BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Virus
adalah kata Latin untuk racun. Sebelum berkembangnya ilmu pengetahuan, segala
penyebab penyakit yang misterius pada manusia disebut virus. Sejarah penemuan
virus dimulai pada tahun 1883 oleh A. Mayer, seorang ilmuwan Jerman. Ia
melakukan penelitian tentang penyebab penyakit mosaik pada tembakau. Penyakit
mosaik ini menyebabkan pertumbuhan tembakau menjadi terhambat (kerdil) dan
daunnya berwarna belang-belang. Mayer menemukan bahwa penyakit mosaik tersebut
menular ke tanaman tembakau lain ketika ia menyemprotkan ekstrak daun tembakau
yang berpenyakit ke tanaman tembakau yang sehat.
Virus
memiliki ciri khusus yang membedakannya dengan kelompok makhluk hidup lain.
Dalam klasifikasi makhluk hidup, virus dipisahkan menjadi kelompok tersendiri.
Tubuh virus hanya terdiri dari selubung protein dan isi yang terdiri dari DNA
saja atau RNA saja. Ketika virus dikristalkan, virus mirip benda tak hidup.
Namun, jika dimasukkan ke dalam lingkungan yang cocok, virus akan hidup kembali.
Sebagai parasit sejati, virus menginfeksi tumbuhan, hewan, dan manusia.
Penyakit AIDS, cacar, polio, hepatitis, herpes merupakan contoh penyakit yang
disebabkan oleh virus yang menyerang manusia. Ilmu yang mempelajari virus
disebut virologi. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai ciri dan peran virus
dalam kehidupan manusia maka penulis akan membahasnya dalam paper ini.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa definisi virus ?
1.2.2 Apa saja ciri – ciri virus ?
1.2.3 Bagaimana struktur anatomi virus ?
1.2.4 Bagaimana reproduksi virus ?
1.2.5 Apa saja klasifikasi virus ?
1.2.6 Bagaimana peranan virus dalam kehidupan
mahluk hidup ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari virus.
1.3.2 Untuk mengetahui ciri
– ciri yang dimiliki oleh virus.
1.3.3 Untuk mengetahui struktur anatomi virus.
1.3.4 Untuk mengetahui cara reproduksi virus.
1.3.5 Untuk mengetahui klasifikasi virus.
1.3.6 Untuk
mengetahui peranan virus baik yang menguntungkan dan merugikan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi Virus
Virus
adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis.
Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan
memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular
untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat
dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah
kecil asam nukleat yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas
protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi
baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang
dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Istilah
virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel
eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal),
sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang
jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).
Virus
sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat
menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini
virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya
virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman
(misalnya virus mosaik tembakau)
2.2 Ciri – Ciri Virus
Virus
memiliki ciri dan struktur yang sangat berbeda sama sekali dengan organisme
lain, ini karena virus merupakan satu sistem yang paling sederhana dari seluruh
sistem genetika. Ciri virus yang telah diidentifikasi oleh para ilmuwan, adalah
sebagai berikut.
1. Virus
hanya dapat hidup pada sel hidup atau bersifat parasit intraselluler obligat,
misalnya dikembangbiakan di dalam embrio ayam yang masih hidup.
2. Virus
memiliki ukuran yang paling kecil dibandingkan kelompok taksonomi lainnya.
Ukuran virus yang paling kecil memiliki ukuran diameter 20 nm dengan jumlah gen
4, lebih kecil dari ribosom dan yang paling besar memiliki beberapa ratus gen,
virus yang paling besar dengan diameter 80 nm (Virus Ebola) juga tidak dapat
dilihat dengan mikroskop cahaya sehingga untuk pengamatan virus di gunakan
mikroskop elektron.
3. Nama
virus tergantung dari asam nukleat yang menyusun genomnya (materi atau partikel
genetik) sehingga terdapat virus DNA dan juga virus RNA.
4. Virus
tidak memiliki enzim metabolism dan tidak memiliki ribosom ataupun
perangkat/organel sel lainnya, namun beberapa virus memiliki enzim untuk proses
replikasi dan transkripsi dengan melakukan kombinasi dengan enzim sel inang,
misalnya Virus Herpes.
5. Setiap
tipe virus hanya dapat menginfeksi beberapa jenis inang tertentu. Jenis inang
yang dapat diinfeksi oleh virus ini disebut kisaran inang, yang penentuannya
tergantung pada evolusi pengenalan yang dilakukan virus tersebut dengan
menggunakan kesesuaian " lock and key atau lubang dan kunci " antara
protein di bagian luar virus dengan molekul reseptor (penerima) spesifik pada
permukaan sel inang. Beberapa virus memiliki kisaran inang yang cukup luas
sehingga dapat menginfeksi dan menjadi parasit pada beberapa spesies. Misalnya,
virus flu burung dapat juga menginfeksi babi, unggas ayam dan juga manusia,
virus rabies dapat menginfeksi mammalia termasuk rakun, sigung, anjing dan
monyet.
6. Virus
tidak dikategorikan sel karena hanya berisi partikel penginfeksi yang terdiri
dari asam nukleat yang terbungkus di dalam lapisan pelindung, pada beberapa
kasus asam nukleatnya terdapat di dalam selubung membran. Penemuan yang
dilakukan oleh Stanley Miller, bahwa beberapa virus dapat dikristalkan sehingga
virus bukanlah sel hidup, sebab sel yang paling sederhana pun tidak dapat
beragregasi menjadi kristal. Akan tetapi, virus memiliki DNA atau RNA sehingga
virus dapat juga tetapi, virus memiliki DNA atau RNA sehingga virus dapat juga dikategorikan
organisme hidup.
7. Genom
virus lebih beragam dari genom konvensional (DNA untai tunggal atau single
heliks) yang dimiliki oleh organisme lainnya, genom virus mungkin terdiri dari
DNA untai ganda, RNA untai ganda, DNA untai tunggal ataupun dapat juga RNA
untai tunggal, tergantung dari tipe virusnya. Walaupun virus memiliki berbagai
ukuran dan bentuk, mereka memiliki motif struktur yang sama, yaitu sebagai
berikut.
2.3 Struktur
Anatomi Virus
Tubuh virus terdiri atas: kepala, kulit (selubang
atau kapsid), isi tubuh, dan serabut ekor.
1.
Kepala
Kepala virus berisi DNA
dan bagian luarnya diselubungi kapsid.
2.
Kapsid
Kapsid adalah selubang yang berupa protein. Kapsid
terdiri atas bagian-bagian yang disebut kapsomer. Kapsomer
adalah subunit-subunit protein dengan jumlah jenis protein yang biasanya
sedikit, kapsomer akan bergabung membentuk kapsid, misalnya virus mozaik
tembakau yang memiliki kapsid heliks (batang) yang kaku dan tersusun dari
seribu kapsomer, namun dari satu jenis protein saja. Kapsid pada TMV(Tobacco Mozaik Virus) dapat terdiri atas satu rantai
pelipeptida yang tersusun atas 2.100 kapsomer. Kapsid juga terdiri atas protein
monomer protein-protein monomer yang identik, yang masing-masing terdiri dari rantai
peptida.
Kapsid
merupakan lapisan pembungkus DNA atau RNA, kapsid dapat berbentuk heliks
(batang), misalnya pada virus mozaik, ada yang berbentuk polihedral pada virus
adenovirus, ataupun bentuk yang lebih kompleks lainnya. Kapsid yang paling
kompleks ditemukan pada virus Bbakteriofaga (faga). Faga yang pertama kali
dipelajari mencakup tujuh faga yang menginfeksi bakteri Escherichia coli,
ketujuh faga ini diberi nama tipe 1 (T1), tipe 2 (T2), tipe 3 (T3) dan
seterusnya sesuai dengan urutan ditemukannya.
3.
Isi tubuh
Isi tubuh yang sering disebut virion. Adalah bahan genetik yakni asam
nukleat (DNA atau RNA), contoh adalah sebagai berikut.
a.
Virus yang isi
tubuhnya RNA dan bentuknya menyerupai kubus antara lain, polyomyelitis, virus
radang mulut dan kuku, dan virus influenza.
b.
Virus yang isi
tubuhnya RNA, protein, lipida, dan polisakarida, contohnya paramixovirus.
c.
Virus yang isi
tubuhnya terdiri atas RNA, protein, dan banyak lipida, contohnya virus cacar.
Tubuh virus tersusun atas senyawa-senyawa berikut:
1)
Asam nukleat,
asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat (RNA) sebagai bagian inti.
Asam nukleat pada virus diselubangi kapsid sehingga disebut nukleokapsid. Ada
dua macam nukleokapsid yaitu:
a)
Nukleokapsid
telanjang, misalnya pada TMV, adenovirus dan warzervirus (virus kulit).
b)
Nukleokapsid
yang masih diselubangi membran pembungkus misalnya viorus influenza dan virus
hespes.
2)
Protein,
merupakan komponen utama yang menyusun bagian terbesar dari kapsid.
3)
Lipid,
terdapat pada virus dalam bentuk fosfolipid, gikolipid, asam nukleat,
kolesterol dan lemak-lemak alami.
4)
Karbohidrat,
terdapat dalam bentuk ribose atau deoksirebose dalam asam nukleat.
4.
Ekor
Ekor virus merupakan alat penancap ketubuh organisme yang diserangnya.
Ekor virus terdiri atas tubus bersumbat yang di lengkapi benang / serabut.
2.4. Reproduksi Virus
2.4.1. Siklus lisis
Siklus lisis adalah siklus reproduksi atau replikasi
genom virus yang pada akhirnya menyebabkan kematian sel inang. Istilah lisis
mengacu pada tahapan akhir dari infeksi, yaitu saat sel inang bakteri lisis
atau pecah dan melepaskan faga yang dihasilkan di dalam sel inang tersebut.
Virus yang hanya dapat bereplikasi melalui siklus lisis disebut dengan virus
virulen.
·
Adsorbsi
Penempelan virus pada inang.
·
Injeksi/Penetrasi:
Virus melubangi membran sel inang dengan enzim lisozim. Setelah berlubang,
virus akan menyuntikkan materi genetiknya kedalam sitoplasma sel inang.
·
Sintesis/Replikasi :
Materi genetik dari virus akan menonaktifkan materi genetik sel
inangnya. Kemudian mengambil alih kerja sel inang. DNA dari virus, akan
menjadikan sel inang sebuah tempat pembentukan virus baru.
·
Perakitan :
Molekul-molekul protein
(DNA) yang telah terbentuk kemudian diselubungi oleh kapsid, berfungsi untuk
memberi bentuk tubuh virus.
·
Litik/ Lisis/ Pembebasan:
Virus-virus yang telah
matang akan berkumpul pada membran sel dan menyuntikkan enzim lisosom untuk
menghancurkan membran sel. Sel yang membrannya hancur itu akhirnya akan mati.
2.4.2. Siklus Lisogenik
Siklus
lisogenik merupakan siklus replikasi genom virus tanpa menghancurkan sel inang,
dengan kata lain faga berintegrasi ke dalam kromosom bakteri, integrasi ini
disebut profaga. Istilah lisogenik mengimplikasikan bahwa profaga pada kondisi tertentu
dapat menghasilkan faga aktif yang melisis inangnya dikarenakan adanya pemicu
dari lingkungan seperti radiasi atau adanya beberapa zat kimia tertentu, hal
inilah yang menyebabkan virus mengubah mekanisme reproduksinya dari cara
lisogenik menjadi cara lisis. Untuk membandingkan siklus lisis dengan siklus lisogenik
maka digunakan contoh virus temperata, yaitu virus yang dapat menjalankan kedua
cara replikasi tersebut di dalam suatu bakteri. Faga temperata atau yang
disebut dengan lambda (λ) mirip dengan T4, tetapi ekornya hanya memiliki satu serabut
ekor yang lebih pendek. Infeksi pada E. Coli yang disebabkan oleh virus dimulai
ketika faga mengikatkan diri pada permukaan sel dan menginfeksikan DNA-nya ke
dalam inang, kemudian DNA membentuk lingkaran yang terjadi selanjutnya
tergantung cara replikasinya, apakah dengan siklus lisis atau lisogenik. Selama
siklus litis, gen-gen virus dengan cepat mengubah sel inang menjadi semacam
pabrik yang memproduksi virus dan sel tersebut segera lisis dan melepaskan
virusnya. Genom virus berperilaku berbeda-beda, selama siklus lisogenik,
molekul DNA dimasukkan melalui rekombinasi genetik (pindah silang) ke dalam suatu
tempat spesifik di kromosom sel inang, virus ini kemudian disebut dengan
profaga. Satu gen profaga mengkode suatu protein yang menghambat ekspresi
sebagian besar gen-gen profaga lainnya. Dengan demikian, genom faga lebih
banyak diam saat berada di dalam bakteri, lalu bagaimana faga tersebut
bereplikasi? Setiap kali E. coli bersiap-siap membelah diri, E. coli juga
mereplikasi DNA faga bersama-sama dengan DNA-nya sendiri dan menurunkan
salinannya kepada keturunannya. Satu sel yang terinfeksi dengan cepat dapat menghasilkan
satu populasi besar bakteri yang membawa virus tersebut di dalam bakteriofaga.
Mekanisme ini membuat virus dapat berprofagasi tanpa membunuh sel inang tempat
mereka bergantung.
Tahap
siklus:
·
Adsorpsi dan penetrasi
Virus
menempel pada permukaan sel inang dengan reseptor protein yang spesifik lalu
menghancurkan membran sel dengan enzim lisozim, virus melakukan penetrasi pada
sel inang dengan menyuntikkan materi genetik yang terdapat pada asam nukleatnya
kedalam sel.
·
Penyisipan gen virus
Asam
nukleat dari virus yang telah menembus sitoplasma sel inang kemudian akan
menyisip kedalam asam nukleat sel inang, tahap penyisipan tersebut kemudian
akan membentuk provirus (pada bakteriofage disebut profage). Sebelum terjadi
pembelahan sel, kromosom dan provirus akan bereplikasi.
·
Pembelahan sel inang
Sel
inang yang telah disisipi kemudian melakukan pembelahan, provirus yang telah
bereplikasi akan diberikan kepada sel anakan dan siklus inipun akan kembali
berulang sehingga sel yang memiliki profage menjadi sangat banyak.
2.4. Klasifikasi Virus
2.4.1. Klasifikasi Virus Berdasarkan Jenis Sel Inang
Berbagai jenis virus diklasifikasikan berdasarkan jenis sel inang.
Inang spesifik terutama ditentukan dari kesesuaian reseptor pada permukaan sel
inang tempat virus melekat. Berdasarkan jenis sel inangnya, virus
diklasifikasikan dalam empat kelompok yaitu: virus bakteri, virus mikroorganime
eukariot, virus tumbuhan dan virus hewan.
1. Virus Bakteri
Virus bakteri adalah virus yang sel inangnya merupakan sel
bakteri. Virus bakteri mengandung materi genetik berupa DNA. Contoh virus
bakteri adalah Escherichioa coli.
Gambar bakteri Escherichioa coli : B II
2. Virus Mikroorganisme Eukariot
Virus mikroorganisme eukariot adalah virus yang sel inangnya
berupa mikroorganisme yang tergolong eukariotik, seperti protozoa dan jamur.
Virus ini mengandung RNA. Contoh virus mikroorganisme eukariot adalah protozoa dan jamur.
3. Virus Tumbuhan
Virus tumbuhan adalah virus yang sel inangnya adalah tumbuhan yang
sebagian besar
mengandung RNA. Contoh virus tumbuhan adalah tobacco mosaic virus (TMV) dan
Beet Yellow Virus (BYV).
4. Virus Hewan
Virus yang sel inangnya adalah sel hewan atau sel manusia. Virus
ini mengandung DNA dan RNA. Contoh virus hewan adalah virus pada mulut dan kaki
sapi serta virus rabies pada anjing, virus Poliomylitis, virus Vaccina, dan
virus Influenza.
2.4.2.
Klasifikasi Virus Berdasarkan Kandungan Materi Genetik
Berdasarkan kandungan materi genetiknya, virus diklasifikasikan
dalam dua kelompok yaitu: virus DNA dan virus RNA
1. Virus DNA
a) Poxivirus,
b) Herpesvirus,
c) Adenovirus dan
d) Papovirus.
2.Virus RNA
a) Parmyxovirus,
b) Myxovirus,
c) Reustrovirus,
d) Rhabdovirus,
e) Reovirus,
f) Togavirus dan
g) Picornavirus
2.4.3 Berdasarkan
Bentuk Dasar
a.
Virus bentuk Ikosahedral, berbentuk tata ruang yang dibatasi oleh 20
segitiga sama sisi, dengan sumbu rotasi ganda, contohnya virus polio dan adenovirus.
b.
Virus bentuk Heliks, menyerupai batang panjang, nukleokapsid merupakan
suatu struktur yang tidak kaku dalam selaput pembungkus lipoprotein yang
berumbai dan berbentuk heliks, memiliki satu sumbu rotasi. Pada bagian atas
terlihat RNA virus dengan kapsomer, misalnya virus influenza, TMV.
c.
Virus bentuk Kompleks, struktur yang amat kompleks dan pada umumnya
lebih lengkap dibanding dengan virus lainnya. Contoh virus pox (virus cacar)
yang mempunyai selubung yang menyelubungi asam nukelat.
2.4.4 Berdasarkan
Ada Tidaknya Selubung yang Melapisi Nukleokapsid
a.
Virus berselubung.
Virus ini memiliki nukleokapsid yang dibungkus oleh
membran. Membran terdiri dari dua lipid dan protein, (biasanya glikoprotein).
Membran ini berfungsi sebagai struktur yang pertama-tama berinteraksi. Contoh:
Herpesvirus, Corronavirus, dan Orthomuxovirus.
b.
Virus telanjang. Nukleokapsid tidak diselubungi oleh lapisan yang lain. Hanya memiliki
capsid (protein) dan asam nukleat (naked virus). Contoh: Adenoviruses, Papovaviruses,
Parvoviruses, Picornaviruses, Reoviruses.
2.4.5
Berdasarkan Jumlah Kapsomer
a.
Virus dengan 252 kapsomer, contoh adenovirus
b.
Virus dengan 162 kapsomer, contoh herpesvirus
c.
Virus dengan 72 kapsomer, contoh papovavirus
d.
Virus dengan 60 kapsomer, contoh picornavirus
e.
Virus dengan 32 kapsomer, contoh parvovirus
2.5. Peranan Virus bagi Kehidupan
2.5.1. Peranan virus yang menguntungkan antara lain adalah sebagai
berikut.
1. Anti bakterial
Dapat
menghancurkan bakteri-bakteri yang mengganggu, misalnya bakteri pengganggu pada
produk makanan yang diawetkan.
2. Pembuatan insulin
Virus
penyebab kanker dapat dicangkokkan bersama gen-gen penghasil insulin atau zat
lain ke bakteri sehingga bakteri tersebut berbiak dengan cepat dan sekaligus
memproduksi insulin atau zat lain.
3. Pembuatan vaksin
Contoh
kasus pada akhir tahun 1700, Edward Jenner seorang dokter asal Inggris mengetahui
dari pasien-pasien di pedesaan bahwa para pemerah susu yang telah terkena cacar
sapi (penyakit ringan yang menginfeksi sapi) ternyata resisten terhadap infeksi
cacar sesudahnya. Dalam percobaannya, Jenner menggoreskan jarum yang mengandung
cairan dari luka seorang pemerah sapi yang telah terkena cacar sapi ke seorang
anak laki-laki. Anak tersebut ternyata resisten terhadap wabah cacar. Virus
cacar sapi dengan virus cacar sangat mirip sehingga sistem imun tidak dapat membedakan
adanya partikel asing. Selain vaksin cacar juga sudah ditemukan vaksin lainnya,
misalnya vaksin polio, vaksin rubela, vaksin campak dan vaksin gondongan.
2.5.2.
Peranan virus yang merugikan bagi kehidupan kita adalah sebagai berikut.
1.
Penyakit pada tanaman
·
Penyakit mozaik pada tanaman tembakau
yang disebabkan tanaman diserang virus Tobacco Mozaik Virus (TMV).
·
Burik kuning menyerang pada tanaman padi
dan aster melalui plasmodesmata sehingga menyebar ke seluruh tubuh tanaman. Ini
disebabkan plasmodesmata berfungsi untuk menghubungkan ruang-ruang antar sel.
·
Tanaman yang terserang virus tungro,
pertumbuhannya akan terhambat sehingga tampak kerdil, penyebarannya oleh
perantara serangga wereng coklat dan wereng hijau berpindah dari tanaman satu
ke tanaman lainnya.
2.
Penyakit pada hewan
a. Polyoma penyebab tumor
b. New
Castle Disease (NCD), menyerang sistem saraf pada ternak unggas, missal ayam. NCD umumnya disebut dengan tetelo.
c. Rabies yang dapat menyerang pada anjing,
kucing, rakun serta monyet.
d. Adenovirus
penyebab penyakit saluran pernafasan, beberapa menyebabkan tumor pada hewan
tertentu.
3.
Penyakit pada manusia
a. AIDS
HIV merupakan virus
yang menyebabkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), suatu penyakit
yang menyerang sistem kekebalan tubuh. HIV merupakan golongan virus yang jarang
terdapat pada manusia, yaitu retrovirus. Retrovirus merupakan virus RNA yang
dapat membuat DNA melalui proses transkripsi balik. Oleh karenanya, virus ini
melengkapi diri dengan enzim spesifik reverse transcriptase. HIV menyerang
limfosit T4 yang mempunyai peranan penting dalam mengatur imunitas. Seseorang
yang mengidap HIV jumlah limfosit T akan menurun. Sekali terinfeksi HIV maka
seumur hidup orang tersebut akan membawa virus HIV. Virus HIV terdapat pada
darah, cairan sperma, cairan yang dihasilkan vagina dan cairan tubuh lainnya
dari penderita AIDS.
b. Hepatitis B
Hepatitis B, virus ini
berkembang di dalam jaringan hati sehingga dapat mengakibatkan terjadinya
kerusakan sel-sel hati. Tanda dan gejala hepatitis B pada keadaan akut adalah
nafsu makan berkurang, mual, lesu, muntah dan demam, nyeri sendi, setelah 3-10
hari air seni berwarna gelap (coklat) seperti teh, kulit dan bagian putih mata
berwarna kuning. Penyakit ini dapat dicegah
dengan vaksinasi, diharapkan terbentuk kekebalan terhadap penyakit hepatitis
B dengan daya lindung kurang lebih lima tahun, kemudian usaha yang dapat kita
lakukan adalah dengan mengkonsumsi makanan yang tinggi kalori dan proteinnya,
istirahat cukup, tidak mengkonsumsi makanan dan minuman yang beralkohol,
mengkonsumsi obat dan vitamin yang berfungsi memperbaiki fungsi hati.
c. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Dengue yang ditularkan
melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti menunjukkan gejala panas tinggi mendadak
dan terus menerus selama 2-7 hari, nafsu makan dan minum turun, lemah, mual,
muntah, sakit kepala, sakit perut, nyeri ulu hati, bintik merah di kulit, pendarahan
di gusi dan hidung, berak darah, muntah darah.
d. Influenza
Influenza disebabkan
oleh infeksi virus Orthoneovirus, ditularkan
lewat udara dan masuk ke alat-alat pernafasan. Tanda dan gejalanya adalah
demam, sakit kepala, nafsu makan menurun, nyeri otot, biasanya akan sembuh
sendiri dalam 3-7 hari. Pencegahan dengan jalan menjaga daya tahan tubuh serta
menghindari interaksi dengan penderita.
e.
SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) atau sindrom pernafasan akut.
Disebabkan oleh virus
baru yang bermutasi dari virus Corona. Virus ini menyerang sistem pernafasan.
1) Gejala awal demam
lebih dari 38 0C tubuh, menggigil.
2) Masa inkubasi 2
sampai 10 hari.
3) Lemah, letih dan
lesu.
4) Batuk kering dan
sesak nafas karena kekurangan oksigen.
f. Polio
Virus polio memiliki
capsid dengan bentuk icosahendral,
virionnya tidak berselubung, sferis dan
berukuran 20-30 nm, termasuk RNA virus. Manusia merupakan satu-satunya inang alami
virus polio. Virus ini menyerang sel-sel yang membatasi saluran pencernaan dan
selsel susunan saraf pusat, masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman atau pernafasan.
Gejala klinik infeksi virus polio adalah demam, malaise, sakit tenggorokan, sakit
kepala, meningitis aseptic, poliomyelitis paralitik (lumpuh). Pencegahannya
dilakukan dengan vaksinasi secara oral.
g. Smallpox (cacar)
Virus cacar (virus
variola, smallpox virus) merupakan virus DNA dengan ukuran 250 - 400 nm. Manusia merupakan satusatunya inang
alami virus ini, meskipun dapat pula menyerang kera Infeksi awal virus variola pada
manusia terjadi pada membran mukosa saluran pernafasan bagian atas. Virus ini
memperbanyak diri dalam mukosa dan jaringan limfa sehingga terjadi verimia pertama.
Veremia sekunder terjadi setelah perkembangbiakan virus dalam organ-organ yang
mengakibatkan erupsi pada kulit dan membran mukosa.
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Virus adalah parasit
berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis yang memiliki
ciri-ciri antara lain : hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron dan lolos
dari saringan bakteri (bakteri filter); virus berukuran amat kecil, jauh lebih
kecil dari bakteri, yakni berkisar antara 20 mµ-300mµ (1 mikron = 1000
milimikron); aktivitasnya harus di sel makhluk hidup; virus hanya tersusun oleh
satu asam nuklead RNA atau DNA dan selubung protein; virus umumnya berupa
semacam hablur (kristal) dan bentuknya sangat bervariasi; virus bersifat
aseluler (tidak mempunyai sel); nama virus tergantung dari asam nukleat yang
menyusun genomnya (materi atau partikel genetik) sehingga terdapat virus DNA
dan juga virus RNA. Struktur anatomi virus terdiri dari kepala, kapsid, tubuh,
dan ekor. Reproduksi sel terjadi melalui dua siklus yaitu siklus lisis (siklus
dengan menghancurkan sel inang) dan siklus lisogenik (siklus tanpa
menghancurkan sel inang). Klasifikasi virus dapat dibagi dua yaitu berdasarkan jenis
sel inang, kandungan materi genetic, bentuk dasar,
ada tidaknya selubung yang melapisi nukleokapsid, jumlah kapsomer. Virus dapat memberikan keuntungan bagi
kehidupan manusia, diantaranya : anti bacterial, pembuatan insulin, pembuatan
vaksin. Selain memiliki keuntungan, virus juga memiliki kerugian, yaitu
menyebabkan penyakit pada manusia, hewan, dan tanaman.