FARMAKOLOGI - OBAT HEMATOLOGI
Posted by Ngurah Jaya Antara
on
0
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Seperti
yang telah kita ketahui bersama, obat merupakan salah satu penunjang sarana
kesehatan. Segala macam penyakit tidak dapat lepas dari keberadaan obat. Dalam
penggunaan obat kita harus mengikuti aturan-aturan tertentu, karena obat dalam
penggunaan yang berlebihan dapat menimbulkan efek toksin (meracuni tubuh),
sedangkan penggunaan racun dalam jumlah sedikit justru akan menjadi obat bagi
tubuh kita.
Salah
satu dari obat yang telah kita ketahui adalah obat yang digunakan untuk
menstimulasi atau memperbaiki proses pembentukan sel-sel darah atau sering
disebut Hematinik, obat-obatan itu tidak lepas dari segala masalah yang
berhubungan dengan kesehatan terutama yang berhubungan dengan darah. Masalah
yang berhubungan dengan darah merupakan masalah yang sangat riskan, karena
hubungannya sangat erat dengan keselamatan jiwa seseorang sehingga ironis
sekali apabila terjadi kesalahan walau hanya sedikit. Hal-hal yang perlu
diketahui adalah mengenai nama obat, tujuan penggunaan, indikasi, kontra
indikasi, efek samping, cara pemakaian, serta dosis yang digunakan. Untuk
menghasilkan efek terapi yang maksimal.
Oleh
karena itu, kita sebagai seorang calon tenaga kesehatan, dalam hal ini sebagai
seorang perawat. Di mana banyak perawat memiliki peranan penting untuk
memberikan obat kepada pasien secara delegatif. Maka dari itu penting bagi
seorang calon perawat untuk mempelajari tentang ilmu farmakologi, agar
kesalahan dalam praktik pelayanan kesehatan dapat di minimalisir. Dalam makalah
ini kami mengangkat judul “Obat Hematologi”.
1.2 Rumusan Masalah
Perumusan
masalah dalam makalah ini diantaranya:
1. Apa
pengertian dari Hematologi?
2. Bagaimana
proses farmakokinetik Fe di dalam tubuh?
3. Bagaimana
proses farmakokinetik vitamin B12 di dalam tubuh?
4. Apa
saja jenis-jenis obat dalam hematologi?
5. Apa
saja sediaan obat koagulan?
6. Apa
saja sediaan obat antikoagulan?
7. Apa
saja contoh obat-obat Hematologi?
1.3 Tujuan
Adapun
tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini, yaitu:
1. Untuk
mengetahui pengertian dari Hematologi
2. Untuk
mengetahui proses farmakokinetik Fe di dalam tubuh
3. Untuk
mengetahui proses farmakokinetik vitamin B12 di dalam tubuh
4. Untuk
mengetahui jenis-jenis obat dalam hematologi
5. Untuk
mengetahui sediaan obat koagulan
6. Untuk
mengetahui sediaan obat antikoagulan
7. Untuk
mengetahui contoh obat-obat Hematologi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Hematologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang marfologi darah dan jaringan pembentuk darah. Salah satu contoh penyakit yang
berhubungan dengan kekurangan darah adalah Anemia. Anemia adalah istilah yang
menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar hemoglobin dan
hematokrit hingga di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).
Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau
penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi
tubuh dan perubahan patofisiologis yang mendasar yang diuraikan melalui
anamnesa yang seksama, pemeriksaan fisik, dan informasi laboratorium. Penyebab
tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis
eritrosit, antara lain: besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya
merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik,
penyakit kronik, keracunan obat, dan lain-lain. Batas bawah dari nilai normal
untuk wanita dan laki – laki dewasa berbeda yaitu:
1. Untuk laki – laki dewasa: 13,0 gr/dl.
2. Untuk wanita dewasa: 11,5 gr/dl.
Sel darah
merah (eritrosit) dibuat dalam sumsum tulang–tulang pipih dan pembentukan
eritrosit ini memerlukan zat besi (Ferum–Fe) untuk pembentukan warna sel darah
merah (hemopoese), sedang asam folat dan vitamin B12 untuk
pembentukan sel darah merah (eritropoese).
2.2
Farmakokinetik Fe di dalam Tubuh
Absorbsi
Fe melalui saluran cerna terutama berlangsung di duodenum; makin ke distal
absorbsinya makin berkurang. Zat ini lebih mudah di absorbsi dalam bentuk fero.
Transportnya melalui sel mukosa usus secara aktif. Ion fero yang sudah di
absorbsi akan diubah menjadi ion feri dalam sel mukosa. Selanjutnya ion fero
akan masuk ke dalam plasma dengan perantara transferin, atau diubah menjadi
feritin dan disimpan dalam sel mukosa usus. Bila cadangan rendah atau kebutuhan
meningkat, maka Fe yang baru diserap akan segera diangkut dari sel mukosa ke
sumsum tulang untuk eritropoesis. Absorbsi dapat ditingkatkan oleh kobal,
inosin, etionin, vitamin C, HCl, sucsinat dan senyawa asam lainnya. Absorbsi
ini meningkat pada keadaan defisiensi Fe, berkurangnya depot Fe dan
meningkatnya eritropoesis.
Setelah di
absorbsi, Fe dalam darah akan diikat oleh transferin (siderifilin), sel beta 1-globulin
glikoprotein, untuk kemudian diangkut ke berbagai jaringan, terutama ke sumsum
tulang dan depot Fe. Selain transferin, sel-sel reticulum dapat pula mengangkut
Fe, yaitu untuk keperluan eritropoesis. Sel ini juga berfungsi sebagai gudang
Fe.
Jika tidak
digunakan dalam eritropoesis, Fe akan disimpan sebagai cadangan dalam bentuk
terikat sebagai feritin. Feritin terutama terdapat dalam sel-sel
retikuloendotelial (di hati, limpa, dan sumsum tulang). Cadangan ini tersedia
untuk digunakan oleh sumsum tulang dalam proses eritropoesis: 10%, diantaranya
terdapat dalam labile pool yang cepat dapat di kerahkan untuk proses ini,
sedangkan sisanya baru digunakan bila labile pool telah kosong. Bila Fe diberikan
melalui IV, akan sangat cepat diikat oleh apoferitin (protein yang membentuk
feritin) dan disimpan terutama di dalam hati sedangkan setelah pemberian peroral
terutama akan disimpan di limpa dan sumsum tulang. Penimbunan Fe dalam jumlah
abnormal tinggi dapat terjadi akibat transfuse darah.
Jumlah Fe
yang diekskresi setiap hari sedikit sekali, biasanya sekitar 0,5-1 mg/hari.
Ekskresi terutama berlangsung melalui sel epitel kulit dan saluran cerna yang
berkelupas, selain itu juga melalui keringat, urin, feses, serta kuku dan
rambut yang di potong. Pada wanita usia subur siklus haid 28 hari, jumlah Fe
yang diekskresi sehubungan dengan haid diperkirakan sebanyak 0,5-1mg/hari.
2.3 Farmakokinetik Vitamin B12
di dalam Tubuh
Sianokobalamin diabsorbsi baik dan cepat setelah pemberian
IM dan (subkutan) SK. Hidroksokobalamin dalam koenzim B12 lebih
lambat di absorbs karena ikatannya yang lebih kuat dengan protein.
Absorbsi dengan perantara FIC, sangat penting dan sebagian
besar pasien anemia megaloblastik disebabkan oleh gangguan mekanisme ini. FIC
hanya mampu mengikat sejumlah 1,5-3 mcg vitamin B12. Vitamin ini
masuk ke ileum dan di sini melekat pada reseptor khusus di sel mukosa ileum
untuk diabsorbsi. Intrinsic konsentrat (eksegen) yang diberikan bersama vitamin
B12 hanya berguna untuk penderita yang kurang mensekresi FIC dan penderita
menolak untuk disuntik. Absorbsi secara langsung, tidak begitu penting karena baru terjadi bila kadar vitamin B12
yang tinggi, dan berlangsung secara difusi.
Setelah diabsorbsi hampir semua vitamin B12 dalam
darah terikat dengan protein plasma. Sebagian besar terikat pada beta globulin
(transkobalamin II), sisanya terikat pada alfaglikoprotein (transkobalamin I)
dan interalfa glikoprotein (transkobalamin III).
2.4 Jenis – Jenis Obat
a. Koagulansia
Koagulansia merupakan zat atau obat
untuk menghentikan pendarahan. Golongan obat koagulansia ini dapat diberikan
secara oral maupun parenteral. Obat ini berguna untuk menekan atau menghentikan
perdarahan. Yaitu dengan mempercepat perubahan protombin menjadi thrombin dan
secara langsung mengumpalkan fibrinogen. Misalnya: Anaroxil, Adona AC,
Coagulen, Transamin, vitamin K.
b. Antikoagulan
Antikoagulan dapat digunakan untuk
mencegah pembekuan darah dengan jalan menghambat pembentukan atau menghambat
fungsi beberapa faktor pembekuan darah. Atas dasar ini antikongulan diperlukan
untuk mencegah terbentuk dan meluasnya trombus dan emboli, maupun untuk
mencegah bekunya darah di luar tubuh pada pemeriksaan laboratorium atau
tranfusi.
2.5 Sediaan Kongulansi
a.
Sediaan Oral
Sediaan
yang banyak digunakan dan murah ialah hidrat sulfas ferosus (FeSO4.7
H2O) 300 mg yang mengandung 20% Fe. Untuk anemia berat biasanya
diberikan 3 x 300 mg Sulfas Ferosus sehari selama 6 bulan. Dalam hal ini
mula-mula absorpsi berjumlah ± 45 mg/hari, dan setelah depot Fe terpenuhi,
dosis diturunkan menjadi 5–10 mg/hari. Berbeda dengan Fero Sulfat, Fero Fumarat
tidak mudah mengalami oksidasi pada udara lembap; dosis efektifnya 600–800 mg/hari
adalah dosis terbagi.
b.
Sediaan
Parenteral
Iron-dekstran (imferon) mengandung 50 mg Fe setiap ml-nya
(larutan 5%) untuk penggunaan intra muskular (IM) atau intra vena (IV). Total
yang diperlukan dihitung berdasarkan tingkat kekurangan Hbnya, yaitu 250 mg Fe
untuk setiap gram kekurangan Hb. Untuk memperkecil reaksi toksik pada pemberian
IV, dosis permulaan tidak boleh melebihi 25 mg, dan dengan peningkatan bertahap
untuk 2–3 hari sampai mencapai dosis 100 mg/hari. Obat harus diberikan
perlahan-lahan yaitu dengan menyuntikkan 20–50 mg/menit.
2.6 Sediaan Antikongulansia
Vitamin B12 diindikasikan untuk penderita defisiensi vitamin
B12 misalnya anemia pernisiosa. Vitamin B12 tersedia
dalam bentuk tablet untuk pemberian oral dan larutan untuk suntik. Penggunaan
sediaan oral pada pengobatan anemia pernisiosa kurang bermanfaat dan biasanya
terapi oral lebih mahal dari pada terapi pariteral. Tetapi sediaan oral dapat
bermanfaat sebagai supplement diet, namun kecil manfaatnya untuk penderita yang
kekurangan faktor intrinsik atau penderita dengan penyakit pada ileum, karena
absorbsi secara difusi tidak dapat diandalkan sebagai terapi efektif. Maka cara
pemberian yang terbaik adalah secara IM atau SK. Dikenal tiga jenis suntikan
vitamin B12 yaitu: (1) Sianokobalamin yang berkekuatan 10-1000
ncg/ml, (2) Larutan ekstrak hati dalam air, (3) Suntikan depot vitamin B12.
Suntikan larutan sianokobalamin jarang sekali menyebabkan reaksi alergi dan
iritasi di tempat suntikan, adapun manfaat larutan ekstrak hati terhadap anemia
pernisiosa di sebabkan oleh vitamin B12 yang terkandung di dalamnya
penggunaan suntikan ekstrak hati ini dapat menimbulkan reaksi alergi lokal
maupun umum, dan dari yang ringan sampai berat. Dosisianokobalamin untuk
penderita anemia pernisiosa tergantung dari berat anemianya, ada tidaknya
komplikasi dan respon trhadap pengobatan.
Pada terapi awal, di berikan dosis 100 mcg sehari parenteral
selama 5-10 hari. Dengan terapi ini respon hematologi baik sekali, tetapi
respon depot kurang memuaskan terdapat keadaan yang menghambat hematopoesis
misalnya, infeksi, urenia atau penggunaan kloramfenikol. Respon yang buruk
dengan dosis 100 mcg/hari selama 10 hari, mungkin juga disebabkan oleh salah
diagnosis atau potensi obat yang kurang.
Terapi penunjang, dilakukan dengan memberikan dosis penunjang
100-200 mcg/bulan sampai diperoleh remisi yang lengkap yaitu jumlah eritrosit
dalam darah ± 4,5 juta/mm3 dan morfologi hematologik berada dalam
batas-batas normal.
2.7 Contoh-Contoh Obat Hematologi
1. Adfer
Komposisi :
Fe glukonat 250 mg, Mangan sulfat
200 µg, Tembaga sulfat 200 µg, Vitamin C 50 mg, Asam folat 1000 µg, Vitamin
B12 7,5 µg, dan Sorbitol 25 mg.
Indikasi :
Anemia yang disebabkan oleh
kekurangan Fe, anemia akibat traumatik atau anemia endogenik, anemia akibat
perdarahan selama masa pertumbuhan, usia lanjut dan masa penyembuhan,
kehamilan, menyusui, dan anemia yang disebabkan malnutrisi umum atau diet.
Kontra Indikasi :
Penumpukan Fe, gangguan penggunaan
Fe.
Efek Samping :
Gangguan saluran pencernaan.
Kemasan :
Kapsul 100 biji.
Dosis :
Dosis awal 1-2 kapsul sehari.
2. Bufiron
Komposisi : Fe
(II) Fumarat 250 mg, Vitamin B12 10 ug, Mn (II) Sulfat 0,2 mg, Cu (II) Sulfat
0,2 mg, dan Dioktil Natrii Sulfosuccinate 20 mg.
Indikasi : Pencegahan dan penyembuhan berbagai bentuk anemia seperti
anemia makrositik, anemia hipokromik, anemia pernisiosa. Untuk mengobati
keadaan kurang darah yang disebabkan oleh karena kekurangan zat besi yaitu
karena pendarahan, pada wanita hamil dan pada masa pertumbuhan karena kebutuhan
akan zat besi meningkat.
Kontra Indikasi : -
Efek Samping : -
Kemasan : Dus 10x10 kapsul
Dosis : Pencegahan à 1 x 1 kapsul/hari, pengobatan à
3 x 1 kapsul/hari
3. Dasabion
Kapsul
Komposisi : Besi (II) Fumarat 360 mg, Kalsium 20
mg, Asam Folat 1,5 mg, Vitamin B12 15 mkg, Vitamin C 75 mg, Vitamin
D3 400 SI, dan Sorbitol 25 mg.
Indikasi : Segala macam anemia
Kontra Indikasi : -
Efek Samping : Nyeri pada saluran pencernaan disertai mual, muntah dan
diare. Pemberian secara terus menerus dapat menyebabkan konstipasi dan feses
menjadi hitam.
Kemasan : Dus 100 kapsul
Dosis : Sehari 1 kapsul atau menurut resep dokter
4. Emineton
Komposisi :
Ferrous Fumarate 90 mg, Cupric Sulfate 0,35 mg, Cobaltous Sulfate 0,15 mg,
Manganese Sulfate 0,05 mg, Pyridoxine Hydrochloride 0,192 mg, Cyanocobalamine 5
mg, Ascorbicacid 60 mg, Dl-A-Tocopherol Acetate 5 mg, Folicacid 400 mg, Calcium
Phosphate Dibasic 60 mg.
Indikasi : Membantu mengurangi gejala anemia
Kontra indikasi :
Efek Samping : Pemakaian
Emineton secara berlebihan dapat menyebabkan gangguan gastroenterik seperti
diare atau gastritis, mual dan muntah.
Kemasan :
Dosis : Dewasa (1–2 tablet/hari pada waktu
atau sesudah makan), Anak-anak (1 tablet/hari pada waktu atau sesudah makan).
5. Ferro
Glukonat
Komposisi : Besi (II) sulfat 525 mg
Indikasi : Untuk mencegah dan mengobati kekurangan vitamin dan mineral
seperti kekurangan darah (anemia) dan membantu pembentukan darah.
Kontra indikasi :
Efek Samping : Konstipasi, diare, mual, dan
muntah.
Kemasan : Botol 100 tab
Dosis :
Sehari 1 kapsul pada waktu atau sesudah makan, sesuai petunjuk dokter.
6. Fercee
Komposisi : Besi (II)
Fumarat 275 mg, Asatn Askorbat 100 mg, Natrium Dioktilsulfosuksinat 20 mg,
dalam bentuk pelepasan yang diperlambat
Indikasi : Penyakit
kurang darah, yang esensial dan sekunder yang disebabkan oleh kekurangan zat
besi, penyakit kurang darah yang disebabkan oleh pendarahan, masa akil balik,
masa hamil dan pada anak-anak.
Kontra Indikasi : Terapi besi
kontra indikasi untuk pasien dengan iron
storage disease atau pasien yang cenderung ke arah penyakit tersebut yang
disebabkan oleh chronic hemolytic
anemia (seperti anomali keturunan
dari struktur/sintesa hemoglobin dan/atau defisiensi enzim darah merah). Anemia
oleh kekurangan piridoksina hidroklorida sirosis hati.
Efek Samping : Reaksi
sensitivitas dan gangguan saluran pencernaan dapat terjadi.
Kemasan : Dus 100 kapsul lepas lambat
Dosis : 1 kapsul tiap hari sesudah makan
pagi – bila perlu dapat sampai 2 kapsul tiap hari.
7. Hemobion
Komposisi : Ferrous 360 mg, Asam Folat 1,5 mg,
Vitamin B12 15 mcg, Kalsium Pantotenat 200 mg, Kolekalsiferol 400
UI, dan Vitamin C 75 mg.
Indikasi :
Sebagai vitamin pada anemia pada masa kehamilan dan laktasi, pada masa
kehamilan, dan anemia karena kehilangan darah oleh berbagai sebab
Kontra indikasi : -
Efek
samping : -
Kemasan :
10 x 10 kapsul
Dosis : 1 Kapsul/hari
8. Livron
B. Plex
Komposisi : Vitamin B1
1,5 mg, Vitamin B2 0,25 mg, Vitamin B12 0,5 mcg,
Vitamin C 12,5 mg, Kalsium Pantotenant 1,5 mg, Nikotinamid 10 mg, Asam Folat
0,5 mg, Besi (II) Glukonat 7,5 mg, Tembaga (II) Sulfat 0,65 mg, dan Hati Kering
100 mg
Indikasi :
Anemia makrositik hiperkromik, seperti: anemia megaloblasnak tropikal. Anemia
hiperkromik. Anemia yang bertalian dengan gangguan fungsi hati, perdarahan pada
gusi. Anemia hiperkromik sehabis keracunan. Untuk segalat macam penyakit oleh
karena kekurangan vitamin B. Sesudah pengobatan dengan antibiouka, sulfonamida
dan sebagai tambahan vitamin. Dalam hal–hal yang tak memungkinkan penyunukan
dengan preparat hati, misalnya oleh karena terlalu peka. Sebagai tonikum umum
untuk pertumbuhan anak–anak yang tidak sehat. Sesudah mengalami berbagai
penyakit infeksi dan dalam masa sembuh dari suatu penyakit.
Kontra indikasi : -
Efek Samping : Nausea, Nyeri Lambung, Konstipasi, Diare
dan Kolik.
Kemasan : Dus 10 x 10 tablet
Dosis : Dewasa à
3x sehari 1-2 Tablet Salut Gula, Anak-anak à 3x sehari 1 Tablet Salut Gula
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Adapun simpulan yang dapat kita
tarik dari penjelasan di atas adalah Hematologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang marfologi darah dan jaringan pembentuk darah. penyakit yang berhubungan dengan
kekurangan darah adalah Anemia. Anemia adalah kondisi kehilangan komponen
darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk
pembentukan sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut
oksigen darah. Dan penyakit ini tidak lepas dari bantuan obat dalam tahap
pengobatan. Sedian yang tersedia sebagai obat hematologi di antaranya obat oral
dan parental.
GET UPDATES
Jangan sampai ketinggalan update terbaru. Subscribe dan dapatkan update langsung via email
Tentang Penulis
Ngurah Jaya Antara
BACA JUGA