Cara Pengkajian Nyeri Berdasarkan PQRST
Posted by Ngurah Jaya Antara
on
0
Saat
membuat diagnose keperawatan kita sering sekali dihadapkan dengan segala hal
yang berhubungan dengan nyeri. Jika berbicara mengenai nyeri itu sendiri tidak
terlepas dari yang namanya PQRST. Jika teman – teman masih rancu dengan PQRST
ini, saya akan mencoba sharing sedikit tentang apa yang saya ketahui. Baiklah
sebelum membahas Cara Pengkajian Nyeri Berdasarkan PQRST mari kita mengulas sedikit apa itu nyeri?
Mekanisme Terjadinya Nyeri
Nyeri
merupakan suatu mekanisme perlindungan tubuh untuk melindungi dan memberikan
tanda bahaya tentang adanya gangguan di tubuh. Mekanisme nyeri adalah sebagai
berikut rangsangan diterima oleh reseptor nyeri, di ubah dalam bentuk impuls
yang di hantarkan ke pusat nyeri di korteks otak. Setelah di proses dipusat
nyeri, impuls di kembalikan ke perifer dalam bentuk persepsi nyeri.
Rangsangan
yang diterima oleh reseptor nyeri dapat berasal dari berbagai faktor dan
dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu:
Rangsangan Mekanik
: Nyeri yang di sebabkan karena pengaruh mekanik seperti tekanan, tusukan
jarum, irisan pisau dan lain-lain.
Rangsangan Termal
: Nyeri yang disebabkan karena pengaruh suhu, Rata-rata manusia akan
merasakan nyeri jika menerima panas diatas 450 C, dimana mulai pada suhu
tersebut jaringan akan mengalami kerusakan
Rangsangan Kimia
: Jaringan yang mengalami kerusakan akan membebaskan zat yang di sebut
mediator yang dapat berikatan dengan reseptor nyeri antaralain: bradikinin,
serotonin, histamin, asetilkolin dan prostaglandin. Bradikinin merupakan zat
yang paling berperan dalam menimbulkan nyeri karena kerusakan jaringan. Zat
kimia lain yang berperan dalam menimbulkan nyeri adalah asam, enzim
proteolitik, Zat P dan ion K+ (ion K positif ).
Proses Terjadinya Nyeri
Reseptor
nyeri dalam tubuh adalah ujung-ujung saraf telanjang yang ditemukan hampir pada
setiap jaringan tubuh. Impuls nyeri dihantarkan ke Sistem Saraf Pusat (SSP)
melalui dua sistem Serabut. Sistem pertama terdiri dari serabut Ad bermielin
halus bergaris tengah 2-5 µm, dengan kecepatan hantaran 6-30 m/detik. Sistem
kedua terdiri dari serabut C tak bermielin dengan diameter 0.4-1.2 µm, dengan
kecepatan hantaran 0,5-2 m/detik.
Serabut
Ad berperan dalam menghantarkan 'Nyeri cepat' dan menghasilkan persepsi nyeri
yang jelas, tajam dan terlokalisasi, sedangkan serabut C menghantarkan 'nyeri
Lambat' dan menghasilkan persepsi samar-samar, rasa pegal dan perasaan tidak
enak.
Pusat
nyeri terletak di talamus, kedua jenis serabut nyeri berakhir pada neuron
traktus spinotalamus lateral dan impuls nyeri berjalan ke atas melalui traktus
ini ke nukleus posteromidal ventral dan posterolateral dari talamus. Dari sini
impuls diteruskan ke gyrus post sentral dari korteks otak.
Klasifikasi Nyeri
Klasifikasi
nyeri berdasarkan waktu, dibagi menjadi nyeri akut dan nyeri kronis
- Nyeri Akut adalah Nyeri yang terjadi
secara tiba-tiba dan terjadinya singkat contoh nyeri trauma
- Nyeri Kronis adalah nyeri yang terjadi
atau dialami sudah lama contoh kanker
Klasifikasi
nyeri berdasarkan Tempat terjadinya nyeri
- Nyeri Somatik adalah Nyeri yang dirasakan
hanya pada tempat terjadinya kerusakan atau gangguan, bersifat tajam, mudah
dilihat dan mudah ditangani, contoh Nyeri karena tertusuk
- Nyeri Visceral adalah nyeri yang terkait
kerusakan organ dalam, contoh nyeri karena trauma di hati atau paru-paru.
- Nyeri Reperred : nyeri yang dirasakan
jauh dari lokasi nyeri, contoh nyeri angina.
Klasifikasi
Nyeri Berdasarkan Persepsi Nyeri
- Nyeri Nosiseptis adalah Nyeri yang
kerusakan jaringannya jelas
- Nyeri neuropatik adalah nyeri yang
kerusakan jaringan tidak jelas. contohnya : Nyeri yang diakitbatkan oleh
kelainan pada susunan saraf.
Cara Pengkajian Nyeri Berdasarkan
PQRST
P : Provokatif / Paliatif
Apa
kira-kira Penyebab timbulnya rasa nyeri...? Apakah karena terkena ruda paksa /
benturan..? Akibat penyayatan..? dll.
Q : Qualitas / Quantitas
Seberapa
berat keluhan nyeri terasa..?. Bagaimana rasanya..?. Seberapa sering
terjadinya..? Ex : Seperti tertusuk, tertekan / tertimpa benda berat,
diris-iris, dll.
R : Region / Radiasi
Lokasi
dimana keluhan nyeri tersebut dirasakan / ditemukan..? Apakah juga menyebar ke
daerah lain / area penyebarannya..?
S : Skala Seviritas
Skala
kegawatan dapat dilihat menggunakan GCS untuk gangguan kesadaran, skala nyeri /
ukuran lain yang berkaitan dengan keluhan
T : Timing
Kapan
keluhan nyeri tersebut mulai ditemukan / dirasakan..? Seberapa sering keluhan
nyeri tersebut dirasakan / terjadi...? Apakah terjadi secara mendadak atau
bertahap..? Acut atau Kronis..?
Sekian Cara Pengkajian Nyeri Berdasarkan PQRST.
Semoga bermanfaat J
Tagged as: Keperawatan
GET UPDATES
Jangan sampai ketinggalan update terbaru. Subscribe dan dapatkan update langsung via email
Tentang Penulis
Ngurah Jaya Antara
BACA JUGA