PEMBERIAN OBAT TOPICAL HIDUNG
LANGKAH
|
RASIONAL
|
1.
Periksa program obat dari dokter, meliputi nama
klien, nama obat, konsentrasi larutan, jumlah tetesan, dan waktu pemberian
obat.
2.
Merujuk pada catatan medis untuk menentukan sinus
mana yang perlu diobati.
3.
Cuci tangan
4.
Siapkan peralatan dan suplai:
a.
Obat yang disiapkan dengan alat tetes yang bersih
b.
Kartu, format, atau huruf cetak nama obat
c.
Tisu wajah
d.
Bantal kecil (bila perlu)
e.
Kain lap (bila perlu)
5.
Periksa identifikasi klien dengan membaca gelang
Identifikasi dan menanyakan nama klien
6.
Kenakan sarung tangan. Inspeksi kondisi hidung dan
sinus. Palpasi adanya nyeri tekan pada sinus.
7.
Jelaskan prosedur tentang pengaturan posisi dan
sensasi yang akan timbul, misalnya rasa terbakar atau tersengat pada mukosa
atau sensasi tersedak ketika obat menetes ke dalam tenggorokan.
8.
Atur suplai dan obat di sisi tempat tidur
9.
Instruksikan klien untuk menghembuskan udara,
kecuali dikontraindikasikan.
10. Member obat
tetes hidung:
a.
Bantu klien mengambil posisi terlentang
b.
Atur posisi kepala yang tepat:
1)
Faring posterior-tekuk kepala klien ke belakang.
2)
Sinus ethmoid atau sphenoid-tekuk kepala ke
belakang di atas pinggiran tempat tidur atau tempatkan bantal di bawah bahu
dan tekuk kepala ke belakang.
3)
Sinus frontal dan maksilaris-tekuk kepala ke
belakang di atas pinggiran tempat tidur atau kepala ditengokkan ke sisi yang
akan diobati.
Sangga
kepala klien dengan tangan tidak dominan.
c.
Instruksikan klien untuk bernapas melalui mulut.
d.
Pegang alat tetes 1 cm di atas nares dan masukkan
jumlah tetesan yang diinstruksikan melalui garis tengah tulang ethmoid.
e.
Minta klien berbaring terlentang selama 5 menit
f.
Tawarkan tisu wajah untuk mengeringkan hidung yang
berair (ingusan), tetapi peringatkan klien untuk tidak menghembuskan napas
dari hidung selama beberapa menit.
11. Memberi
semprot hidung:
a.
Bantu klien berbaring terlentang
b.
Atur posisi kepala yang tepat
1)
Tekuk kepala klien ke belakang
2)
Sangga kepala klien dengan tangan tidak dominan
3)
Untuk anak-anak, jaga kepala dalam posisi tegak
c.
Pegang ujung wadah tepat di bawah nares.
d.
Instruksikan klien untuk menarik napas ketika
semprot masuk ke dalam jalan saluran hidung.
12. Bantu klien
mengambil posisi yang nyaman setelah obat diabsorpsi.
13. Lepas sarung
tangan dan buang suplai yang kotor dalam wadah yang tepat. Cuci tangan.
14. Catat
pemberian obat, termasuk nama obat, jumlah tetesan, lubang hidung yang
dimasukkan obat, dan waktu pemberian obat.
15. Observasi
adanya efek samping pada klien selama 15 sampai 30 menit setelah obat
diberikan.
|
Memastikan
pemberian obat yang aman dan tepat.
Akan
memengaruhi posisi yang akan klien ambil selama obat dimasukkan.
Mengurangi
penularan infeksi
Alat
tetes atau aplikator tidak perlu steril, tetapi harus bersih
Digunakan
dalam mengatur posisi klien
Digunakan
untuk membersihkan nares
Memastikan
klien yang menerima obat benar.
Temuan
menjadi dasar untuk memantau efek obat. Rabas akan mengganggu absorpsi obat.
Membantu
mengurangi kecemasan.
Memastikan
prosedur yang berlangsung lancar dan teratur.
Mengeluarkan
mucus dan sekresi yang dapat menghambat distribusi obat.
Posisi
ini memberi akses ke saluran hidung
Posisi
memungkinkan obat mengalir ke sinus yang terganggu
Mencegah
otot leher meregang
Mengurangi
peluang tetesan nasal teraspirasi ke dalam trakea dan paru-paru
Mencegah
kontaminasi alat tetes. Memasukkan obat ke tulang ethmoid memfasilitasi
distribusi obat ke mukosa hidung.
Mencegah
kehilangan obat sebelum waktunya melalui nares
Memungkinkan
jumlah obat yang diabsorpsi maksimal.
Posisi
memberi akses ke saluran hidung
Posisi
memungkinkan obat mencapai saluran hidung
Mencegah
peregangan otot leher
Mencegah
semprot tertelan
Posisi
menjadi akses terbaik bagi semprot untuk mencapai saluran hidung.
Meningkatkan
jumlah obat yang mencapai saluran hidung maksimal.
Mengembalikan
rasa nyaman.
Mempertahankan
lingkungan yang rapi dan teratur. Mengurangi penularan mikroorganisme.
Pencatatan
yang tepat pada waktunya mencegah kesalahan dalam pemberian obat.
Obat
yang diabsorpsi melalui mukosa dapat menimbulkan reaksi sistemik.
|
GET UPDATES
Jangan sampai ketinggalan update terbaru. Subscribe dan dapatkan update langsung via email
BACA JUGA
- LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PNEUMONIA
- SOP PEMERIKSAAN VITAL SIGN (TEKANAN DARAH)
- SOP Pemeriksaan Frekuensi Pernapasan
- SOP PEMERIKSAAN ELASTISITAS KULIT
- SOP PEMERIKSAAN FISIK KEPALA
- Cara Mudah Membuat Daftar Isi Blog Dengan Scroll
- Cara Membuat Icon Follow Twitter pada Blog
- Cara Mudah Membuat Label Keren di Blog
- Cara Membuat Popular Post Ringan dan Seo Friendly Pada Blog
- CARA MERUBAH KURSOR MOUSE DI BLOG
- Cara Pengkajian Nyeri Berdasarkan PQRST
- Fakta Tentang Virus Ebola yang Wajib Diketahui
- International Nurses Day (Hari Perawat Internasional)
- Mengenal Penyakit MERS-Cov dan Cara Ampuh Pencegahannya
- SOP PEMERIKSAAN FISIK LEHER
- Cara Mudah Mendapatkan Akun Paypal
- LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RHEUMATIC HEART DISEASE (RHD)
- LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN TUMOR ABDOMEN
- Tradisi Unik Tahun Baru Di Berbagai Negara