai dari pelajar, mahasiswa,
pebisnis, maupun dunia kerja pegawai (PNS).
G. PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP RUANGAN
Pengaruh negatif teknologi terhadap ruangan sebagai berikut.
1. Dikhawatirkan akan
adanya penurunan proses berpikir kritis dari perawat tersebut, karena informasi
yang didapat mudah untuk diakses.
2. Dimungkinkan pula
terjadi penurunan kepekaan antara perawat yang satu dengan yang lain ataupun
antara perawat dengan klien. Karena segala sesuatu dapat dilakukan secara
online (misaltele-health), tanpa harus tatap muka
3. Keterbatasan kapasitas penyimpanan data
4. Kemungkinan bisa terjadi gangguan teknis (disebabkan
virus dan factor lainnya)
5. Tentunya dokumentasi keperawatan
berbasis komputer juga mempunyai kelemahan, diantaranya adalah kemampuan
perawat dalam melaksanakan proses keperawatan dan keterampilan perawat
menggunakan computer.
Adapun pengaruh positif teknologi terhadap ruangan sebagai
berikut.
1. Penghematan
biaya dari penggunaan kertas untuk pencatatan
2. Penghematan
ruangan karena tidak dibutuhkan tempat yang besar dalam penyimpanan arsip.
3. Penyimpanan
data pasien menjadi lebih lama.
4. Pendokumentasian
keperawatan berbasis komputer yang dirancang dengan baik akan mendukung otonomi
yang dapat dipertanggung jawabkan.
5. Membantu
dalam mencari informasi yang cepat sehingga dapat membantu pengambilan
keputusan secara cepat
6. Meningkatkan
produktivitas kerja.
7. Mengurangi
kesalahan dalam menginterppretasikan pencatatan (Gurley L, Advantages and
Disadvantages of Electronic Medical Record, diakses dari http://www.aameda.org/member)
Sedangkan menurut Holmes (2003,dalam Sitorus 2006), terdapat keuntungan
utama dari dokumentasi berbasis komputer yaitu:
1. Standarisisasi:
terdapat pelaporan data klinik yang standar, mudah dan cepat diketahui.
2. Kualitas:
meningkatkan kualitas informasi klinik dan sekaligus meningkatkan waktu perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan.
3. Accessebility,
legibility, mudah membaca dan mendapat informasi klinik dari pasien dalam satu
lokasi.
Dokumentasi perawatan merupakan bagian penting dari dokumentasi klinis.
Namun, dokumentasi proses keperawatan sering kurang berkualitas. Untuk
meningkatkan dokumentasi asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat maka
perlu diterapkan sistem infomasi keperawatan dalam pendokumentasian asuhan
keperawatan. Ada harapan tinggi bahwa komputer dapat mendukung dalam
dokumentasi keperawatan akan membantu meningkatkan kualitas dokumentasi. Namun
dengan diterapkannya komputerisasi di rumah sakit juga perlu diimbangi oleh
kemampuan perawat dalam mengoperasionalkan komputer.
Untuk meningkatkan kemampuan perawat dalam penggunaan komputer maka
perawat telah menyoroti kebutuhan untuk pelatihan dalam penggunaan teknologi
informasi, dan penilaian kritis penting untuk profesional perawat (Docker, et
all.,2003).
Dokumentasi keperawatan yang ada sekarang ini adalah dokumentasi
keperawatan yang berbasis kertas. Namun pada kenyataannya sering ditemukan
bahwa proses tersebut tidak terintegrasi ke dalam dokumentasi keperawatan. Sering
kita menemukan dokumentasi yang kurang lengkap, alasannya antara lain perlu
waktu yang banyak, kualitas catatan berbasis kertas masih rendah dan pemanfaatan
dokumentasi masih terbatas dari proses keperawatan. Masalah-masalah ini
menyebabkan upaya untuk mendukung proses keperawatan dengan sistem berbasis
komputer untuk mengurangi beban perawat dalam dokumentasi. Penerapan sistem
informasi keperawatan dalam dokumentasi asuhan keperawatan bertujuan untuk
meningkatkan kuantitas dan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan. Dokumentasi
yang berbasis komputer selain meningkatkan kualitas juga memungkinkan penggunaan
kembali data keperawatan untuk manajemen keperawatan dan penelitian
keperawatan. Hal ini seperti yang terdapat dalam hasil penelitian dari Mueller,
et all.2006 yang menyatakan bahwa kualitas dokumentasi keperawatan semakin
meningkat dengan diterapkannya Quality of Nursing Diagnoses, Interventions, and
Outcomes (Q-DIO). Penelitian ini mendukung penggunaan Q-DIO dalam mengevaluasi
dokumentasi keperawatan diagnosis, intervensi, dan hasil asuhan keperawatan.
Berdasarkan hal tersebut maka untuk meningkatkan kualitas dokumentasi, perawat
membutuhkan dukungan melalui pendidikan agar mengetahui langkah-langkah untuk
menghubungkan diagnosa dengan intervensi, spesifik ke etiologi diidentifikasi, dan
untuk mengidentifikasi hasil asuhan keperawatan. Adanya peningkatan dokumentasi
tersebut membuktikan bahwa dengan diterapkannya Q-DIO dapat berguna sebagai
alat audit dokumentasi keperawatan dan harus dikembangkan sebagai fitur terintegrasi
secara elektronik (Mueller, et all.2006).
Selain itu adapun pengaruh dari teknologi telenursing yaitu aplikasi telenursing
dapat diterapkan di rumah, rumah sakit melalui pusat telenursing dan melalui
unit mobil. Telepon triase dan home care berkembang sangat pesat dalam aplikasi
telenursing. Di dalam home care perawat menggunakan system memonitor parameter
fisiologi seperti tekanan darah, glukosa darah, respirasi dan berat badan
melalui internet. Melalui system interaktif video, pasien contact on-call
perawat setiap waktu untuk menyusun video konsultasi ke alamat sesuai dengan
masalah, sebagai contoh bagaimana mengganti baju, memberikan injeksi insulin
atau diskusi tentang sesak nafas. Secara khusus sangat membantu untuk anak
kecil dan dewasa dengan penyakit kronik dan kelemahan khususnya dengan penyakit
kardiopulmoner. Telenursing membantu pasien dan keluarga untuk berpartisipasi
aktif di dalam perawatan, khususnya dalam management penyakit kronis. Hal ini
juga mendorong perawat menyiapkan informasi yang akurat dan memberikan dukungan
secara online. Kontinuitas perawatan dapat ditingkatkan dengan menganjurkan
sering kontak antara pemberi pelayanan kesehatan maupun keperawatan dengan
individu pasien dan keluarganya.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa sistem
informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi di seluruh tingkat
pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelengggaraan pelayanan kepada
masyarakat. Sistem informasi keperawatan merupakan kombinasi dari ilmu
komputer, informasi dan keperawatan yang disusun untuk mempermudah manajemen,
proses pengambilan keputusan, dan pelaksanaan asuhan keperawatan. Komputer
telah dikenal berpuluh – puluh tahun lalu, tetapi rumah sakit terlambat dalam
menangkap revolusi komputer. Perawat terlambat mendapatkan manfaat dari
komputer, usaha pertama dalam menggunakan komputer oleh perawat terjadi pada
akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an, penggunaannya mencakup automatisasi
catatan perawat untuk menjelaskan status dan perawatan pasien dan
penyimpanan hasil sensus dan gambaran staf keperawatan untuk analisa
kecenderungan masa depan staf. Teknologi informasi adalah perolehan,
pemprosesan, penyimpanan dan penyebaran informasi baik yang berbentuk angka,
huruf, gambar maupun suara dengan alat electronic berdasarkan kombinasi antara
perhitungan (computing) dan komunikasi jarak jauh (telecommunications). Ada
tiga komponen utama dari teknologi informasi antara lain : komputer, mikro
electronik dan telkomunikasi. Fungsi sistem informasi keperawatan yaitu, proses
perawatan pasien, proses managemen bangsal, proses komunikasi, proses
pendidikan dan penelitian. Fasilitas di ruang keperawatan diantaranya
komputer, telenursing, dan internet. Teknologi mempunyai pengaruh negatif dan
positif terhadap ruangan. Pengaruh negatif seperti dikhawatirkan akan adanya
penurunan proses berpikir kritis dari perawat tersebut, karena informasi yang
didapat mudah untuk diakses. Sedangkan pengaruh positif seperti, pendokumentasian
keperawatan berbasis komputer yang dirancang dengan baik akan mendukung otonomi
yang dapat dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Sulisnadewi. Dampak Teknologi
Informasi Dalam Meningkatkan Patient Safety Dan Kualitas Pelayanan Keperawatan.(dalam http://www.fik.ui.ac.id). Diakses tanggal 13 September 2013 (11:15)