BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Penggunaan

Terapi
refleksi merupakan pemberian energi yang dimasukan ke dalam tubuh untuk
memperlancar peredaran darah, melenturkan otot-otot, meningkatkan daya tahan
tubuh, stres, nyeri, dan ketegangan bisa
dihilangkan, kekuatan dan kelenturan pikiran, tubuh, dan emosi bisa
ditingkatkan, tidur bisa lebih berkualitas, restrukturisasi tulang, otot, dan
organ dapat dibantu, cedera baru dan lama bisa disembuhkan, konsentrasi dan
ingatan dapat ditingkatkan, bahkan rasa percaya diri dan harmoni bisa
disegarkan (Harapan, 2009).Pamungkas (2009), juga menyatakan bahwa terapi
refleksi ini bisa menyembuhkan hampir semua penyakit, tetapi tujuan utama dari
terapi refleksi ini untuk kebugaran dan secara tidak langsung dapat mencegah
penyakit.
Secara
teoretis, terapi ini bisa untuk menyembuhkan segala penyakit termasuk penyakit
infeksi. Infeksi bisa terjadi akibat badan dalam keadaan lemah. Badan tidak
sanggup menghadapi kuman. Dengan pijat refleksi, daya tahan tubuh dapat ditingkatkan
karena semua organ menjadi dalam keadaan siaga, kerja samanya juga menjadi lebih sempurna sehingga efeknya lebih besar
untuk melawan serangan kuman.
Selain
itu, pijat refleksi juga mampu mencegah munculnya penyakit kronis. Karena
melalui pijat refleksi, akan diketahui organ-organ dalam tubuh yang bermasalah,
seperti hati, ginjal, limpa, paru-paru, jantung, dan pankreas. Organ-organ itu
berhubungan dengan saraf di telapak kaki. Telapak kaki bagian atas, misalnya,
berhubungan dengan dada dan paru-paru. Jika seseorang merasakan sakit saat
pemijatan pada saraf tersebut, menandakan bahwa terdapat masalah pada
paru-parunya. Pijat refleksi makin efektif apabila ditunjang dengan asupan
makanan yang sehat, cara kebiasaan hidup yang baik, dan cukup berolahraga.
1.2 Proses
Cara
kerja refleksologi belum diketahui secara pasti. Namun ada beberapa teori
yang bisa mewakilinya. Teori yang paling
populer adalah refleksologi bekerja dengan mengirim pesan menenangkan ke sistem
saraf pusat dengan perantara saraf perifer pada tangan dan kaki.Pesan ini
kemudian memerintahkan tubuh untuk mengurangi tingkat ketegangan sehingga
memicu relaksasi dan melancarkan aliran darah. Teori kedua menyatakan bahwa
stimulasi yang dihasilkan dari sesi refleksologi akan merangsang tubuh untuk
melepaskan endorfin dan monoamina, dua senyawa yang berfungsi mengontrol rasa
sakit dan merangsang relaksasi.
Sedang
teori ketiga, yang disebut Teori Zona, menyatakan refleksologi bekerja dengan
cara yang mirip dengan akupunktur. Teori ini mengatakan bahwa tubuh dibagi
menjadi 10 zona vertikal, dan bahwa setiap otot dan organ dalam tubuh dapat
dirangsang dengan melakukan tekanan atau pijitan pada tangan dan kaki.
Sesi
refleksologi umumnya akan dimulai dengan pemanasan pada kaki. Metode pijat refleksi
selanjutnya adalah memijat atau menekan titik refleksi pada kaki atau tangan. Pemijatan
atau penekanan titik refleksi ini bertujuan untuk merangsang saraf-saraf yang
berhubungan dengan organ tubuh yang sakit atau mengalami gangguan. Titik-titik refleksi
sebenarnya terdapat di seluruh tubuh. Peredaran darah ke seluruh tubuh melalui
jalur saraf berhubungan dengan seluruh organ tubuh. Jalur saraf tersebut ada
yang melewati kaki dan tangan. Pada daerah kaki dan tangan, terdapat
serabut-serabut saraf yang menjadi titik-titik refleks. Titik-titik refleksi
pada kaki atau tangan akan memberikan rangsangan secara refleks (spontan) pada
saat dipijat atau ditekan. Rangsangan tersebut akan mengalirkan semacam
gelombang kejut atau listrik menuju otak. Gelombang tersebut diterima otak dan
diproses dengan cepat, lalu diteruskan menuju saraf pada organ tubuh yang
mengalami gangguan. Salah satu penyebab organ tubuh mengalami gangguan atau
sakit adalah adanya penyumbatan aliran darah menuju organ tersebut. Saat titik
refleks dipijat atau ditekan, gelombang yang merambat akan menghancurkan atau
memecah penyumbatan tesebut sehingga aliran darah akan kembali lancar.
1.3 Dampak
Refleksologi
bisa menghasilkan berbagai perubahan fisik dalam tubuh. Reaksi yang paling umum
dijumpai adalah relaksasi tubuh yang sangat bermanfaat untuk kesehatan dan
kesejahteraan secara umum. Terapi pijat refleksi kaki dapat
memberikan efek relaksasi yang serupa dengan ketika berjalan di atas bebatuan.
Pemijatan pada telapak kaki akan memberikan rangsangan yang mampu memperlancar
aliran darah dan membantu pembuangan produk limbah.
Aliran darah yang lancar memungkinkan nutrisi penting mencapai sel-sel tubuh. Sirkulasi
aliran darah yang lancar juga akan memberikan efek relaksasi dan kesegaran pada
seluruh anggota tubuh. Pijatan dan tekanan pada
refleksologi mampu memberikan banyak manfaat seperti halnya terapi pijat yang
lain.
Laporan
Simposium Refleksologi Cina di tahun 1996 menemukan bahwa refleksologi kaki
93,63% efektif merawat 63 penyakit. Setelah menganalisa 8.096 kasus, Dr. Wang
Liang melaporkan bahwa refleksologi efektif dalam menyembuhkan 48,68% dari
semua kasus yang ada dan efektif untuk merawat 44,95% kasus. Studi lainnya di
Inggris, melibatkan 15 wanita yang mendapatkan sesi setengah jam refleksologi
selama delapan minggu. Hasil temuan mendapati adanya perbaikan fisik dan
emosional yang nyata, peningkatan kepercayaan diri, untuk tetap termotivasi dan
juga konsentrasi.
BAB II
KONSEP TEORI
2.1 Pengertian
Refleksi
mencakup penekanan pada beberapa bagian dari kaki, tangan dan telinga dengan
tujuan untuk memperbaiki kesehatan. Refleksologi adalah teknik penyembuhan
alternatif untuk mengurangi ketegangan, meningkatkan sirkulasi, dan
mempromosikan fungsi alami dari tubuh melalui penerapan tekanan pada berbagai
titik-titik tertentu di kaki - tangan dan bagian bagian tubuh lainnya. Selain
itu, refleksologi juga didefinisikan sebagai cara pengobatan dengan merangsang
berbagai daerah refleks (atau zona atau mikrosistem) di kaki, tangan, dan
telinga yang ada hubungannya dengan (atau mewakili) berbagai kelenjar, organ,
dan bagian tubuh lainnya.
2.2 Konsep
Prinsip
pijat refleksi pada dasarnya adalah memanipulasi titik pusat simpul saraf atau
pengendali refleks di titik meridian. Bila energi di jalur meridian berjalan
lancar artinya tubuh dalam kondisi sehat. Sebaliknya, jika ada gangguan kerja
organ tubuh akan pincang dan bereaksi dalam bentuk gejala sakit. Dalam terapi
pemijatan, rasa sakit ini biasanya timbul karena titik-titik refleksi tersebut
menjadi sangat sensitif terhadap rangsangan saat dilakukan pemeriksaan atau
diagnosa. Setelah terdiagnosa, pemijatan suatu organ tubuh bisa dilakukan
melalui kaki atau tangan. Jika dilakukan dengan benar dan tepat pada titik
pusat simpul saraf yang mengalami gangguan, bukan gejala sakit saja yang hilang
tetapi juga penyebabnya.
Refleksologi
menggunakan teknik urutan pada 62 titik utama yang ada pada telapak kaki
seseorang. Titik titik refleksi mempunyai hubungan dengan organ utama pada tubuh
antaranya jantung, paru-paru, ginjal, organ seks dan otak.
1. Titik
refleksi pada kaki bagian bawah (telapak), titik-titik refleksi pada telapak
kaki berhubungan dengan seluruh organ tubuh. Titik-titik refleksi dibagi
menjadi bagian bawah jari-jari, telapak bagian depan, telapak bagian tengah,
dan telapak bagian belakang. Titik refleksi pada bagian bawah jari-jari kaki
berhubungan dengan organ otak, dahi, hidung, leher, mata, dan telinga. Titik
refleksi pada telapak bagian depan berhubungan dengan bahu, pundak (otot
trapezius), kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, dan paru-paru. Titik refleksi
pada telapak bagian tengah berhubungan dengan lambung, usus 12 jari, pankreas,
kelenjar adrenalin, ginjal, jantung, usus besar, dan limpa. Titik refleksi pada
telapak bagian belakang berhubungan dengan ureter (saluran kencing), usus
kecil, kandung kemih, rektum, anus, lutut, insomnia, dan kelejar reproduksi.
2. Titik
refleksi pada punggung kaki, titik-titik refleksi pada punggung kaki bagian
depan berhubungan dengan kelenjar getah bening, organ keseimbangan, dada, sekat
rongga dada dan perut, amandel, rahang, dan saluran pernapasan. Titik refleksi
pada punggung kaki bagian belakang dan samping berbuhubungan dengan bahu,
lutut, indung telur atau testis, sendi pinggul, tulang tungging, tulang
belikat, sendi siku, tulang rusuk, dan pinggul.
3. Titik
refleksi pada kaki bagian samping dalam, titik refleksi pada kaki bagian depan
berhubungan dengan hidung, leher, kelenjar paratiroid, dan punggung. Titik
refleksi pada kaki bagian belakang berhubungan dengan pinggang, kandung kemih,
kelangkang, tulang paha, kelenjar getah bening, rahim, prostat, tulang rusuk,
dan dubur.
Gambar. Titik Refleksi
Kaki
Terapi
pijat refleksi kaki harus dilakukan secara menyeluruh. Artinya, pemijatan tidak
hanya pada satu titik syaraf telapak kaki tertentu saja. Contohnya, pada proses
penanganan kasus telinga berdenging , tidak hanya menekan titik syaraf kaki
yang berhubungan dengan telinga. Pemijatan titik syaraf telapak kaki yang
berhubungan dengan organ kepala, ginjal, dan kelenjar getah bening juga
harus dilakukan. Hal ini disebabkan
semua organ tersebut berkaitan dengan organ telinga.
Sebagian
orang akan merasa lebih baik saat pertama kali dipijat refleksi tetapi untuk
sebagian orang dampak pijat refleksi tidak dapat langsung dirasakan. Untuk itu,
sebaiknya pijat refleksi harus dilakukan secara bertahap dalam kurun waktu
tertentu. Jika terlalu cepat juga kurang baik dan jika terlalu lama maka
toksin-toksin akan kembali mengendap. Sebaiknya lakukan pijat berikutnya 3 - 4
hari setelah pijat yang sebelumnya atau disesuaikan dengan kondisi tubuh
pasien.
2.3 Indikasi
Refleksologi
telah lama dikenal sebagai terapi alternatif untuk mengatasi gangguan pada
saraf dan peredaran darah. Selain itu, refleksi juga berfungsi untuk :
·
Meningkatkan daya tahan individu
·
Mengurangi risiko tulang rapuh atau
keropos
·
Menyeimbangkan tata letak badan
·
Melancarkan pergerakan
·
Menguatkan otot kaki
·
Mengurangi risiko kencing tidak
lancar
·
Menguatkan tulang dan pinggul
·
Mengurangi risiko sakit sendi
·
Meredakan rasa letih
·
Menghindarkan risiko sembelit
·
Mengurangi masalah usus
·
Mengurangi masalah organ reproduksi.
·
Membantu
mengatasi sakit kepala
·
Membantu
mengatsi depresi
·
Membantu
mengatasi sindrom pra-haid, asma, dan penyakit kulit
2.4 Kontra
Indikasi
Pijat refleksi
termasuk salah satu metode penyembuhan atau terapi kesehatan yang tidak
menimbulkan efek samping selama
dilakukan secara baik dan sesuai petunjuk. Namun ada
beberapa penyakit yang tidak bisa disembuhkan dengan cara dipijat refleksi antara
lain :
1.
Matinya urat saraf akibat
kecelakaan, benturan, stroke atau penyakit lainnya. Pemijatan pada daerah
refleksi tidak boleh dianjurkan sebab tidak akan memberikan reaksi atau respon
terhadap organ yang berhubungan dengan daerah refleksi.
2.
Tumpulnya kepekaan urat saraf karena
terlalu banyak minum obat kimia. Terlalu sering dan banyak meminum obat
kimia dapat membuat urat saraf menjadi tumpul atau kurang peka, karena peran yang
alami telah di gantikan atau dimatikan oleh obat kimia tersebut.
3.
Kanker yang terlalu parah karena
telat ditangani.
BAB III
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SOP)
3.1
Pijat
Refleksi Kaki
I.
Tahap Persiapan
A.
Persiapan klien :
·
Memperkenalkan diri
·
Menjelaskan tujuan
·
Menjelaskan langkah-langkah yang
akan dilakukan
B.
Persiapan Lingkungan :
Menutup
pintu atau memasang sampiran
C.
Persiapan Alat
·
Minyak urut
·
Waskom 1 buah
·
Air Hangat
·
Garam
·
Handuk 1 buah
II.
Tahap Pelaksanaan
1.
Cuci tangan
2.
Rendam kaki pasien dalam air hangat
yang telah dibubuhi garam selama 10-15 menit
3.
Keringkan kaki pasien dengan handuk
4.
Minta pasien untuk berbaring dan
anjurkan pasien untuk rileks
5.
Pakailah minyak ketika akan
melakukan teknik pijatan refleksi.
6.
Ketika dipijat, apabila makin sakit
maka makin baik. Namun harus diperhatikan pula daya tahun dari penderita,
sebab setiap orang berbeda-beda daya tahannya. Maka dari itu para pemijat
refleksi harus memberi tahu pasiennya agar menahan sakit ketika dipijat.
Apabila penderita menahan sakit sampai pucat pada mukanya, berarti sakitnya
melampaui daya tahannya, maka dari itu perlu diistirahatkan.
7.
Daerah refleksi yang terdapat pada
titik kaki, cara memijat refleksi pada titik kaki yaitu dari arah bawah ke
atas. Kemudian untuk disekitar titik betis memijatnya menurut arah aliran
darah.
8.
Ketika melakukan pijat refleksi pada
kaki perlu menggunakan tulang jari telunjuk yang dilipatkan untuk memijat,
khusus pada titik refleksi yang letaknya agak tersembunyi atau telapak kaki
yang banyak dagingnya.
9.
Lama waktu ketika melakukan pijat
refleksi adalah sekitar 30 – 40 menit. Tetapi juga bergantung kepada
penyakit yang diderita serta daya tahan tubuh pasien.
10. Setiap titik
refleksi hanya dipijat 5-9 menit dalam sekali pengobatan.
11. Bagi
penderita penyakit jantung, kencing gula, lever, kanker jangan memijat dengan
keras. Tiap daerah refleksi pada titik kaki tidak lebih dari 2 menit.
12. Selama
pemijatan, hentikan terlebih dahulu obat-obatan dari apotik / dokter. Hal
ini karena dapat menghambat kesembuhan, terkecuali penderita penyakit Jantung
dan kencing gula, obat-obat tersebut tetap diperlukan.
13. Kebanyakan
orang memerlukan waktu perawatan 4-8 minggu untuk memperoleh hasil yang memuaskan.
Tetapi bagi pasien berpenyakit kronis dipijat 3x dalam seminggu atau 2 hari
sekali. Jangan memijat setiap hari
14. Setelah
selesai memijat, cuci tangan hingga bersih
15. Anjurkan
pasien untuk minum air putih 2-3 gelas
atau 500 cc. Hal ini akan membantu membuang kotoran di dalam tubuh pasien.
Khusus untuk penderita penyakit ginjal, jangan minum air putih setelah pijat
refleksi lebih dari 150 cc.
III.
Tahap Akhir
A.
Evaluasi persaan klien
B.
Kontrak waktu untuk kegiatan
selanjutnya
C.
Dokumentasikan prosedur dan hasil
observasi
3.2
Pijat Refleksi Tangan Sederhana ( Dilakukan
Sendiri)
I.
Tahap Persiapan
1.
Cuci hingga tangan hingga bersih,
pastikan kuku tidak panjang
2.
Lakukan pemanasan tangan dengan
senam ringan atau peregangan tangan
II.
Tahap Pelaksanaan
1.
Lakukan pijat seperti
pada gambar 1 dengan tekanan yang cukup, tahan tiap titik pijatan 2-3 detik,
bisa juga diguyer, lakukan berulang-ulang disekitar titik itu, terus hingga pada
titik seperti gambar 2
Gambar. 1
Gambar. 2
2.
Setelah itu lanjutkan
seperti pada gambar 3. Bisa juga lakukan pijatan ditiap ujung jari.
Gambar.
3
3.
Teknik merangkai antar jari kedua
tangan juga bisa dilakukan seperti pada gambar 4. Tentu bukan sekedar
merangkai, namun juga sambil memberi tekanan, jari-jari saling memijit atau
salaing menarik.
Gambar.
4
Untuk
hasil yang optimal bisa dipelajari zona refleksi tangan seperti pada gambar di
bawah ini.