SOP PEMERIKSAAN FISIK LEHER

Posted by Ngurah Jaya Antara on 0




I.                   Persiapan
1.      Persiapan Pasien
a.       Memberi salam
b.      Memperkenalkan diri
c.       Menjelaskan maksud dan tujuan serta meminta ijin pada pasien untuk bersedia diperiksa
d.      Memberi pasien posisi yang nyaman
2.      Persiapan Lingkungan
1.      Menutup sampiran dan menjaga privasi pasien

II.                Tahap Pelaksanaan

A.    INSPEKSI LEHER
1.      Posisi pasien duduk menghadap pemeriksa.
2.      Inspeksi kesimetrisan otot-otot leher, keselarasan trakea, dan benjolan pada dasar leher serta vena jugular dan arteri karotid.
3.      Mintalah pasien untuk : menundukkan kepala sehingga dagu menempel ke dada, dan menegadahkan kepala kebelakang, perhatikan dengan teliti area leher dimana nodus tersebar. Bandingkan kedua sisi tersebut.
4.      Menoleh ke kiri -kanan dan kesamping sehingga telinga menyentuh bahu. Perhatikan fungsi otot-otot sternomastoideus dan trapesius.
5.      Minta pasien menengadahkan kepala, perhatikan adanya pembesaran pada kelenjar tiroid. Selanjutnya minta pasien menelan ludah , perhatikan gerakan pada leher depan daerah kelenjar tiroid , ada tidaknya massa dan kesimetrisan.
B.     PALPASI LEHER
1.      Pasien posisi duduk santai dan pemeriksa dibelakangnya
2.      Pasien menundukan kepala sedikit atau mengarah kesisi pemeriksa untuk merelaksasikan jaringan dan otot-otot.
3.      Palpasi lembut dengan 3 jari tangan masing-masing nodus limfe dengan gerakan memutar. Periksa masing-masing nodus limfe dengan gerakan memutar. Periksa tiap nodus dengan urutan sebagai berikut :
a.       nodus oksipital pada dasar tengkorak,
b.      nodus aurikel poterior diatas mastoideus,
c.       nodus preaurikular tepat didepan telinga,
d.      nodus tonsiliar pada sudut mandikula,
e.       nodus submaksilaris, dan nodus sunmental pada garis tengah dibelakang ujung mandibular
4.      Bandingan kedua sisi leher, Periksa ukuran, bentuk, garis luar, gerakan, konsistensi dan rasa nyeri yang timbul.
5.      Jangan gunakan tekanan berlebihan saat mempalpasi karena nodus kecil dapat terlewati.
6.      Lanjutkan palpasi nodus servikal superfisial, nodus servikal posterior, nodus servikal profunda, dan nodus supraklavikular yang terletak pada sudut yang dibentuk oleh klavikula dan otot sternomastoideus
7.      Palpasi trakea terhadap posisi tengahnya dengan menyelipkan ibujari dan jari telunjuk di masing-masing sisi pada cekungan suprasternal. Bandingkan ruang sisa antara trakea dan otot sternokleidomastoideus
8.      Untuk memeriksa kelenjar tiroid dengan posisi dari belakang. lakukan palpasi ringan dengan 2 jari dari tangan kanan kiri dibawah kartilago krikoid.
9.      Beri pasien segelas air, minta pasien menundukan dagu dan mengisap sedikit air dan menelannya, rasakan gerakan istmus tiroid.
10.  Dengan lembut gunakan dua jari untuk menggerakkan trakea kesatu sisi dan minta pasien untuk menelan lagi. Palpasi badan lobus utama dan kemudian palpasi tepi lateral dari kelenjar.
11.  Ulangi prosedur untuk lobus yang berlawanan.
12.  Informasikan hasil pemeriksaan pada pasien dan catat pada status. Pembesaran nodus limfe dapat menandakan infeksi setempat atau sistemik. Nodus yang membesar dengan cepat dan seharusnya diperiksa lebih teliti. Nodus limfe kadang-kadang tetap membesar setelah adanya infeksi tetapi biasanya tidak nyeri. Kelenjar Tiroid pada dasar terlebar berkisar 4 cm, pembesaran kelenjar tiroid mengindikasikan adanya disfungsi atau tumor kelenjar tiroid. pembesaran tiroid yang nyeri tekan menandakan infeksi. Perubahan posisi lateral trakea mungkin akibat dari suatu massa dalam leher atau mediastinum atau kelainan paru-paru.
C.     PEMERIKSAAN TRAKHEA
1.      Posisi pasien duduk tegak menghadap lurus kedepan dengan leher terbuka
2.      Posisi pemeriksa di depan pasien agak kesamping.
3.      Leher pasien sedikit fleksi sehingga otot sternokleidomastoideus relaksasi.
4.      Posisi dagu pasien harus digaris tengah.
5.      Perhatikan bagian bawah trachea sebelum masuk dalam rongga dada, bagian ini paling mudah bergerak.
6.      Pemeriksa dengan menggunakan ujung jari telunjuk yang ditekankan lembut kedalam lekukan suprasternal tepat dimedial dari sendi sternoklavikularis bergantian dikedua sisi trachea
7.      Keadaan normal bila ujung jari hanya menyentuh jaringan lunak disebelah menyebelah trakhea.
8.      Bila ujung jari menyentuh tulang rawan trakhea tidak digaris median maka deviasi trakhea kearah tersebut, sedangkan sisi lain hanya menyentuh jaringan lunak.
9.      Informasikan hasil pemeriksaan pada pasien dan catat pada status

III.             Evaluasi
Evaluasi keadaan dan kondisi pasien setelah dilakukan pemeriksaan

IV.             Dokumentasi
Mencatat hasil yang didapat dan membandingkannya dengan standar normal 

Share this to

Facebook Google+ Twitter Digg

Tagged as: ,

GET UPDATES

Jangan sampai ketinggalan update terbaru. Subscribe dan dapatkan update langsung via email

Tentang Penulis

Ngurah Jaya Antara

BACA JUGA

Comments
0 Comments

0 comments:

TIPS KESEHATAN TERBARU

ARTIKEL KEPERAWATAN

TUTORIAL BLOGGER

VIEWER

MEMBER

© 2011-2014 Ngurah Jaya Antara. All rights reserved. Theme by Bloggertheme9
Blogger templates. Powered by Blogger.
back to top